Sosok Tokoh
Janji Dokter Tigor Silaban Minggu 15 Januari 1978 di Tepi Pantai Ancol: Kalau Tuhan Meluluskan Saya
Jumat (6/8/2021) malam, dokter Tigor Silaban yang merupakan putra arsitek Masjid Istiqlal, meninggal dunia karena covid-19.
Penulis: Gryfid Talumedun | Editor: Gryfid Talumedun
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar duka datang dari dunia medis.
Dokter Tigor Silaban, yang telah mengabdikan diri di Papua sejak 1979, meninggal dunia akibat Corona (COVID-19).
Namanya dikenal harum sebagai pejuang kesehatan di Bumi Cenderawasih.
Jumat (6/8/2021) malam, dokter Tigor Silaban yang merupakan putra arsitek Masjid Istiqlal, meninggal dunia karena covid-19.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih menyebutkan bahwa sejak seminggu lalu dokter Tigor Silaban dinyatakan positif covid-19.
Dia pun meninggal saat dirawat di RSUD Jayapura dan telah dimakamkan, Sabtu (7/8/2021) siang.
Semasa hidup, dokter Tigor Silaban dikenal sebagai pejuang kesehatan.
Julukan itu bukannya tanpa alasan. Semasa hidup, dokter Tigor Silaban memilih mengabdikan dirinya di pedalaman Papua.
Pria yang sebelumnya juga menjabat sebagai mantan kepala Dinas Kesehatan Papua itu pernah bertugas di Jayawijaya, Bokondini, Yahukimo, dan daerah pedalaman lainnya di Bumi Papua.
Saat mengabdi di Papua, dia juga membangun jaringan radio yang memudahkan komunikasi antar puskesmas.
Janji Kepada Tuhan
Hal lain yang istimewa dari diri dokter Tigor Silaban adalah janji yang dia buat pada 15 Januari 1978.
Dalam unggahan akun @Darmaningtyas di Twitter, tampak sebuah foto yang menampilkan sebuah tulisan berjudul Janji Kepada Tuhan.
Tulisan itu disebut dibuat pada 15 Januari 1978 oleh Tigor Silaban sebelum dia menjadi dokter.
Berikut tulisan lengkap Janji Kepada Tuhan yang dibuat dokter Tigor Silaban:
Kalau Tuhan meluluskan saya sebagai Dokter di FKUI, saya berjanji kepada Tuhan dengan sungguh--sungguh dan dengan sepenuh hati dan akal budi saya bahwa:
1. Saya akan bekerja sebagai Dokter di tempat yang jauh sekali dari Jakarta, dan saya akan bekerja lebih banyak di daerah-daerah pedalaman.
2. Saya tidak akan pernah membuka praktek Dokter swasta/mandiri/partikelir.
3. Saya tidak akan pernah meminta uang jasa kepada masyarakat ataupun perorangan tas pekerjaan Dokter saya.
4. Saya hanya akan bekerja sebagai dokter di institusi pemerintah atau swasta dan merekalah yang harus membayar saya sesuai dengan hak saya.
Demikianlah janji ini saya ucapkan pada hari Minggu tanggal 15 Januari 1978 jam 23.00 WIB di tepi pantai Ancol, dengan mempertaruhkan harga diri dan martabat saya, semoga kiranya Tuhan akan selalu menolong dan menguatkan saya dalam menjalankan janji ini.
Jakarta, 15 Januari 1978
Saya yang berjanji,
(==Tigor Silaban==)
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Kisah Mendiang Dokter Tigor Silaban dan Janji Kepada Tuhan Untuk Mengabdi di Pedalaman