Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Viral Curhat Pendeta soal Pemakaman Istrinya di Bitung, Ini Penjelasan Polisi dan Camat

Pria tersebut diketahui sebagai Pendeta di sebuah gereja yang ada di Kelurahan Sagerat Weru  I Kecamatan Matuari, Kota Bitung Provinsi Sulut

Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Aldi Ponge
Facebook/Satgas covid
Viral video di sosial media, seorang laki-laki di Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencurahan isi hatinya terkait dengan penanganan pemakaman almarhumah istrinya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Viral video di sosial media, seorang laki-laki di Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencurahan isi hatinya terkait dengan penanganan pemakaman almarhumah istrinya.

Sosok pria dalam video itu pakai kemeja warna putih, jas hitam dan celana panjang kain.

Pria tersebut diketahui sebagai Pendeta di sebuah gereja yang ada di Kelurahan Sagerat Weru  I Kecamatan Matuari, Kota Bitung Provinsi Sulut tampak menahan tangis sedih.

Tepat di belakangnya ada seorang perempuan memakai pakaian serba putih dan memegang sebuah foto.

Foto itu adalah almarhumah Tan Mei Fang (55), istri dari Pdt Hipterk Haniko yang diduga meninggal karena covid 19 di RSUP Prof DR Kandou Malalayang Manado, Jumat (17/9/2021).

Viral video di sosial media, seorang laki-laki di Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencurahan isi hatinya terkait dengan penanganan pemakaman almarhumah istrinya.
Viral video di sosial media, seorang laki-laki di Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencurahan isi hatinya terkait dengan penanganan pemakaman almarhumah istrinya. (Satgas Covid kelurahan)

Berikut petikan ucapan dari sang Pendeta di video

Istri dari seorang Pdt Hipter Haniko, tadi kami sudah tanda tangan secara covid 19 dan saya akui, sekalipun dia tidak covid.

Secara kemanusian sudah diizinkan dari Rumah Sakit Kandou Malalayang untuk singgah di Gereja selama 5 menit dan sudah dikoordinasi dengan satgas setempat, bisa singgah sebelum dibawa ke tempat pemakaman karena almarhumah adalah istri dari Gembala.

Dan  ternyata sudah dibawa langsung ke Tempat pemakaman umum (TPU), sementara kami masih dalam perjalanan.

Secara kemanusian dan hukum sebagai suami harus ada di lokasi pemakaman, ternyata mereka cuma lempat begitu saja di kuburkan sehingga kubur sempat kami bongkar (gali) lagi.

Pada video lainnya terdengar suara sambil menangis dari seorang perempuan, ”Sudah tidak tau tidak covid 19, so bersekutu beking kejahatan tidak ada bukti kalau covid”

“Masalah tidak singgahkan ke gereja padahal sudah diizinkan, kasian kawan kita ini,”  katanya dalm video yang direkam di TPU perkebunan Waleleng Kelurahan Pinokalan Kecamatan Ranowulu Kota Bitung.

Berbagai macam komentar datang dari netizen.

Bahkan hingga berita ini dirangkum, belum ada video atau klarifikasi resmi dari si pembuat maupun penyebar video itu.

Tribunmanado,co,id, yang melakukan penelusuran mendapati informasi bahwa benar suami dari almarhumah yang di kubur ke TPU bagian covid sempat mengemukakan curahan hatinya.

“Jumat kemarin, setelah dari pekuburan kami langsung bertemu dengan Pdt Hipterk Haniko. Sambil meneguk kopi kami dengan beberapa orang mendengar pernyataan bahwa yang bersangkutan sudah tidak mempermasalahkan hal tersebut karena sudah berlalu,” tutur Camat Matuari Sefferson Sumampouw saat dihubungi Tribunmanado.co.id Sabtu (18/9/2021).

Viral Pendeta Galih Kembali Kubur Jenazahnya Istrinya yang Divonis Covid
Viral Pendeta Galih Kembali Kubur Jenazahnya Istrinya yang Divonis Covid (Potongan Video Facebook Akun Ezra Jacob)

Adapun permasalahan yang sempat muncul, keluarga tidak menerima kenapa jenasah tidak singgah ke gereja padahal sudah ada izin.

Menurut Camat Sefferson Sumampouw, sejak awal sudah diiyakan namun jelang mobil ambulans tiba terinformasi di lokasi singgah sudah ada banyak orang.

Sementara di lokasi itu yakni Kelurahan Sagerat Weru I Kecamatan Matuari, berstatus zona merah covid 19 dengan enam kasus aktif, Berdasarkan data Jumat (17/9/2021).

Sehingga tidak jadi singgah dan langsung dibawa ke TPA Pinokalan.

Sementara itu, Lurah Sagerat Weru I Maria Meti yang juga ketua satgas covid Kelurahan mengatakan almarhumah Tan Mei Fang meninggal dunia di ruang isolasi Palma RS Kandou Manado, Jumat (17/9/2021) sekitar pukul 08.00 wita.

Sebelum di rawat di RS Kandou Manado, almarhumah dirujuk dari satu di antara rumah sakit di Kota Bitung dengan sakit gula, darah tinggi dan hasil swab terkonfirmasi covid 19.

