Kabar Tokoh
Kondisi Memilukan Soekarno di Akhir Hidupnya, Jadi Tahanan Saat Sakit Parah, Obat Saja Tak Dibelikan
Sidarto Donosubroto mantan ajudan Soekarno pun membeberkan kesaksian penahanan Presiden Pertama RI itu hingga menjelang wafat
TRIBUNMANADO.CO.ID - Terungkap kondisi memprihatinkan Presiden Soekarno atau Bung Karno di akhir hidupnya.
Cucu Soekarno, Didi Mahardika yang menyebut soal “pembunuhan” sang Proklamator baru-baru ini membuat heboh masyarakat Indonesia.
Mantan ajudan soekarno, Sidarto Donosubroto pun membeberkan kesaksian penahanan Presiden Pertama RI itu hingga menjelang wafat.
Sidarto Donosubroto mengungkap Presiden Soekarno mulai diketahui menderita sakit ginjal pada 1964. Hal itu memengaruhi situsasi politik Indonesia.
“Kita tahu semua, Soekarno pernah diperiksa di Cina beliau ada kelainan ginjal.
Pada 1965 pergolakan politik ketika itu kita rasakan karena tidak sehatnya Bung Karno,” beber Sidarto pada KompasTV, Senin (4/10/2021).
Presiden Soekarno (Intisari)
Setelah Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) terbit pada 1966, Suharto mulai mengambil alih kekuasaan Soekarno.
Puncaknya, Soekarno tidak boleh masuk Istana Negara dan menjalani masa tahanan kota pada 1967.
Soekarno menjadi tahanan di Bogor dan Sidarto mendampinginya sebagai ajudan.
“Saya menguruskan Exit Permit dari Kodam Siliwangi untuk masuk Bogor dan Entry Permit dari Kodam Jaya,” tutur Sidarto.
“6 Bulan itu saya wara-wiri. Itu kira-kira 1967 sampai akhir tahun beliau tahanan kota. Setelah itu, tahanan rumah,” imbuhnya.
Soekarno menjalani tahanan rumah di Wisma Yaso yang kini menjadi Museum Satria Mandala.
Wisma Yaso ini adalah rumah yang khusus dibuat Soekarno untuk istrinya, Ratna Sari Dewi Soekarno.
“Yaso itu nama adik Dewi Soekarno yang sudah meninggal. Jadi sebagai kenangan, itu dinamakan Wisma Yaso,” ujar sejarawan Asvi Warman Adam pada Kompas TV, Senin.