G30S
Rintihan Pilu Ade Irma, Putri Jenderal AH Nasution Usai Ditembak Cakrabirawa, 'Papa, Ade Salah Apa?'
Ade Irma Suryani Nasution merupakan putri Jenderal Abdul Haris Nasution yang menjadi target dalam peristiwa kelam tersebut
Penulis: Finneke Wolajan | Editor: Finneke Wolajan
TRIBUNMANADO.CO.ID - Terungkap rintihan pilu Ade Irma putri bungsu Jenderal AH Nasution usai ditembak Pasukan Cakrabirawa
Peristiwa keji 30 September 1965 atau G30S PKI ( Partai Komunis Indonesia ) tak hanya menewaskan 6 jenderal yang menjadi korban diculik dan dibunuh.
Ada satu lagi korban seorangan anak berusia 5 tahun yang menjadi sasaran tembakan. Ia adalah Ade Irma Suryani Nasution.
Irma Suryani Nasution merupakan putri Jenderal Abdul Haris Nasution yang menjadi target dalam peristiwa kelam tersebut.
Jenderal AH Nasution dapat menyelamatkan diri dalam peristiwa di kediamannya di Jalan Teuku Umar Nomor 40, Menteng Jakarta.
Namun sang putri Ade Irma Suryani Nasution tertembak peluru Pasukan Cakrabirawa dibagian punggung.
Dalam buku Kegagalan Kudeta G 30 S PKI: Berdamai dengan Sejarah (2017) karya M. Fuad Nasar, Ade Irma Suryani menghembuskan napas terakhir setelah dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta pada 6 Oktober 1965.
Keluarga AH Nasution, bersama istrinya Johanna Sunarti dan dua putrinya, Ade Irma Suryani dan Hendrianti Sahara Nasution. (Antara)
Ade Irma Suryani gugur sebagai perisai ayahnya dan pahlawan kecil untuk menjadi saksi penghianatan G30S
Dalam tragedi tersebut ajudan Jenderal AH Nasution, Kapten Anumerta Pierre Andreas Tandean juga menjadi korban dan tewas.
Saat peristiwa terjadi
Dilansir Kompas.com dengan judul Ade Irma Suryani, Putri Jenderal AH Nasution yang Jadi Korban G30S , Saat peristiwa terjadi, Ade Irma Suryani sedang tidur bersama AH Nasution dan ibunya Johana Sunarti Nasution
Pada pukul 03.30 WIB, AH Nasution dan istrinya terbangun gara-gara nyamuk.
Namun, tiba-tiba terdengar kendaraan datang dan bunyi tembakan serta pintu rumah dibuka paksa.
Johana Sunarti Nasution sempat mengecek apa yang terjadi. Namun, tak lama Johana kembali ke kamar dan mengunci pintu.
Johana berbisik kepada AH Nasution, "...ada Tjakrabirawa, kamu jangan keluar."
Adar Irma Suryani kemudian terbangun dan memeluk kaki ibunya. Karena tidak percana apa yang terjadi, AH Nasution membuka pintu untuk memastikan meski sempat ditahan istrinya.
Saat berada di depan pintu, pada jarak setengah meter tampak seorang prajurit dan langsung melepaskan tembakan.
Ade Irma dan Jenderal AH Nasution (Kolase istimewa)
Adik Nasution, Mardiah merusaha menyelamatkan Ade Irma Suryana dengan menggendong ke kamar lain saat mendengar ada kegaduhan.
Karena panik, Mardiah salah membuka pintu dan kemudian diberondong tembakan Pasukan Cakrabirawa.
Mengetahui hal tersebut, Johanna segera mengambil Ade Irma dari pelukan Mardiah. Meski sudah bersimbah darah, Ade Irma tidak menangis.
Sambil menggendong Ade Irma, Johanna tetap mengantarkan AH Nasution untuk pergi menyelamatkan diri dari pasukan G30S PKI yang sudah gelap mata tersebut.
Pada saat itulah, terjadi dialog pilu antara Ade Irma dan kedua orang tuanya. Dengan kondisi yang sudah lemah dan kesakitan. Gadis itu bertanya pada AH Nasution.
"Papa.. Ade salah apa? Kenapa Ade ditembak?," ucap Ade Irma dalam gendongan Ibunya di saat AH Nasution mendekati tembok Kedutaan Besar Irak yang berada di samping rumah dinasnya untuk melarikan diri dilansir dari akun Instagram @perfectlifeid mengutip Seputar Lampung
Usai menyelamatkan sang Ayah, masih dalam gendongan sang Ibu, Ade Irma yang terluka dibawa berjalan ke arah ruang tengah dan langsung menghubungi Dokter melalui sambungan telepon rumah.
Tak merasa bersalah, Lettu Dul Arief yang mengomandoi aksi penculikan AH Nasution langsung menanyakan di mana keberadaan Sang Jenderal.
Dengan berani dan tak gentar, Johanna menyampaikan ke Dul Arief bahwa suaminya sedang berada di luar kota dua hari terakhir dan kedatangan mereka ke rumahnya hanya untuk menyakiti Ade Irma.
Kemudian, terjadi dialog lain antara Ade Irma dan Johanna yang cukup menyayat hati. "Ade masih hidup?," tanya Johanna pilu sambil terus menggendong putri bungsunya tersebut.
"Hidup, Mama," sahut Ade Irma.
"Ade hidup terus?," tanya Johanna sekali lagi.
"Hidup terus, Mama," sahut Ade Irma lagi.
Johanna yang khawatir dan sedih mulai kembali bertanya dengan getir, "Ade masih kuat?,".
"Masih Ma," jawab Ade Irma lirih.
Kata-kata terakhir
Ade Irma Suryani Nasution lahir pada 19 Februari 1960 merupakan putri bungsu Jenderal AH Nasution.
Setelah hari menjelang pagi Ade Irma dibawa ke RSPAD untuk mendapatkan pertolongan.
Ade Irma sempat menjalani operasi beberapa kali.
Saat dalam perawatan Ade Suryani meminta kakaknya jangan menangis.
"Adik saya bilang, kakak jangan nangis, adik sehat," ujar kakak Ade Irma, Hendrianti Sahara Nasution.
Ade Irma juga sempat bertanya kepada ibuhnya,"Kenapa ayah mau dibunuh mama?
Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, Ade Irma Suryani meninggal dunia.
Ade Irma Suryani Nasution dimakamkan di TPU Prapanca Blok P. Pada 1979 area pemakaman tersebut akan dijadikan kantor wali kota, sehingga nisa dan sisa jenazah lainnya dipindahkan.
Namun, makam Ade Irma Suryani tidak dipindah dan tetap dipertahankan di sana. (*)