Pada pukul 11.50 Wita almarhumah diberangkatkan menggunakan mobil jenazah RS Kandou dan dikawal mobil patwal Polres Bitung untuk dimakamkan di TPU Kelurahan Pinokalan

Maria Meti bilang, proses pemakaman awalnya tidak ada komplain dari keluarga.

Hanya keluarga minta supaya jenasah almarhumah boleh mampir didepan gereja dan didoakan.

Ini sudah sempat disetujui oleh petugas patwal, namun situasi berkembang karena ada suara dari keluarga yang mengarah ke maksud lain sehingga tim patwal langsung membawa jenasah ke TPU.

Tiba di TPU, dijemput petugas pengusung jenasah dari satpol PP Kota Bitung untuk dibawa ke liang lahat.

Di saat bersamaan keluarga belum tiba, dan petugas sempat meminta untuk menunggu pendeta yang akan melayani jalannya pemakaman.

Tak berselang alam pendeta yang ditunggu tiba, dalam melaksanakan ibadah penguburan.

Petugas kemudian memasukan peti jenasah ke dalam liang lahat, kemudian datang suami alamarhumah Pdt Hipterk Haniko lalu menanyakan kalau peti jenasah istrinya masih di ambulans, tapi ternyata sudah dimakamkan.

Dari sinilah, muncul kekecewaan dari keluarga lalu meminta izin kepada petugas untuk melihat di mana almarhumah di kuburkan.

Keluarga kemudian menggali kembali kuburan dan dilaksanakan kembali ibadah pemakaman oleh jemaat.

Keluarga tidak menerima karena tidak menunggu mereka untuk melaksanakan ibadah pemakaman.

Menurut lurah, sempat ada kesalahan informasi antara pendeta yang memimpin jalannya tidak menyampaikan kepada petugas di lapangan bahwa menunggu sebentar karena keluarga akan hadir dalam kegiatan penguburan almarhumah.

Kompol Andri  Permana Kapolsek Matuari memberikan informasi awalnya satgas kelurahan dapat informasi dari RS Kandou ada warga Kelurahan Segerat Weru I meninggal dunia dan terdeteksi covid 19.

Keluarga kemudian sudah menerima untuk dimakamkan dengan protokol covid 19 di TPA Pinolalan.

Lalu keluarga berkoordinasi dengan satgas kelurahan, untuk mobil jenazah singgah sebentar selama lima menit di rumah duka untuk di doakan dan saat di cek situasi di rumah duka kondusif.

Dan diizinkan oleh satgas kelurahan, bisa singgah sebentar untuk didoakan.

Dalam perjalanan ke rumah duka di Bitung, situasi di rumah duka ramai dan muncul suara-suara penolakan terkait masalah hasil swab.

Dari informasi itu, satgas kelurahan langsung berkoordinasi dengan petugas patwal polisi akan berisiko kalau dibawa ke rumah duka karena ada suara penokalan hasil swab sehingga langsung dibawa ke TPA.

Saat tiba di TPA langsung berlangsung prosesi pemakaman oleh petugas pegusung dari Pemkot Bitung, diawali dengan ibadah oleh pendeta yang disiapkan untuk pimpin ibadah pemakaman.

Sementara keluarga almarhumah belum berada di lokasi TPA.

Saat suami almarhumah tiba di lokasi, sementara proses pemakaman sudah selesai, suami almarhumah marah kenapa tidak singgah, langsung dikuburkan.

Sehingga liang lahat sempat di ali kembali untuk memastikan jenasah itu benar istri dari si pendeta, dan sempat kembali didoakan oleh keluarga lalu liang lahat di tutup kembali.

“Yang menjadi keberatan keluarga dan suami almarhumah, kenapa tidak singgah dan keluarga belum sampai sudah di makamankan,” kata Kompol Andri Permana.

Setelah kejadian, pihaknya sudah bercerita dengan suami almarhumah dan menerima peristiwa yang dialami.

"Dan apa yang disampaikan oleh suami almarhumah yaitu Pdt Hiperk Haniko, sudah direkam camat Matuari untuk diteruskan ke satgas covid 19," jelasnya.

Tentang Bitung

Kota Bitung adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara.

Jarak dari Manado ke Manado Ibu kota Provinsi Sulut yakni 42,4 kilometer lewat Jalan Tol Manado - Bitung, atau sekitar 50 menit ditempuh dengan kendaraan roda empat.

Kota ini memiliki perkembangan yang cepat karena terdapat pelabuhan laut yang mendorong percepatan pembangunan.

Wilayah Kota Bitung terdiri dari wilayah daratan yang berada di kaki Gunung Dua Sudara dan sebuah pulau yang bernama Lembeh. 

Kota Bitung terdiri dari 8 kecamatan dan 69 kelurahan, dengan luas wilayah 302,89 km² dan sebaran penduduk 730 jiwa/km².

Saat ini Kota Bitung dipimpin Wali Kota Maurits Mantiri dan Wakil Wali Kota Hengky Honandar.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved