Mengenal Johanna Tumbuan Masdani, Tokoh Perintis Kemerdekaan RI Asal Amurang Sulawesi Utara

Karena dibesarkan dari keluarga yang kaya lagi terpandang, maka pendidikan bagi Johanna bukanlah sesuatu yang sulit untuk didapat. 

Lulus sekolah dasar di Amurang, ia langsung dikirim ke Batavia (Jakarta) melanjutkan studinya pada tahun 1926. 

Di Batavia Johanna bersekolah di sekolah menengah Christelijke MULO yang terletak di Jalan Kwini.

Kehidupan Johanna sebagai gadis biasa dari Minahasa berubah tatkala dirinya bertemu dengan seorang pemuda jawa yang sedang menuntut ilmu kedokteran di STOVIA. 

Masdani nama pemuda itu. Seorang aktivis yang kelak membuat Johanna bergabung ke dalam organisasi kepanduan Indonesische Nationale Padvinders Organisatie (INPO) dan aktif di Jong Minahasa sedari 1927.

Hubungan keduanya langgeng hingga menikah. 

Setelah mengenal organisasi, Johanna kemudian jadi gandrung akan pergaulan dengan anak muda dari suku lain. 

Lewat pergaulan ini, Johanna banyak menyerap topik-topik yang bertemakan Keindonesian dan persatuan nasional. 

Jiwa nasionalis Johanna pun semakin tumbuh hari demi hari. 

Hingga pada akhirnya, ia turut terlibat dalam satu peristiwa paling bersejarah daalam pergerakan kaum muda Indonesia.

Peristiwa itu terjadi pada bulan Oktober 1928 kala Kongres Pemuda Kedua digelar.

Di mana di dalam kongres tersebut Sumpah Pemuda diikrarkan. 

Johanna termasuk di antara 71 pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda Kedua itu.

Sebagai aktivis pemuda-pemudi menjelang kemerdekaan, Johanna jugga banyak berjumpa dengan tokoh-tokoh lain seperti Mohammad Yamin, Rusmali, dan Assaat. 

Hal ini semakin menambah pengetahuannya soal nasionalisme.