Kabar Korea Utara
Sederet Pejabat Korea Utara yang Dieksekusi Mati oleh Kim Jong Un, Menteri hingga Pati Militer
Mulai dari menteri hingga perwira tinggi militer, Kim Jong Un eksekusi pejabat Korea Utara.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kepemimpinan Kim Jong Un di Korea Utara memang dikenal otoriter.
Tak sedikit Kim Jong Un memutuskan untuk mengeksekusi mati pejabat negara yang hendak membangkang dan melawan perintahnya.
Mulai dari menteri hingga perwira tinggi militer Korea Utara.
Siapa saja pejabat negara Korea Utara yang telah dieksekusi Kim Jong Un?

Diketahui sebelumnya, Menteri Pertahanan Korea Utara (Korut) Ri Yong-gol sempat dikabarkan mendapat eksekusi mati dari Pemimpin Korut Kim Jong-un.
Rumor eksekusi mati Ri lantaran diketahui kedapatan tidak bertepuk tangan kepada Kim Jong-un.
Hal itu terjadi ketika Kim Jong-un menghadiri lokakarya untuk komandan militer Korea Utara, Juni lalu.
Surat kabar Partai Buruh Korea, Rodong Sinmun mempublikasikan 48 foto lokakarya tersebut, Jumat (30/7/2021).
Pada surat kabar tersebut, ketika para pejabat militer memberikan standing ovation, Ri terlihat berada di kursinya.
Ketika itu, Ri terlihat hanya melihat ke lantai.
Tak ayal, hal itu membuat rumor Ri dieksekusi merebak.
Ri memang sempat memiliki masalah dengan Kim Jong-un, saat dirinya diberhentikan dari posisi yang setingkat dengan ketua dari kepala staf gabungan.
Ri juga sempat menduduki jabatan Menteri Keamanan Sosial Korut.
Hal itu menjadi salah satu faktor Ri dieksekusi mati.
Namun rumor tersebut tidak terbukti karena namanya muncul dalam daftar anggota Politbiro.
Kabar pejabat di pemerintahan Korut mendapat eksekusi mati dari Kim Jong-un bukan pertama kali.
Pada 2017, ada lima pejabat Korut yang dieksekusi mati lantaran memberi informasi palsu kepada Kim Jong-un.
Kabar lima pejabat dieksekusi mati ini diungkapkan anggota parleman Korea Selatan yang mendapat info dari badan intelijen Korsel.
Meski identitas pejabat yang mendapat eksekusi mati Kim Jong-un ini tidak diketahui pasti namun anggota parlemen Korsel menyebut para pejabat tersebut berada di posisi setingkat wakil menteri
dan pernah bekerja di bawah Kepala Kementerian Keamanan Negara Kim Won-Hong.
Jauh sebelumnya pada 2013, Kim Jong-un pernah memerintahkan eksekusi mati pamannya sendiri, Jang Song-thaek.
Sedangkan pada 2015 lalu, Kim Jong-un mengeksekusi Menteri Pertahanan-nya, Hyon Yong-chol.
Tahun 2020, Kim Jong-un dikabarkan telah mengeksekusi lima pejabat di Kementerian Ekonomi setelah mengkritik kebijakan Kim Jong Un.
Laporan Daily NK, mereka dieksekusi mati regu tembak pada 30 Juli 2020.
Keluarga para pejabat tersebut juga dieksekusi ke kamp tahanan politik yang menampung para pembangkang.
Pada April 2021, Kim Jong-un menjatuhkan hukuman mati pejabat di Departeman Organisasi
dan Bimbingan karena gagal dalam menerapkan pendidikan jarak jauh.
Diberitakan Daily NK, beberapa pejabat departemen tersebut malah mengkritik kebijakan Kim Jong-un.
Pejabat yang dieksekusi bermarga Park dan berusia 50 tahun.
Di bulan yang sama, Daily NK melaporkan Kim Jong-un telah memerintahkan eksekusi mati salah satu pejabat senior kementerian luar negeri Korut karena membeli alat kesehatan dari China.
Alat kesehatan tersebut rencananya digunakan di salah satu rumah sakit umum baru di Pyongyang.
