Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

G30 SPKI

Sosok Kolonel Latief Dapat Bocoran G30S PKI Membunuh Para Jenderal TNI, Diabaikan Soeharto

Beberapa saat sebelum peristiwa itu terjadi, gerakan yang berencana menumpas para jenderal itu sudah tercium oleh beberapa perwira TNI.

Editor: Rhendi Umar
istimewa
Sosok Kolonel Latif, Sahabat Soeharto yang Tau PKI akan Habisi Jenderal TNI, 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Peristiwa G30S PKI merupakan kisah kelam pada malam 30 September sampai 1 Oktober 1965.

Peristiwa terjadi semalam itu menorehkan perjalanan sejarah bagi bangsa Indonesia.

Beberapa saat sebelum peristiwa itu terjadi, gerakan yang berencana menumpas para jenderal itu sudah tercium oleh beberapa perwira TNI.

Salah satunya Kolonel Latief yang saat itu menjabat Komandan Brigade Infanteri I Kodam V Jaya.

Kisah 20 Mei 1998 Malam, Satu Hari Jelang Lengsernya <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/soeharto' title='Soeharto'>Soeharto</a>, Suasana Cendana Hening dan Redup
Kisah 20 Mei 1998 Malam, Satu Hari Jelang Lengsernya Soeharto, Suasana Cendana Hening dan Redup (Net via Wartakota)

Kolonel Latief yang mendapat bocoran tentang rencana itu, kemudian bertermu Panglima Kostrad atau Pangkostrad yang saat itu dijabat oleh Soeharto.

Soehato dalam buku "Siapa Sebenarnya Soeharto: Fakta dan Kesaksian Para Pelaku Sejarah G30S/PKI" karya Eros Djarot, mengungkapkan kesaksiannya soal peristiwa ini.

Dikutip dari berbagai sumber termasuk arsip berita Tribunnews.com, Kolenel A Latief dikenal sebagai anak buah dan sejawat Soeharto kala itu.

Ketika diwawancarai Der Spiegel pada 19 Juni 1970, Soeharto menyatakan ia memang ditemui Latief di RSPAD, beberapa jam sebelum kejadian G30S PKI terjadi.

Meski bertemu, Soeharto menegaskan bahwa Latief tak memberikan informasi apapun.

Lalu, kesaksian yang diceritakan Soehato kepada Der Spiegel tersebut berubah.

Pada bukunya yang berjudul "Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya", Soeharto mengutarakan jika ia hanya melihat Latief dari kejauhan dan tak ada interaksi yang terjadi malam itu.

Meski demikian, Kolonel Latief mengungkapkan kisahnya sebelum terjadinya peristiwa G30S PKI.

Latief mengungkapkan, dua hari jelang peristiwa itu, ia menemui Soeharto di kediamannya, Jalan Agus Salim, Jakarta Pusat.

Dalam pertemuan itu keduanya membicarakan keadaan keluarga masing-masing.

Proyek TMII atau Taman Mini <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/indonesia' title='Indonesia'>Indonesia</a> Indah, adalah proyek yang lahir dari gagasan Ibu Tien <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/soeharto' title='Soeharto'>Soeharto</a>.
Proyek TMII atau Taman Mini Indonesia Indah, adalah proyek yang lahir dari gagasan Ibu Tien Soeharto. (Foto Okezone/Istimewa)

Hingga kemudian, Latief memberi tahu Soeharto jika akan ada suatu gerakan yang akan membunuh para jenderal TNI AD.

Latief pun mengaku masih ingat kejadian tersebut.

"Saya masih ingat kejadian itu, karena saat itu putra bungsu Soeharto, yang masih berusia tiga tahun, menderita luka cukup serius akibat tersiram sop panas," tutur Kolonel Latief.

Lalu, Soeharto, kata Letief, tak melakukan tindakan apa-apa terkait informasi yang ia sampaikan itu.

Karena laporan itu tak digubris Soeharto, Latief pun kembali menemui Soeharto yang berada di RSPAD Gatot Subroto.

Kala itu, Soeharto sedang menunggui Hutomo Mandala Putra yang menjalani pengobatan karena tersiram sop panas.

Menurt Latief, laporannya terkait peristiwa itu tak digubris lagi oleh Soeharto.

Hingga kemudian peristiwa tersebut benar-benar terjadi.

Latief yang ketika itu menjabat sebagai Komandan Brigade Infanteri I Kodam V Jaya datang melapor kepada Soeharto, mengapa Soeharto selaku Panglima Kostrad tidak menggagalkan peristiwa yang berbuntut pada penggulingan Sukarno selaku presiden setelah mendapat laporannya.

"Siapa sebenarnya yang melakukan coup d'etat pada 1 Oktober 1965: G30S ataukah Jenderal Soeharto", ungkap Latief di pengantar bukunya Pledoi Kol. A. Latief: Soeharto Terlibat G 30 S.

Kemudian, Latief menjadi tahanan politik karena tuduhan terlibat G30S, sejak tanggal 11 Oktober 1965.

Ia kemudian diadili tahun 1978 dan dibebaskan dari tahanan tanggal 6 Desember 1998 oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden BJ Habibie.

Kolonel Abdul Latief meninggal dunia pada pukul 06.30 WIB pada Rabu (6/4/2005) akibat sakit paru-paru.(*)

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANDAO OFFICIAL:

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Kisah Kolonel Latief Dapat Bocoran G30S PKI Akan Membunuh Para Jenderal TNI, tapi Diabaikan Soeharto

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved