Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar Korea Utara

Kim Jong Un Eksekusi Mati Perwira Militer Mayor Jenderal Korea Utara, Marah Perintahnya Ditentang

Kim Jong Un menghukum mati seorang perwira tinggi militer karena menentang perintah untuk mengirim bantuan kepada warga.

Penulis: Frandi Piring | Editor: Frandi Piring
Daily UK/Screenshot
Kim Jong Un menghukum mati seorang perwira tinggi militer karena menentang perintah untuk mengirim bantuan kepada warga. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemimpin Tertinggi Korea Utara ( Korut ), Kim Jong Un dikabarkan kembali melakukan eksekusi mati seorang pejabat negara di kemiliteran.

Kim Jong Un menghukum mati seorang perwira tinggi militer karena menentang perintah untuk mengirim bantuan kepada warga.

Yakni bantuan berupa beras kepada warga yang kelaparan.

Regu Penembak Tentara Korea Utara. Terbaru Kim Jong Un Eksekusi Mati Perwira Militer Mayor Jenderal Korea Utara karena Menentang Perintah.
Regu Penembak Tentara Korea Utara. Terbaru Kim Jong Un Eksekusi Mati Perwira Militer Mayor Jenderal Korea Utara karena Menentang Perintah. (Daily Mail)

Dilansir dari Daily NK, perwira militer berpangkat mayor jenderal dihukum mati.

Perwira itu sendirinya sebagai penananggung jawab atas gudang logistik Kamp Latihan 815.

Perwira tersebut diadili di pengadilan militer dan dieksekusi mati pada 18 Juli lalu.

Berdasarkan keterangan sumber kepada Daily NK,

perwira yang tidak disebutkan identitasnya itu menyebut perintah Kim tidak realistis dan mengabaikan kenyataan yang ada.

Kim Jong Un lantas memerintahkan agar gudang beras militer dibuka untuk dikirim ke warga yang mengalami kelaparan.

Kasus ini terungkap setelah sang komandan secara diam-diam mengeluhkan soal kondisi gudang logistik militer.

Dia mengatakan krisis yang dihadapi gudang militer justru lebih parah daripada kelaparan yang dihadapi warga.

Keluhan itu disampaikan setelah partai berkuasa yang dimpimpin Kim Jong Un, Partai Pekerja, mengeluarkan perintah soal pendistribusian beras.

Menurut keterangan sumber, perwira itu mengatakan militer terus menerus diperas padahal mereka tak bisa menghasilkan beras.

"Dari mana kita bisa mendapatkan semua beras, ini bukan pasir yang diambil di dasar sungai," kata sang perwira, seperti diinformasikan oleh sumber.

Sejak itu dia menjadi sorotan pejabat pemerintah.

Hukuman mati tersebut ditegakkan sebagai upaya pemerintah untuk menghindari kejadian serupa.

Selain itu, eksekusi tersebut sebagai peringatan bagi para perwira yang menentang kebijakan partai.

Para pejabat di Pyongyang ingin menjadikan momentum ini untuk meningkatkan kedisiplinan militer

di tengah krisis pangan yang sedang mendera,

bahkan jika gudang beras kosong sekalipun.

Kim Jong Un disebut sudah mengetahui buruknya kondisi pangan di Korut setelah pertemuan politbiro partai pada 29 Juni.

Pada kesempatan itu, ia memerintahkan hukuman berat kepada perwira berpangkat tinggi,

sekaligus menginstruksikan militer untuk memeriksa kondisi gudang logistik sampai tingkat rendah.

Kakak Kim Yo Jong itu juga dilaporkan memecat belasan pejabat pada awal Juli karena dianggap gagal menangani bencana kelaparan.

Sebelumnya juga, Kim Yo Jong dikabarkan mengeluarkan perintah eksekusi mati seorang pejabat Korea Utara.

Dilansir dari Kompas TV, beberapa sumber Korea Utara mengungkapkan Kim Yo Jong telah memerintahkan pembersihan di sejumlah badan pemerintah.

