Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional

Mural Mirip Jokowi Jadi Polemik, Wagub DKI Jakarta: Silakan Berkreasi . .

Wagub DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mempersilahkan warga berkreasi lewat mural. Baru-baru ini mural mirip Presiden Jokowi menjadi perbincangan.

Editor: Frandi Piring
Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mempersilakan warga Jakarta membuat mural sebagai bentuk kreativitas seni urban masa kini. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Mural mirip Jokowi jadi polemik, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mempersilakan warga Jakarta membuat mural.

Ahmad Riza Patria menyebutkan warga bisa membuat mural sebagai bentuk kreativitas seni urban masa kini.

Tapi dia meminta agar seniman membuat mural di tempat yang tepat dan berisi pesan yang positif.

"Jadi kami minta seluruh masyarakat silakan berkreasi, inovasi, semua melakukan mural kemudian grafiti, coretan, sejauh dilakukan di tempat yang baik, tidak mengganggu,

isi positif dan konstruktif dan kami bisa memahami," kata Riza, Rabu (1/9/2021).

Wakil Gubernur DKI Jakarta, <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/ahmad-riza-patria' title='Ahmad Riza Patria'>Ahmad Riza Patria</a>, mempersilakan warga Jakarta membuat mural sebagai bentuk kreativitas seni urban masa kini.

(Foto: Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mempersilakan warga Jakarta membuat mural sebagai bentuk kreativitas seni urban masa kini. (KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO)

Riza meminta agar mural yang dibuat harus bersifat ajakan yang baik, karena lukisan tembok jalanan itu akan dilihat banyak orang.

Dia mengatakan, jangan sampai ada pesan yang tendensius dan melanggar aturan yang ada.

"Jangan dibuat yang bersifat tidak baik, ajakan tidak baik yang tendensius yang melanggar aturan

dan ketentuan dan di tempat-tempat umum yang dilarang," ujar dia.

Terkait fungsi kritik dari mural, Riza meminta agar masyarakat menyampaikan kritik pada pemerintah lewat jalur konstitusional, yaitu lewat DPRD atau DPR-RI.

Namun, bukan berarti pemerintah anti-kritik dengan lukisan mural, melainkan menerima kritik sesuai dengan jalur hukum yang berlaku.

"Pemerintah tidak pernah anti-kritik, ini negara demokrasi, negara hukum, semua ada aturan sejauh tidak melanggar ketentuan hukum, silakan saja. Masing-masing yang berbuat harus tahu batasannya," kata dia.

Fenomena kritik menggunakan seni mural sedang bermunculan.

Mural <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/jokowi' title='Jokowi'>Jokowi</a> yang dihapus.

(Foto: Mural Jokowi yang dihapus. (KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO)

Terakhir, mural mirip presiden Joko Widodo berada di Jalan Kebagusan Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan muncul dan sudah dihapus hari ini.

Sejumlah warga mengaku heran atas penghapusan mural mirip Jokowi karena merasa gambar tersebut hanya mural yang tidak memiliki arti mendalam.

"Saya sempat lihat, aneh cuma mural aja kok dihapus. Padahal kan banyak coretan lain," kata seorang warga yang enggan disebut namanya.

(KOMPAS.COM)

Tautan:

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/09/01/22191821/soal-fenomena-mural-wagub-dki-bilang-silakan-berkreasi-asal-isinya

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved