Berita Tomohon
Penjualan Kerajinan Anyaman Bambu dan Tanah Liat di Kinilow Tomohon Menurun Drastis
saat ini kita masih berada di tengah PPKM sehingga masyarakat mengurangi mobilitas ke luar rumah.
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Di tengah pandemi virus corona (Covid-19) banyak pedagang mengeluh pendapatannya menurun.
Hal tersebut juga dikarenakan saat ini kita masih berada di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga masyarakat mengurangi mobilitas ke luar rumah.
Salah satunya adalah Simon Pondaag yang merupakan pedagang kerajinan bambu dan tanah liat di Kinilow, Tomohon, Sulawesi Utara.
Simon yang sudah berdagang selama enam bulan ini mengaku pendapatannya menurun jauh.
"Sebelum pandemi Covid-19 kami sudah berjualan kerajinan secara online."
"Penurunannya terasa sekali sekitar 30 persen," ujar Simon ketika ditemui tribunmanado.co.id, Rabu (1/9/2021).
Bahkan yang paling parah, ada hari di mana barang dagangan Simon tidak laku sama sekali.
Sejak PPKM, pelanggan Simon yang tadinya merupakan wisatawan sekarang kebanyakan adalah warga lokal yang memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Yang paling laku sih biasanya kurungan ayam, baki nasi, dan tempat bertelur ayam," terang Simon.
Simon sendiri menjual berbagai macam kerajinan anyaman bambu dan tanah liat dengan harga mulai dari Rp 30 ribu.
Meski menurun, Simon bersyukur dirinya masih bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19 dan PPKM.
Hal itu, kata dia, berkat pembeli yang berasal dari masyarakat sekitar dan orang-orang yang berlalu-lalang baik menuju Manado maupun Tomohon.
Simon berharap pandemi Covid-19 dan PPKM bisa segera berakhir.
"Semoga pemerintah juga mempercepat vaksinasi agar turis bisa kembali masuk ke Sulut," tutup Simon.
Tentang Tomohon