Diberitakan Kim Jong-un ingin RS untuk penanggulangan Covid-19 tersebut meminta alat kesehatan buatan Jerman,
namun karena pembatasan ekspor dan minim anggaran pejabat tersebut membeli peralatan dengan harga yang lebih murah dari China.

Pembangunan RS tersebut juga molor, padahal Kim Jong-un menginstruksikan RS umum dibangun dalam waktu 6 bulan sejak Maret 2020.
Pejabat yang dieksekusi mati disebut sebagai wakil direktur di Kementerian Luar Negeri Korut berumur 50 tahun.
Ia merupakan pihak yang bertangung jawab atas urusan ekspor dan impor.
Dan yang terbaru pada Juli 2021, perwira tinggi (Pati) militer berpangkat Mayor Jenderal dikabarkan dieksekusi mati.
Dianggap melawan perintah, pejabat militer tersebut ditembak mati pada akhir Juli lalu.
Kim Jong Un kini terus melancarkan praktek tangan besi terhadap pejabat pemerintahannya.
Seorang pejabat militer berpangkat Mayor Jenderal dikabarkan telah dihukum mati dengan ditembak setelah mengabaikan permintaan khusus Kim Jong-un.
Ia menyebut permintaan Kim Jong-un untuk memberikan suplai makanan ke warganya sebagai sesuatu yang tak realistis.
Dilaporkan Daily NK, seorang sumber Rabu (28/7/2021) mengungkapkan Mayor Jenderal tersebut merupakan komandan logistik markas besar dari Kamp Latihan 185.
Ia pun disidang pada mahkamah militer karena mengatakan perintah Kim Jong-un sebagai perintah yang mengabaikan kenyataan.
Ia pun dieksekusi mati dengan ditembak pada 18 Juli lalu.
Kim sebelumnya memang telah memerintahkan agar gudang militer melakukan distribusi beras kepada publik, terkait bencana kelaparan di negara itu.
Menurut sumber itu, masyarakat menyadari eksekusi tersebut setelah otoritas mengirimkan surat pemberitahuan kepada pejabat militer yang setingkat kepala departemen dan di atasnya.
Pada surat yang dikirimkan 22 Juli lalu, memberitahukan detail mengenai contoh dari hukuman keras yang diberikan pemerintah.
Pemberitahuian itu mengatakan bahwa setelah menerima perintah khusus dari partai berkuasa, sang komandan secara diam-diam mengeluh.
Pada keluhannya ia mengungkapkan bahwa lumbung militer menghadapi masalah yang lebih serius daripada masalah kekurangan makanan yang dihadapi rakyat.
“Jika mereka akan memeras kita sambil tetap mengabaikan situasi di daerah dengan level bawah, dari mana kita akan menghasilkan semua beras itu,
bukan pasir dari sungai,” bunyi keluhan sang mayor jenderal pada surat pemberitahuan itu.
Menurut surat tersebut dengan mengkritik kurangnya rasa realitas dari Kim Jong-un,
pihak berwenang melihat sang komandan telah menjadi seorang sektarian.
Dengan mengungkapkan apa yang terjadi di surat pemberitahuan itu, pihak otoritas sepertinya ingin menyebar ketakutan.
Selain itu, juga menekankan siapa pun yang menentang kebijakan partai tak akan menerima pengampunan, siapa pun itu.
Mereka juga menunjukkan bahwa pihak berwenang ingin meluruskan disiplin militer yang lesu, meski dengan gudang beras militer yang kosong.
Dengan memberikan hukuman kepada pejabatnya itu, Kim Jong-un tampaknya berniat mengalihkan perhatian dari kegagalannya dalam memerintahkan gerakan “Persediaan Makanan untuk Tiga Bulan”.
Pasalnya hal itu dilakukan tanpa lebih dulu memastikan keadaan stok makanan militer.
Hal itu diyakini bahwa Kim Jong-un berencana meminimalkan risiko dengan mengubah situasi menjadi masalah politik dan ideologis, terkait eksekusi komandan logistik militer.
(Kompas TV)
Tautan:
https://www.kompas.tv/article/199373/deretan-pejabat-yang-dieksekusi-mati-pemimpin-korut-kim-jong-un?page=all