Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bacaan Alkitab

Bacaan Alkitab Selasa 31 Agustus 2021, 2 Raja-raja 2:7-8 : Kisah Elia dan Elisa

Demikian ketika tiba di Yerikho dan Yordan. Mereka (rombongan nabi) "memelototi" terus perjalanan Elia dan Elisa.

Editor: Aldi Ponge
Istimewa
Renungan Harian Kristen 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Di setiap tempat yang dilewati oleh Elia dan Elisa, sejak dari Gilgal, selalu saja ada rombongan nabi yang "nimbrung" dan "kepo" tentang sang abdi Allah yang akan terangkat ke sorga dalam angin dan badai.

Ketika tiba di Betel, rombongan nabi sudah usil (kepo) dengan hal ajaib itu. Tapi tentu dasarnya adalah tidak tulus. Malah cenderung iri dan dengki.

Demikian ketika tiba di Yerikho dan Yordan. Mereka (rombongan nabi) "memelototi" terus perjalanan Elia dan Elisa.

Mereka menekan Elisa bahwa tuannya akan terangkat ke sorga. Tapi berulang kali Elisa menekankan bahwa dia sudah tahu. Jadi mereka harusnya diam.

Merekapun akhirnya menyaksikan dengan mata kepala sendiri ketika kedua abdi Allah ini menyeberangi sungai Yordan dengan membelah airnya menjadi dua bagian. Itu terjadi "hanya" dengan cara nabi Elia menggulung jubahnya dan memukulkan di air. Maka terbelahlah air sungai itu. Mereka pun menyeberang di tanah yang kering.

Namun demikian, rombongan nabi itu belum juga puas. Ketika Elisa sudah pulang dari seberang Sungai Yordan usai menyaksikan Elia terangkat ke sorga di sana, para nabi itu malah menyuruh Elisa mencari abdi Allah itu di hutan atau pegunungan.

Menurut mereka, jangan-jangan Elia jatuh dan dibuang Allah ke sana. Tapi, setelah 3 hari 3 malam mereka mencari bersama pasukan terpilih, mereka tidak menemukannya. Karena memang Elia telah terangkat ke sorga.

Begitu dahsyatnya keajaiban yang Tuhan nyatakan atas Elia dan Elisa. Hal itu terjadi karena Allah sangat mengasihi mereka. Sebab mereka hidup bergaul erat dengan Allah.

Demikian firman Tuhan hari ini.

Lima puluh orang dari rombongan nabi itu ikut berjalan, tetapi mereka berdiri memandang dari jauh, ketika keduanya berdiri di tepi sungai Yordan.Lalu Elia mengambil jubahnya, digulungnya, dipukulkannya ke atas air itu, maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana, sehingga menyeberanglah keduanya dengan berjalan di tanah yang kering. (ay 7, 8)

Elia, hidupnya fokus kepada Tuhan. Ini telah dia ajarkan dalam keteladanan kepada Elisa, yang akan melanjutkan tongkat estafet kepelayanannya. Sebab Allah telah mempersiapkan abdi Elia itu menjadi abdi Allah, menggantikan nabi Elia.

Allah memakai Elia secara luar biasa. Elia juga menerima tanggungjawabnya itu dalam kesetiaan dan ketaatan kepada Tuhan. Elia terus fokus melakukan kehendak Tuhan.

Sedangkan Elisa melaksanakan semua pengajaran Elia yang kelak membuat dia sebagai abdi Allah yang baik dan benar. Ganjarannya adalah, perkara-perkara ajaib pun dilakukan, baik oleh Elia maupun Elisa.

Sahabat Kristus, seperti Tuhan memakai Elisa secara dahsyat dan luar biasa, kitapun demikian juga. Kita akan Tuhan pakai secara dahsyat dan luar biasa, jika kita terus berperilaku baik dan benar di hadapan Tuhan.

Jika hidup kita fokus kepada Tuhan, selalu mengutamakan Dia dalam segala hal, maka Tuhan akan fokus pada kita dan mengutamakan kita.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved