Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Pemukulan

Dipukul Diulu Hati hingga Tak Sadarkan Diri, Taruna yang Serempetan dengan Seniornya Kini Meninggal

Terjadi kasus penganiayaan yang korbanya adala seorang taruna, diketahui taruna tersebut dianiayaa seniornha hingga akhirnya kini meninggal dunia.

Editor: Glendi Manengal
Istimewa/Tribun Manado
Ilustrasi penganiayaan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Terjadi kasus penganiayaan yang korbanya adala seorang taruna.

Diketahui taruna tersebut dianiaya seniornya hingga akhirnya kini meninggal dunia.

Penganiayaan itu diketahui terjadi hanya karena dipicu hal sepele.

Sebelum terjadi penganiayaan keduanya terlibat serempetan.

Namun pelaku justru memukul korban hingga jatuh tak sadarkan diri.

Baca juga: Dampingi Forkopimda Sulut, Bupati Minahasa Tinjau Pelaksanaan Vaksinasi Merdeka

Baca juga: Terbakar Lebih dari 2 Jam, Begini Kondisi Sel yang Tewaskan 41 Orang karena Terkunci

Baca juga: Promo AHASS September Sehat Ceria, Servis Bayar Rp 10 Ribu dan Ada Diskon 40 Persen

Seorang taruna Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang meninggal dunia karena diduga dianiaya oleh seniornya.

Taruna PIP bernama Zidan Muhammad Faza (21) warga Panggang, Jepara, meninggal dunia setelah dipukul seniornya, Caesar Richardo Bintang Samudra Tampubolon (23) warga Mojosongo, Jebres, Kota Surakarta.

Aksi pemukulan berujung hilangnya nyawa dipicu soal sepele, terduga pelaku dan korban berserempetan di jalan, tepatnya di pertigaan Jalan Tegalsari Barat Raya, RT 2 RW 13,Candisari, Kota Semarang, Senin (6/9/2021) sekitar pukul 22.00 WIB.

"Ya, tadi malam ada suara teriakan keras di pertigaan tersebut. Tepatnya portal bambu depan gang. Portal itu kalau malam hanya cukup untuk satu motor," ujar warga Anjar kepada Tribunjateng.com, Selasa (7/9/2021).

Menurutnya, sebelum terdengar suara teriakan ada sepeda motor berboncengan dua orang melintas dari arah barat.

Selepas teriakan itu tak menyadari jika ada kejadian penganiayaan.

Ia tak memilih tak menghampiri lokasi kejadian meski hanya berjarak 20 meter dari rumahnya.

"Teriakannya 'Woi' gitu kenceng banget. Saya kira biasa anak PIP suka gitu kan jadi tak biarin aja. Enggak tahu kalo ada sampai penganiayaan," bebernya.

Ia menyebut, lingkungan tersebut memang banyak dihuni para mahasiswa PIP dari berbagai daerah.

Mereka sudah bertahun-tahun dari berbagai angkatan tinggal kontrak di mes tersebut.

"Di kawasan ini ada dua mes dari lokasi kejadian ya 100 meter arah timur," tuturnya.

Ia menyebut, memang beberapa oknum mahasiswa di PIP Semarang kadang berperilaku arogan. Namun ia tak ambil pusing sejauh tak menganggu warga.

"Contoh kecil mereka parkir motor enggak beraturan di jalan. Mereka kadang ya suka nerabas portal," ungkapnya.

Dipukul Satu Kali

Sementara kronologi kejadian penganiyaan dari pemeriksaan kepolisian disebutkan, korban berboncengan bersama seorang temannya melintas di pertigaan lokasi kejadian.

Mereka lalu berpapasan dengan pelaku.

Ketika berpapasan tersebut, mereka serempetan antara motor korban dan motor pelaku.

Selepas itu mereka semua berhenti. Pelaku lantas menegur korban.

Kemudian pelaku melakukan pemukulan terhadap korban hingga terjatuh dan tak sadarkan diri.

Pelaku mengaku hanya memukul sebanyak satu kali di bagian perut.

Melihat hal itu, pelaku kaget lalu membawa korban ke rumah sakit Roemani dibantu seorang teman korban.

Nahas, setiba di RS Roemani korban dinyatakan meninggal dunia.

Kasus tersebut masih dalam pemeriksaan Satreskrim Polrestabes Semarang.

Sejumlah penghuni mes mahasiswa PIP Semarang yang lokasinya tak jauh dari tempat kejadian ketika dikonfirmasi Tribunjateng.com mengaku, tak mengetahui kejadian tersebut.

"Kami ga tahu," tandas para mahasiswa yang berseragam cokelat itu.

Versi Polisi

Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Sardo Lumbantoruan mengatakan korban yang dianiaya tersebut bernama Zidan Muhammad Faza (21) warga Panggang, Jepara.

Saat itu korban bersama saksi sedang berboncengan naik motor dan tidak sengaja bersenggolan dengan terduga pelaku yang merupakan seniornya di PIP.

"Terduga pelaku memukul korban di ulu hati dan terjatuh.

Korban pun dibawa ke rumah sakit.

Kejadiannya sekitar pukul 23.00 di Jalan Tegalsari Barat raya pada Senin (6/9/2021)," ujarnya.

Pihaknya menduga penyebab korban meninggal dunia karena dipukul oleh pelaku.

Korban meninggal setelah dibawa ke rumah sakit.

"Jadi saat dibawa ke rumah sakit korban masih dalam kondisi bernyawa," tuturnya.

Donny mengatakan saat ini saksi diperiksa satu orang yaitu teman korban yang diboncengkan.

Namun untuk pembuktiannya harus dilakukan otopsi.

"Sampai saat ini masih menjadi kendala karena keluarga korban belum memberikan izin untuk dilakukan autopsi.

Pihak keluarga juga belum melaporkan ke Polisi," tuturnya.

Ia menuturkan proses hukum akan terus berjalan.

Autopsi dilakukan hanya untuk memastikan penyebab kematian korban.

"Visum luar sudah dilakukan. Untuk memastikan harus dilakukan otopsi. Hasil visum luar ada bekas memar," tuturnya.

Donny menambahkan terduga pelaku penganiayaan merupakan taruna PIP tingkat 8.

Terduga pelaku tersebut sebentar lagi akan lulus dari PIP.

"Terduga pelaku tingkat 8 dan sebentar lagi akan wisuda," katanya.

(Tribunnews)

Artikel ini telah tayang di Tribun-medan.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved