Daud Tony
Daud Tony "Mantan Dukun Indonesia" Bilang 5 Tahun Lagi Corona Jadi Flu Biasa
Siapa sebenarnya Daud Tony ini? Nama lainnya adalah Tukiman. Dia memiliki ayah berdarah Tionghoa dan Ibu bardarah blasteran Jawa-Tionghoa.
Pertanyaan saya pertama pagi dini hari itu di jalan raya bebas hambatan Interstate 65 antara Chicago dan Indianpolis adalah tentang asal-usul alam gaib yang berkaitan dengan kejatuhan Lucifer.
“Pak Daud, bagaimana sebetulnya mekanisme terbentuknya alam gaib?”
Jawab Pak Daud kurang lebih begini, “Begini Pak. Menurut guru (perdukunan) saya, sesudah jatuh, Lucifer dan anak buahnya menyatukan kekuatan mereka bersama-sama mereka memutar udara (atmosfir) sampai kecepatan cahaya, lalu pada saat sudah mencapai kecepatan cahaya itu tiba-tiba arahnya dibalik.”
Ketika Pak Daud menyebut “kecepatan cahaya” itu saya berpikir: Lho, ini kok nyerempet-nyerempet teori relativitas Einstein? Dalam istilah kerennya teori in dikenal sebagai Einstein’s Special Relativity Theory (Teori Relativitas Khusus Einstein). Keheranan saya bertambah lagi, ketika obrolan kami sampai ke topik hubungan materi dan energi.
“Guru (dukun) saya ngajari saya ilmu begini. Materi dalam energi dan sebaliknya energi dalam materi.”
Lho, ini khan kelanjutan dari Teori Relativitas Khusus yang disebut Hukum Kekekalan Massa dan Energi yang oleh Einstein dirumuskan dalam formula terkenal E = mc2.
“Pak Daud, di mana belajar tentang teori relativitas
Einstein?”
“Teori apa Pak?”
“Teori relativitas Einstein. Yang tadi Pak Daud sebutkan Materi dalam Energi dan Energi dalam Materi itu kan berdasarkan teori relativitas Einstein.”
“Wah saya malah baru dengar ….”
“Lho, yang bener Pak Daud. Lalu, kalau gitu Pak Daud dengar dari siapa?”
“Yang ngajari saya tentang ilmu Materi in Energy itu ya guru perdukunan saya.”
Dari mana dukun bisa tahu tentang Hukum Kekekalan Massa dan Energi? Dari mana lagi kalau bukan dari Lucifer atau antek-anteknya? Percakapan di atas membuat saya berpikir bahwa Lucifer sangat paham dengan fisika tingkat tinggi dan ilmu-ilmu canggih lainnya tentang alam semesta ciptaan Tuhan.
Alkitab mengajarkan bahwa Iblis (Lucifer) berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1 Petrus 5:8). Cara atau modus operandi yang dipakai Iblis untuk mencari mangsa berbeda-beda disesuaikan dengan budaya setempat.
Rupanya yang menggunakan strategi kontekstual bukan hanya kita yang mengabarkan Injil, tetapi Lucifer dan pasukannya pun mengerti betul tentang ampuhnya strategi kontekstual ini untuk memangsa dan menyeret korbannya ikut masuk ke neraka.
Baca juga: Kecelakaan Tadi Pagi, Seorang Pemotor Patah Tulang Kaki Kanan Ditabrak Mobil Pikap yang Mau Nyalip
Baca juga: Sosok Mila Sari Juwita Istri Mandra yang Jarang Tersekpos, Setia dan Tetap Cantik Awet Muda
Sesudah hampir 20 tahun tinggal di Amerika, setiap kali ada kesempatan pulang ke Indonesia, saya perhatikan media elektronik semakin gencar menayangkan kisah-kisah mistis dan gaib. Sementara di media cetak semakin banyak iklan-iklan perdukunan baik untuk jodoh, keberuntungan, kesembuhan dan lainnya. Untuk yang terakhir ini ini sering dikemas dengan istilah yang lebih sopan, yaitu pengobatan alternatif.
Pak Daud Tony dengan jenaka menyebut dukun-dukun modern ini sebagai “dukun reformasi”. Iklan-iklan pasang susuk juga bertebaran di mana-mana menawarkan berbagai macam susuk dengan tarif yang beraneka ragam pula.
Bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih banyak tentang hal ini silakan membaca buku Dunia Jimat. Bagaimana dukun memasang susuk di dalam badan tanpa operasi bedah? Di buku itu dijelaskan bahwa susuk yang berada di alam nyata ditransfer kea lama gaib, lalu ditransfer kembali ke alam nyata di dalam tubuh pasien susuk. Mudah-mudahan misteri proses pemasangan susuk ini kelak bisa dijelaskan dengan fisika tingkat tinggi yang sangat boleh jadi berkaitan dengan Teori Relativitas pula.
Sementara di Amerika dengan konteks budaya yang berbeda Lucifer menggunakan modus operandi yang berbeda pula. Gerakan New Age semakin merambah ke segenap lapisan masyarakat dari White House sampai Hollywood.
Gerakan ini bahkan sanggup menembus dinding-dinding gereja yang gembala dan jemaatnya tidak waspada dengan tipu muslihat Lucifer. Kelas-kelas yoga, reiki dan sejenisnya bermunculan di mana-mana. Kita bisa lihat di banyak pusat kebugaran (fitness center) baik di Amerika maupun di kota-kota di Indonesia kelas-kelas semacam ini banyak ditawarkan.
Buku Dunia Tenaga Dalam ini menyadarkan dan membuka mata kita siapa sebenarnya sumber dan dalang di balik kesaktian tenaga dalam. Buku ini menelanjangi dan membuka kedok Iblis yang senantiasa berusaha mencari mangsa dan menyeret korbannya ikut ke neraka.
Saya berharap buku yang ditulis dengan gaya ringan dan jenaka ini akan dibaca oleh banyak pengikut Kristus agar tidak mudah terkecoh dengan tipu muslihat Iblis yang licik.
Ir. Timotius J. Saputro, MSc, MBA, PhD, CISA
Professor Sistem Informasi di USA
Sumber: http://pedson.blogspot.com