Pahlawan Asal Sulut
Sosok Freddy Jaques Inkiriwang, Pejuang Kemerdekaan Asal Sulut, Terlibat Pembentukan PLN
Freddy Jaques Inkiriwang adalah mantan Menteri Perindustrian Indonesia pada Kabinet Karya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Freddy Jaques Inkiriwang adalah mantan Menteri Perindustrian Indonesia pada Kabinet Karya.
Ia menerima gelar insinyur dalam bidang teknik elektro dari Universitas Teknik Delft pada tahun 1937.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Inkiriwang terlibat dalam pembentukan perusahaan listrik negara dan perjuangan kemerdekaan di Sulawesi (ia berasal dari daerah Minahasa di Sulawesi Utara).
Setelah pembentukan Jawatan Listrik dan Gas pada pada tanggal 27 Oktober 1945, Inkiriwang ditugaskan untuk mengepalai daerah Jawa Barat.
Ia juga ditunjuk sebagai kepala bagian pembangunan dalam organisasi Komisariat Sulawesi di Jakarta untuk membantu perjuangan di Sulawesi.
Pada tahun 1950, Inkiriwang termasuk dalam kabinet terakhir Negara Indonesia Timur (NIT) yang dipimpin Perdana Menteri Ir. Martinus Putuhena.
Kabinet ini diberi julukan Kabinet Likuidasi karena kabinet ini bertujuan untuk memulihkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dimana NIT termasuk didalamnya.
Dari 1957 sampai 1959, Inkiriwang menjabat sebagai Menteri Perindustrian dalam Kabinet Karya yang dipimpin oleh Perdana Menteri Djuanda.
Dalam perannya sebagai menteri perindustrian, ia juga menjadi anggota pengganti dalam Dewan Moneter Bank Indonesia.
Sosok Ani Abbas Manopo, Pahlawan Asal Minahasa Sulawesi Utara yang Pertama Terima Sarjana Hukum
Ani Abbas Manopo adalah wanita Indonesia pertama yang menerima gelar Sarjana Hukum (atau Meester in de Rechten).
Dia menyelesaikan studinya di Sekolah Tinggi Hukum (RHS atau Rechtshoogeschool) di Batavia.
Dia pernah menjadi dekan fakultas hukum di Universitas Sumatra Utara dan Universitas Negeri Medan.
Ani Manopo lahir pada tanggal 4 Mei 1909 di Langowan, yang terletak di wilayah Minahasa di Sulawesi Utara. Orang tuanya adalah Wolter Manopo dan Anna Massie.
Pada tahun 1915, ia mulai masuk sekolah dasar bahasa Belanda yang disebut Speciale School, yang setara dengan HIS (atau Hollandsch-Inlandsche School).
Kemudian dari tahun 1923 hingga 1927, Manopo bersekolah di MULO (atau Meer Uitgebreid Lager Onderwijs).
Sekolah ini terletak di Tondano, yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Langowan.
Sekolah berikutnya yang diikuti Manopo adalah AMS (atau Algemene Middelbare School) di Bandung.
Di antara teman sekelas Manopo di sekolah ini adalah Mohammad Natsir dan Sutan Sjahrir.
Pada tahun 1930, Manopo memulai studinya di RHS Batavia.
Dia bertemu dan menikah dengan suaminya, Abdul Abbas, yang juga belajar di RHS pada saat itu.
Manopo lulus dari RHS pada tahun 1935 dan menjadi wanita Indonesia pertama yang menerima gelar Sarjana Hukum.
Pada tahun 1945, suami Manopo diangkat menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Abbas menjadi wakil pemerintah Indonesia di Sumatra.
Manopo mengikuti suaminya dalam perjalanan untuk mengumumkan proklamasi kemerdekaan di Sumatra sampai ke kota Medan, yang kemudian menjadi kota di mana mereka menetap.
Selain menjadi advokat, Manopo ikutserta dalam pencetusan dan pembentukan fakultas hukum di Universitas Sumatera Utara.
Dia kemudian menjadi dekan fakultas tersebut pada tahun 1955.
Pada tahun 1957, ia ikutserta dalam pembentukan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di universitas yang sama.
Ia juga menjadi dekan fakultas ini pada tahun 1957.
Fakultas ini adalah cikal bakal Universitas Negeri Medan.
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL: