Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Sulut

Miss Earth Indonesia Asal Sulut Pertanyakan Baliho Politisi: Sesuai Peraturan yang Ada atau Tidak?

Banyak pihak yang mengkritik baliho para politisi, mulai dari aktivis, akademisi, pengamat, hingga masyarakat awam.

Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rizali Posumah
Dokumentasi pribadi.
Miss Earth 2020 dan jurnalis televisi nasional, Monica Fransisca Khonado. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Di tengah pandemi virus corona (Covid-19) beberapa politisi Indonesia telah memasang baliho dirinya di jalanan. 

Baliho ini dibuat dalam rangka Pilpres dan Pileg 2024.

Beberapa politisi yang balihonya banyak bertebaran di kota-kota yakni Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani.

Kemudian Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

Banyak pihak yang mengkritik baliho tersebut mulai dari aktivis, akademisi, pengamat, hingga masyarakat awam karena dinilai minimnya empati dari para politisi di tengah pandemi Covid-19.

Salah satu yang berkomentar soal baliho ini adalah Monica Fransisca Khonado (25).

Perempuan yang dinobatkan sebagai Miss Earth 2020 asal Sulawesi Utara ini menilai pemasangan baliho tersebut tidak masalah selama tidak melanggar peraturan daerah.

"Tapi nyatanya di lapangan, sering sekali kita temukan baliho yang merujuk ke Pilpres 2024 yang dari tata letaknya, ukuran, dan lainnya tidak sesuai Perda yang ada."

"Jadi di sini bukan masalah etis atau tidak etis, boleh atau tidak boleh, tapi adalah apakah sesuai dengan peraturan yang ada atau tidak," terang Monica ketika dihubungi tribunmanado.co.id, Minggu (15/8/2021).

Meski begitu, Monica berpendapat bahwa pemasangan baliho oleh bakal calon menjadi kurang efektif dan bermanfaat.

"Apalagi di tengah Pandemi Covid-19 dan PPKM ini kan masyarakat harus lebih banyak berada di rumah, baliho elektronik atau juga e-posters d sosial media akan lebih tinggi tingkat penjangkauannya kepada masyarakat," tambah perempuan yang telah menetap di Jakarta ini.

Masyarakat juga dinilai sudah semakin cerdas dalam menentukan seorang pemimpin, sehingga ketenaran sudah tak berlaku lagi melainkan aksi nyata dari para bakal calon.

"Mending biaya pembuatan dan pemasangan baliho bisa disalurkan kepada yang terdampak Covid-19 sebagai aksi nyata mereka," pungkas Monica.

Sebagai seorang Miss Earth 2020, Monica tentu fokus ke isu lingkungan.

Selain merusak pemandangan, pemasangan baliho sendiri bagi jurnalis televisi nasional ini memiliki dampak negatif lainnya bagi lingkungan.

"Misalnya jika kita memasang baliho dengan benda tajam ke pohon bisa merusak tanaman tersebut."

"Kemudian baliho itu sendiri terbuat dari plastik dan kain yang sulit dan lama terurai sehingga menjadi tumpukan sampah."

"Bisa dibayangkan dong berapa banyak sampah yang dihasilkan hanya dari baliho ini yang notabene hanya untuk promosi sesaat saja?" jelasnya.

Penggunaan baliho dan spanduk elektronik dinilai lebih ramah lingkungan dengan jangkauan yang lebih luas ke masyarakat dibanding baliho atau spanduk konvensional.

Ia berharap hal tersebut nantinya bisa menjadi pertimbangan bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait penggunaan alat peraga kampanye (APK).

Biodata Monica Khonado

Nama: Monica Fransisca Khonado

Tempat dan tanggal lahir: Manado, 3 Maret 1996

Pendidikan: S1 Teknik Sipil Unsrat 

Hobi: membaca, menulis, menonton

Pekerjaan: Miss Earth Indonesia 2020 (menjabat hingga akhir 2021)

Kegiatan di luar pekerjaan: News Anchor TVRI 

Sosial media: @monica_kho.

Alasan Jerinx Memilih Disuntik Vaksin Sinovac Terungkap, Suami Nora Alexandra Sempat Lakukan Hal Ini

Segini Harga Bakso di Restoran Syahrini Bikin Youtuber Ini Kaget, Padahal Sudah Diskon 50 Persen

Tidak Pernah di Bully, Kartika Putri: Saya Takut Sekali

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved