Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar Tokoh

Kondisi Memilukan Soekarno di Akhir Hidupnya, Jadi Tahanan Saat Sakit Parah, Obat Saja Tak Dibelikan

Sidarto Donosubroto mantan ajudan Soekarno pun membeberkan kesaksian penahanan Presiden Pertama RI itu hingga menjelang wafat

Editor: Finneke Wolajan
Via Tribun Jambi
Presiden Soekarno menangis 

Jadi, saya ditarik pada Mei 1968. Tapi, kondisi beliau sudah memburuk,” beber Sidarto.

Setelah Sidarto tak lagi menjadi ajudan Soekarno, ia mendengar kabar tidak enak dari Profesor Mahar Mardjono, mantan rektor dan guru besar Neurologi Universitas Indonesia dan dr Kartono Mohamad, mantan Ketua Umum PB IDI. 

Berdasarkan keterangan dari keduanya, Sidarto blak-blakan menyebut Soekarno mengalami pembiaran saat sakit di Wisma Yaso.

”Saya harus katakan bahwa ini pembiaran. Soekarno tidak dirawat dengan layak. Jadi, kondisinya memburuk,” tegas Sidarto.

Hal ini pun dikonfirmasi oleh Asvi. Asvi mendengar kesaksian langsung dari Kartono Mohamad bahwa Soekarno tidak mendapat obat selayaknya.

“Profesor Mahar tentu tahu apa saja penyakit Bung Karno dan membuat resep yang bisa memang dimakan Bung Karno.

Tetapi, resep itu kan tidak dibeli atau ditebus dan dibiarkan saja,” ungkap Asvi.

Asvi juga membandingkan perlakuan pada Soekarno dengan Jenderal Sudirman.

Menurut Asvi, pemerintah pada 1950 berusaha mencarikan obat untuk Jenderal Sudirman yang sakit TBC.

“Sengaja pemerintah berusaha mendapatkan obat itu. Tapi, sayangnya itu sudah terlambat dan Jenderal Sudirman meninggal pada 1950.

Tapi, pemerintah sudah berupaya sungguh pun itu di daerah yang dikuasai Belanda,” ujar Asvi.

“Tapi, itu tidak terjadi pada Bung Karno, ketika resep obat yang dibuatkan Profesor Mahar tidak dibelikan.

Ada gejala gagal ginjal pada Bung Karno, kalau kita lihat fotonya. Tapi, kenapa juga tidak diupayakan mesin cuci darah atau semacam itu,” lanjutnya.

Artikel ini tayang di Kompas.TV dengan judul Fakta-Fakta Penahanan Soekarno Saat Sakit di Wisma Yaso dari Mantan Ajudan dan Sejarawan

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved