Pembunuhan
Saksi Sempat Lihat Yosef Menelepon Sambil Marah-marah Sebelum Lapor Polisi, Fakta Baru Kasus Subang
Dede mulai menceritakan polisi meminta bantuannya untuk mengumpulkan para saksi, termasuk di antaranya para remaja.
Lanjut Ujang bercerita karena melihat darah yang masih segar itu, ia pun langsung berinisiatif melapor ke Ketua RT.
“Pak RT, Pak RT kaditu heula, di bumi Pak Yosef aya seeur darah,” ucap Ujang.
Setelah Ujang melapor Ketua RT, karena kondisi jalan, Dede memutuskan melewati jalan kebun di sekitar rumah TKP.
Melihat situasi di depan rumah sudah ramai, ia melihat kondisi TKP berada di belakang.
Di sana betapa terkejutnya Dede melihat banyaknya darah di pintu belakang.
Kemudian, Dede mulai menceritakan polisi meminta bantuannya untuk mengumpulkan para saksi, termasuk di antaranya para remaja.
Kemudian, Dede mengabsen satu per satu saksi yang ia kumpulkan tersebut.
Dede pun menceritakan adanya saksi bernama Wawan yang melihat Yosef menelepon sambil marah-marah.
Ia pun meminta kepada Wawan untuk mengatakan keterangan tersebut kepada polisi.
“Sok atuh Wan saurkeun anu nelepon enjing-enjing Pak Yosef teh, kumaha kronologina ka Pak Aep (polisi),” ujar Dede menirukan ucapannya saat itu.
Dede ketua RT di lokasi kejadian penemuan mayat anak dan ibu di Desa Jalan Cagak Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang pada Rabu (18/8/2021) (Tribun Jabar/Dwiky)
Saat itu diakui Dede ia mengira Yosef marah-marah saat menelpon itu setelah ia dan Yosef melapor ke polisi.
Ternyata Dede mendapat keterangan dari Wawan yang melihat Yosef menelepon sambil marah-marah pagi-pagi sebelum Wawan narik muatan.
“Sanes Pak RT, tah Mang Ujang oge ngupingnya, abdi ti parapatan narik muatan arah ka kulon duka ka Jambu duka ka Ciseuti, ninggal Pak Yosef di SD Sawo ekeur nelepon ambek-ambekan, duka cenah nelepon saha-sahana mah,”