Peristiwa G30S PKI
Ada Orang Ngaku Paling NKRI Tapi Tolak Pemutaran Film G30S PKI, Said Didu: Akhirnya Makin Jelas
Seperti yang diketahui peristiwa G30S PKI akan ditayangkan distasiun TV,Namun menjadi perhatian karena ada orang yang menolak penayanganmya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seperti yang diketahui peristiwa G30S PKI akan ditayangkan distasiun TV.
Namun menjadi perhatian karena ada orang yang menolak penayanganmya.
Hingga pengamat politik Said Didu pun menanggapi soal hal tersebut.
Baca juga: Sosok Raja Pemuda yang Selalu Menata Sandal Jamaah Masjid, Ternyata Bukan Orang Sembarangan
Baca juga: Pengacara Olivia Nathania Ungkap Fakta soal Kasus Dugaan Penipuan Berkedok Penerimaan CPNS
Baca juga: Cewek di Manado Tewas Ditikam Kekasih Sejenisnya, Semua Berawal dari Hal ini, Berikut Kronologisnya
Tanggal 30 September setiap tahun dalam beberapa tahun terakhir, selalu muncul kontroversi mengenai perlu tidaknya film 'Pengkhianatan G30S PKI' diputar kembali.
Film tentang peristiwa G30S PKI berjudul 'Pengkhianatan G30S/PKI' merupakan film dokudrama Indonesia yang pertama kali ditayangkan pada tahun 1984.
Film ini diproduksi pada tahun 1981 berdasarkan sejarah resmi Orde Baru yang ditulis oleh Nugroho Notosusanto pada 1966.
Namun, kini pemututaran film tersebut menimbulkan pro dan kontra.
Ada segolongan pihak yang menolak pemutaran kembali film tersebut.
Tokoh Nasional, Said Didu pun heran dengan fenomena ini.
Apalagi, ada pihak yang menolak pemutaran film tersebut, namun orang tersebut sebelumnya kerap mendengungkan pro NKRI dan Pancasilais.
"Sebagian besar akun kode NKRI, Pancasila dan sejenisnya "menolak" atau "protes" pemutaran film G 30 S/PKI. Akhirnya makin jelas," tulis Said Didu di Twitter, dikutip pada Rabu (29/9/2021).
Said Didu. (Tribunwow)
Ada spanduk penolakan tonton film G30S/PKI
Sejumlah spanduk bertuliskan penolakan menonton film G30S/PKI terlihat di sejumlah wilayah di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Selasa (28/9/2021) malam kemarin hingga Rabu (29/9/2021), pagi.
Adapun pesan yang tertulis di spanduk-spanduk tersebut yakni 'Warga Kel Karanganyar Tolak Nobar Film G30S/PKI, 'Tolak Nobar Film G30S/PKI Warga Mangga Dua Selt, 'Tolak Nobar Film G30S/PKI Warga PS.BARU'.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kecamatan Sawah Besar, Darwis Silitonga, mengatakan pihaknya menemukan spanduk tersebut saat melakukan operasi tertib masker rutin pada Selasa malam.
"Kemarin itu tidak ada, nah pas tadi malam (Selasa) patroli prokes pada lapor (ada spanduk)," kata Darwis saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Rabu (29/9/2021), sore.
Darwis menjelaskan penemuan pemasangan spanduk itu telihat di enam lokasi di wilayah Sawah Besar, diantaranya di Pasar Baru, sekitar Wisma Antara, Mangga Dua, Stasiun Jayakarta, Pasar Gapok dan Jalan Samanhudi.
Lebih lanjut, Darwis memastikan bahwa pemasangan spanduk tersebut telah melanggar ketertiban umum.
Saat ini, spanduk penolakan menonton film G30S/PKI itu telah dicopot oleh unsur tiga pilar Kecamatan Sawah Besar.
"Pencopotan itu kan gak ada urusan dengan (isi) spanduk ya, urusan kita copot spanduk karena ganggu ketertiban, ada enam titik. Sudah dicopot tadi antara pukul 08.00 hingga 09.00 pagi," ujar Darwis.
Guna mengantisipasi kejadian serupa, Satpol PP Sawah Besar akan melakukan patroli malam di seluruh wilayahnya.
"Kita ada woro-woro malam pukul 21:00 sampai pukul 01:00 WIB. Kalau ada lagi, diambil ambilin saja. Kita lebih ketertiban umum saja," ucapnya.
Darwis menduga, warga sekitar tidak ada yang menyadari adanya pemasangan spanduk bertuliskan penolakan pemutaran film G30S/PKI tersebut.
"Kayaknya warga gak tahu, gak merhatiin karena jarang orang merhatiin spanduk spanduk gitu kan," pungkas Darwis.
Roy Suryo sindir TVRI
Pakar Telematika yang juga Mantan Menpora, Roy Suryo mengapresiasi 3 stasiun televisi swasta yang menayangkan film 'Pengkhianatan G30S PKI' di akhir September 2021 kali ini.
Dia mengaku bersyukur film itu masih ditayangkan di tiga stasiun TV swasta.
Yakni pada Selasa 28 September 2021, sudah tayang di Trans TV, lalu Rabu 29 Sepember 2021 hari ini, rencananya giliran stasiun TV swasta MNC TV.
Serta tepat pada Kamis 30 September 2021, TV One juga berencana menayangkan film serupa.
Roy Suryo. (TRIBUNNEWS.COM)
"Alhamdulillah, TransTV sudah menayangkan Film 'Pengkhianatan G30S PKI' pada 28 September. Lalu disusul MNC TV Rabu 29 September hari ini dan TV One, 30 September, besok" kata Roy Suryo kepada Wartakotalive.com, Rabu (29/9/2021).
"Semoga berkah semuanya menjaga NKRI dari bahaya laten komunis," kata Roy.
Menurutnya film ini sangat penting bagi anak muda saat ini, untuk bahan edukasi.
"Karena banyak dari mereka yang belum tahu tragedi pemberontakan ini," kata Roy.
Karenanya dalam akun YouTubenya, Roy memasukkan komplet atau secara utuh film berdurasi 4,5 jam lebih ini, tanpa ada sensor.
Jika 3 stasiun TV swasta sudah dan akan menayangkan film dokudrama legendaris ini, Roy mempertanyakan apakah TVRI akan menayangkannya.
"Pertanyaannya, TVRI kapan? Kalau baru 01/10 berarti sudah 'Gestok',” sindir Roy.
Gestok adalah Istilah yang dilahirkan oleh Presiden Soekarno. Gestok adalah kependekan dari Gerakan Satu Oktober. Selain Gestok, sebutan lain Soekarno untuk peristiwa ini adalah Gestapu atau kependekan dari Gerakan September Tiga Puluh.
Namun kemudian, Soeharto menganulir dan menggantinya dengan istilah G30S PKI atau Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia.
Sebab sebutan Gestok atau Gestapu, dianggap tidak menekankan pada pemberontakan yang dilakukan PKI.
Roy berpendapat bahwa TVRI merupakan Lembaga Penyiaran Publik (LPP), atau TV Nasional yang dibiayai APBN alias dari uang rakyat, mestinya menayangkan film tersebut.
"Karena tayangan-tayangannya seharusnya mencerminkan aspirasi masyarakat,” kata Roy.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive.com