Mengetahui hal itu, para pejabat Korea Utara ketakutan.

“Berita mengenai mereka menembak mati pejabat tinggi di Pyongyang menyebar di sebuah pejabat Hyesan saat ini,” tutur dua pejabat Korea Utara dikutip dari Express.

“Kami tak tahu siapa pejabat yang dieksekusi.

Bagaimana pun saya dengar dari pejabat yang dekat dengan saya, ia dieksekusi atas perintah Kim Yo Jong” tambah mereka.

Kim Yo Jong (kiri) dan Kim Jong Un dikawal pasukan militer Korea Utara.
Kim Yo Jong (kiri) dan Kim Jong Un dikawal pasukan militer Korea Utara. (AP)

Sebuah sumber mengatakan kepada Radio Free Asian, sejumlah pejabat telah dieksekusi karena terlibat penyelundupan emas yang terjadi November lalu.

“Secara keseluruhan ada 10 pejabat keamanan negara dan tentara yang memimpin keamanan perbatasan dieksekusi oleh grup penembak, Desember lalu,” ujarnya.

“Hal itu terjadi setelah sembilan warga dipenjara seumur hidup.

Sedangkan sejumlah keluarga mereka dikirim ke kamp penjara politik,” tambahnya.

Sumber tersebut juga mengatakan bahwa Kim Yo-jung mengancam memberikan perhatian khusus kepada pejabat yang membuatnya gelisah.

Kim Jong Un Eksekusi Mati 10 Orang karena Ponsel

Langgar peraturan negara, 10 warga Korea Utara Ditembak Mati di depan umum.

Kesepuluh warga itu dieksekusi mati setelah mereka diam-diam menggunakan Telepon Seluler untuk melakukan panggilan internasional.

Rezim Kim Jong Un pemimpin tertinggi Korea Utara melarang warganya mengakses jaringan telepon di China

dan menggunakannya untuk menelepon pembelot atau mencari tahu dunia luar.

Dikatakan ada 150 warga yang ditahan setelah polisi rahasia melancarkan operasi penindakan pada Maret.

Sumber di Korea Utara mengungkapkan,

beberapa orang yang ditangkap kemudian ditembak mati di depan umum.

Klaim itu dilaporkan Daily NK Japan, dengan kejadian tersebut dikabarkan berada di Provinsi Ryanggang yang berbatasan dengan China.

Pihak berwenang setempat menangkap tak hanya makelar

yang mengatur transfer uang maupun panggilan internasional.

Kepolisian setempat juga membekuk orang-orang yang ketahuan menyelundupkan barang d perbatasan,

dan berhubungan dengan pembelot di Korea Selatan.

Warga Korea Utara sangat bergantung kepada ponsel 

dan kartu selundupan untuk meminta tolong ke dunia luar.

Sumber lain menuturkan, penangkapan semakin tinggi sejak akhir Mei,

di saat negara dilanda krisis pangan dan harga kebutuhan yang makin meroket.

Sebanyak 150 di antaranya ditahan di empat provinsi berbeda,

dan dikirimkan ke pusat indoktrinasi sebagai hukuman.

"Pusat penahanan tersebut penuh orang seperti kawanan kelinci.

Beberapa terpaksa duduk di toilet," kata dia dikutip Daily Mirror Kamis (24/6/2021).

Sumber Pyongyang menjelaskan, penindakan bakal berlangsung selama beberapa bulan

dengan pengawasan di perbatasan diperketat.

Otoritas negara penganut paham Juche itu mendirikan tembok tebal

dan pagar listrik untuk mencegah penyelundupan.

Baca juga: Kim Jong Un Eksekusi Tembak Mati 10 Warga Korea Utara di Depan Umum Gara-gara Telepon Seluler

Baca juga: Kim Jong Un Berubah Drastis Muncul di Depan Publik, Kini Kurus dan Ramping, Kondisi Fisiknya Disorot

(*)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved