Nasional
Bukan Hanya Calon Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa Kini Dikaitkan dengan Resuffle Kabinet
Sebelumnya Jenderal TNI Andika Perkasa disebut-sebut jadi calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto, kini dikaitkan dengan kabinet menteri.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Nama Jenderal TNI Andika Perkasa dikaitkan dalam resuffle kabinet menteri pemerintahan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.
Isu resuffle terus menguat di tengah kondisi politik yang semakin dinamis.
Diketahui, sebelumnya Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu disebut-sebut menjadi calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto,
kini nama dikaitkan dengan isu reshuffle kabinet pemerintahan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.
Nama jenderal ini digadang-gadang termasuk salah satu calon yang dianggap memenuhi kriteria yang layak untuk menjadi Kepala BIN.
Dikutip dari Tribun Timur, tidak hanya sejumlah menteri yang bakal diganti, reshuffle ditengarai juga akan menyentuh pos-pos jabatan lain, diantaranya Panglima TNI dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) atau KaBIN.
Terkait posisi Kepala BIN, sumber internal menyebut posisi ini akan diisi oleh sejumlah nama besar petinggi TNI.
Mereka antara lain Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa, Kepala Badan Intelejen Strategis (Kabais), Letjen TNI Joni Supriyanto, nama mantan Kepala BNPB Letjen TNI (Purn) Doni Monardo serta Mayjen TNI (Purn) Hartomo.
Nama-nama tersebut dianggap memenuhi kriteria yang layak untuk menjadi Kepala BIN.
Dua nama terakhir yakni Doni Monardo dan Hartomo adalah Jenderal TNI yang karirnya melejit di masa pemerintahan Presiden SBY.
Dikehui Letjen TNI (Purn) Doni Monardo pernah menjabat sebagai Danjen Kopassus, sementara Mayjen TNI (Purn) pernah diangkat menjadi Gubernur Akmil dan Kepala Bais TNI.
Kedua jenderal itu masuk ke dalam bursa calon Kepala BIN karena dianggap memiliki kemampuan dan pengalaman intelejen.
Analis politik sekaligus Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam menyebut kapasitas intelejen menjadi kriteria yang harus dimiliki untuk menjadi calon kandidat Kepala BIN.
Kapasitas tersebut harus melingkupi kemampuan mengolah data, mencari data dan memvalidasi data untuk kepentingan pembuatan kebijakan pemerintah.
“Siapa yang layak untuk duduk jadi Kepala BIN saya kira basisnya adalah basis kapasitas (Intelejen).
Kemampuan dalam mengolah data, mencari data, dan memvalidasi data, sehingga data itu bisa digunakan sebagai basis pijakan pemerintah
dalam membuat berbagai kebijakan,” kata Arif, dalam keterangan tertulis, Rabu (20/10/2021).
Menurut Arif, keempat figur tersebut memang tercatat memiliki kapasitas dan pengalaman dalam dunia intelijen.
Namun lantara jabatan Kepala BIN ini tidak lepas dari muatan politis, ia menambahkan kapasitas intelejen juga harus dibarengi dengan dukungan politik.
“Kalau dilihat dari basic-nya sebagai intelejen tentara (TNI), tentu saja semua memiliki pengalaman dalam dunia intelijen," katanya.
"Tetapi kemudian bahwa Kepala BIN ini bisa dibilang memiliki muatan politis, tentu saja kapasitasnya harus dibarengi oleh back up politik
sehingga dia layak dan dipilih pak Jokowi menjadi Kepala BIN,” tutup Arif.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Sempat Disebut Calon Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa Kini Dikaitkan Soal Resuffle Kabinet, https://jabar.tribunnews.com/2021/10/21/sempat-disebut-calon-panglima-tni-jenderal-andika-perkasa-kini-dikaitkan-soal-resuffle-kabinet?page=all.