Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penanganan Covid

Pejuang Vaksin di Manado,Sabattini dan Oma Luisja Rela Antre Berjam-jam Demi Dosis Ke-2 Aztra Zeneca

Sabattini Moniaga (30) lega. Akhirnya vaksinasi Covid-19 lengkap. Vaksinasi Covid-19 genap setelah ia menerima suntikan kedua.

Editor: Chintya Rantung
Tribun Manado/Fernando Lumowa
Vaksinasi Covid-19 di Sulut berangsur kembali normal seiring masuknya pasokan vaksin dari Kemenkes RI. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Antusiasme warga Sulut terhadap vaksinasi Covid-19 relatif tinggi.

Mereka rela meninggalkan pekerjaan demi mendapatkan vaksinasi. Meninggalkan tanggungjawab di kantor dan rumah, menunggu berjam-jam pun rela dilakoni.

Sabattini Moniaga (30) lega. Akhirnya vaksinasi Covid-19 lengkap. Vaksinasi Covid-19 genap setelah ia menerima suntikan kedua.

Selain Sabattini, Luisja Jacobus (65) ibunya pun sama telah menerima suntikan kedua di Youth Center, Kawasan Megamas, Kota Manado, tengah pekan lalu.

Keduanya sempat dibuat galau. Menunggu sejak pagi, mereka nyaris tak mendapatkan suntikan dosis kedua.

Persoalannya, mereka lupa membawa surat keterangan vaksin pertama. "Di sertifikat vaksin katanya tidak ada nomor seri (batch) vaksin Aztra Zeneca. Kami awam, hanya tahu, ada sertifikat vaksin yang dikirim lewat SMS," ujarnya kepada Tribunmanado.co.id.

Keduanya akhirnya boleh ikut vaksinasi setelah membuat surat pernyataan terkait vaksinasi tahap I.

Ibu dan anak asal Bengkol, Kecamatan Mapangt ini sebelumnya menerima vaksin dosis I di kantor kelurahan.

Karena pasokan vaksin sempat terbatas, jadwal vaksinasi kedua untuk warga setempat pun tertunda-tunda.

"Kami sudah keliling-keliling cari tempat vaksin dan ternyata di sini bisa. Nyaris pupus karena sertifikat itu," ujar Satattini.

Luisja pun sempat kecewa. "Untuk apa kami berdusta soal vaksin pertama? Saya sudah lansia, mau divaksin," ujar sang oma.

Luisja bilang, ia terpaksa minta izin ke pemilik perusahaan tempatnya bekerja. Ia masih bekerja di bagian pembukuan perusahaan yang bergerak di perdagangan hasil bumi yang kantornya di Mapanget.

"Ini sudah izin, berjam-jam tinggalkan kerja hampir saja tidak divaksin. Syukurlah bisa," katanya.

Lain lagi Susana Dame (65). Ia nyaris tak bisa divaksin karena tekanan darahnya sempat naik.

"Darah naik. Saya memang gugup," kata karyawan Swalayan Jumbo ini.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved