Gubernur Sulut Olly Dondokambey Andalkan Sektor Pertanian, NTP Sulut Naik Lagi Pada Agustus 2021

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Sektor pertanian dan perkebunan masih terus bergairah di masa Pandemi Covid 19, buah program kerja Gubernur Olly Dondokambey  dan Wakil Gubernur Steven Kandouw.

Salah satu indakator bergairahnya sektor pertanian dan perkebunan adanya kenaikan Nilai tukar Petani (NTP) pada Agustus 2021.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut mencatat NTP pada Agustus 2021 mencapai 109,44.

Dibanding NTP pada Juli 2021 di angka 108,65.

Terjadi kenaikan 0,73 persen selang sebulan sesuai hasil pengukuran BPS

Sebagai informasi, NTP ini merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani dan dinyatakan dalam persentase.

NTP salah satu indikator untuk melihat daya beli petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani, baik untuk proses produksi maupun konsumsi rumah tangga petani. 

Gubernur Olly Dondokambey mengungkapkan, sektor pertanian menopang perekonomian di masa Pandemi Covid 19.

Kenaikan NTP ini artinya petani di Sulut mendapat nilai tambah

"Kita dorong terus petani tanam sayur mayur, beternak ayam, daging, telur," kata dia.

Sulut memilki kesempatan dengan adanya dua industri besar butuh pasokan bahan makanan di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.

Adapun rilis diungkap BPS Sulut, kenaikan NTP Agustus, berasal dari dua sisi indeks, yakni indeks yang diterima petani (It) mengalami kenaikan 0,69 persen; sementara indeks yang dibayar petani (Ib) turun 0,03 persen.

Selain NTP, BPS juga mengukur indikator Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP). KenaikanNTP ini sejalan dengan NTUP.

NTU mengalami kenaikan di Agustus 2021 sebesar 0,65 persen pada angka 110,21 dibanding Juli 2021 di angka109,49.

Kenaikan pada nilai NTP dan NTUP merupakan salah satu indikator bahwa tingkat kesejahteraan petani Sulut terus membaik.

Dapat menjadi bukti bahwa sektor pertanian selalu bertumbuh khususnya di tengah pandemi Covid 19.

Selain itu, terjadi deflasi yang cukup rendah di wilayah pedesaan, hanya 0,06 persen. 

Hanya kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi sebesar 0,16 persen, sedangkan kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi dengan nilai yang bervariatif. (adv)

Baca juga: Gubernur Sulut Olly Dondokambey Ungkap Harapan di Momen Dies Natalis ke-60 Unsrat