Kasus Pelecehan
Modus Beri Nilai Tambahan, Oknum Guru Ini Lecehkan 3 Siswanya, Pelaku Ngaku Muridnya Cantik
Terjadi kasus pelecehan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, diketahui pelaku pelecehan adalah seorang guru olahraga.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Terjadi kasus pelecehan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Diketahui pelaku pelecehan adalah seorang guru olahraga.
Pelaku bermodus memberiikan nilai tambahan untuk korban lalu melancarkan aksi bejatnya.
Bahkan korbannya diketahui ada 3 orang murid.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Besok Minggu 19 September 2021, BMKG: 18 Kota Akan Diguyur Hujan
Baca juga: VIRAL, Pendeta di Bitung Gali Kembali Kubur Istrinya yang Divonis Covid: Dibuang Seperti Binatang
Baca juga: Kecelakaan Maut Tadi Pukul 02.30 WIB, 2 Pengendara Motor Tewas, Kedua Kobran Tabrakan Adu Banteng
Ilustrasi pelecehan. (Tribun Lampung/Dody Kurniawan)
Kasus oknum guru olahraga tega menodai muridnya sendiri terjadi di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel).
Diketahui pelakunya pria 31 tahun berinisial IM.
Sedangkan korbannya 3 murid dari pelaku sendiri.
IM mengaku tega melakukan pelecehan karena kepincut kecantikan muridnya sendiri.
Awal kasus
Dihimpun dari TribunSumsel, kejahatan guru SD di Kecamatan Makarti Jaya ini terungkap saat seorang korban bercerita kepada orangtuanya.
L (13) mengaku telah disetubuhi oleh IM Juli 2019 lalu.
Orang tua korban kemudian melaporkan kejadian ini ke Polsek Makarti Jaya.
Ternyata, dari pemeriksaan tak hanya L yang menjadi 'mangsa' pelaku.
Ada dua lagi siswa yang menjadi korban.
Dua siswi lagi, tidak sampai diajak berhubungan badan.
Hanya saja, kedua siswi ini menjadi korban pelecehan yang dilakukan IM di dalam ruang perpustakaan.
IM kemudian ditangkap saat berada di rumah mertuanya pada Selasa (14/9/2021) kemarin.
Modus pelaku
Oknum guru olahraga di Banyuasin (membelakangi kamera) ketika diperiksa di Polres Banyuasin. (Tribunsumsel.com/ardi)
Kasat Reskrim Polres Banyuasin, AKP M Ikang Ade Putra membeberkan modus pelaku saat melancarkan aksinya.
IM awalnya mengajak korban ke perpustakaan dengan modus mengerjakan soal dan diberi tambahan nilai.
Namun, semua itu hanya akal bulus pelaku untuk bisa melecehkan muridnya.
Kini pelaku sudah diamankan polisi untuk dimintai pertanggungjawabannya.
"Unit PPA langsung melakukan pemeriksaan terhadap korban di Polsek Makarti Jaya."
"Dari korban mengungkapkan, bila ia sudah diajak untuk berhubungan badan di dalam ruangan perpustakaan," ujar Ikang, dikutip dari TribunSumsel, Sabut (18/9/2021).
"Korban baru memberitahu orangtuanya, ketika ia sempat melihat oknum guru ini lagi. Dari situlah, kami melakukan penangkapan terhadap tersangka di rumah mertuanya," imbuh Ikang.
IM, oknum guru olahraga di salah satu SD di Banyuasin yang diduga lecehkan tiga siswinya diamankan di Polres Banyuasin, Jumat (17/9/2021). (Kolase Tribunnews.com: TRIBUN SUMSEL/M ARDIANSYAH)
Pengakuan tersangka
Dari pengakuan IM, ia nekat melakukan pencabulan dan pelecehan terhadap tiga siswinya tersebut karena tak tahan melihat paras cantik ketiganya.
Sering melihat ketiganya di sekolah, muncul niat tersangka untuk melakukan aksi rudapaksa dan pelecehan terhadap korban.
"Anaknya cantik. Saya berpikir, bisa membujuknya untuk diajak ke perpustakaan."
"Makanya, saya mengajaknya pakai alasan mengoreksi soal di perpustakaan," ujarnya dikutip dari TribunSumsel.
IM akhirnya bisa membujuk L (13) yang saat itu masih pelajar kelas 5 Sekolah Dasar (SD).
Ia mengajak korbannya ke ruang perpustakaan dengan modus mengoreksi soal.
Karena keluguannya, korban mengikuti ajakan dari pelaku ini.
Saat di perpustakaan yang saat itu dalam kondisi sepi karena belajar mengajar sudah berakhir, membuat tersangka bisa melancarkan aksinya.
Ia membujuk L untuk berhubungan badan layaknya suami istri.
Agar korban mau, tersangka ini menjanjikan akan memberi tambahan nilai kepada korban.
Adanya hal itu, korban hanya menuruti permintaan tersangka.
"Cuma sekali itu kalau dengan L sampai berhubungan badan. Kalau dengan yang lain tidak pernah, hanya memegang saja. Tidak sampai aku ajak untuk berhubungan seperti L," ungkapnya.
Setelah melakukan aksinya, IM sempat berpesan kepada L untuk tidak menceritakan hal yang terjadi kepada siapapun.
Kemauan IM, di iyakan L yang tidak pernah menceritakan hal tersebut ke keluarganya.
Usai melakukan aksinya, IM tidak pernah lagi memanggil atau mengajak L ke ruang perpustakaan.
Tetapi, ia mencari siswi lain untuk menjadi korban selanjutnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunSumsel.com/M. Ardiansyah)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com.