Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Info Tekno

Penampakan Kecanggihan Drone Mini DJI yang Mulai Dipasarkan untuk Pemula, Punya Harga Murah

Drone mungil ini juga jadi sebuah produk yang bisa dioperasikan oleh siapa pun dengan segala fitur dan kemudahannya.

DJI
Penampakan Kecanggihan Drone Mini DJI yang Mulai Dipasarkan untuk Pemula, Punya Harga Murah 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Versi mini dari sebuah barang memang kadang lebih menyenangkan dalam beberapa sisi.

Termasuk pasaran drone mini semakin ramai untuk meningkatkan minat penggunaan khususnya segmen pemula.

Drone mungil ini juga jadi sebuah produk yang bisa dioperasikan oleh siapa pun dengan segala fitur dan kemudahannya.

Masuk Indonesia, Drone DJI Mini 2 Dijual Mulai Rp 7 Jutaan Halaman all -  Kompas.com

Kamu juga mungkin jadi salah satu yang akan jatuh hati pertama kali melihatnya.

Produsen drone asal Tiongkok yang menjadi pemimpin pasar drone dunia, baru-baru ini mengeluarkan versi mini dengan harga termurah.

Bernama DJI Mini SE, drone ini pertama kali diluncurkan perusahaan untuk pasar luar negeri tertentu pada awal bulan Juli lalu.

Namun, DJI resmi meluncurkan Drone Mini SE untuk pasar dalam negeri Tiongkok dan siap memperluas penjualan di beberapa negara.

Melansir laman Gizmochina (24/7/2021), DJI Mini SE dibanderol dengan harga 1.999 Yuan atau sekitar Rp 4,4 juta.

Harga yang sangat murah untuk brand DJI ini, di luar aksesoris tambahan yang bisa digunakan di DJI Mini SE.

Harga yang lebih murah dari seri lainnya ini, membuat DJI Mini SE cocok untuk pengguna pemula yang baru ingin belajar mengoperasikan drone.

DJI sendiri cenderung memperbanyak aneka drone baru tahun ini terutama untuk segmentasi pemula.

Oleh karena itu, DJI Mini SE dihadirkan secara khusus dan memiliki penyesuaian dengan kebutuhan pengguna pemula.

Spesifikasi DJI Mini SE memiliki kamera beresolusi 2,7K dengan dukungan jangkauan wireless sejauh 2,5mil (4km). Kamera dari DJI Mini SE dapat merekam video dengan resolusi 2,7K pada 30 fps.

Sosok Windy Cantika Aisah, Penyumbang Medali Perdana Indonesia di Olimpiade Tokyo, Berusia 19 Tahun

Kemudian, saat melakukan perekaman dalam 1080p kamera ini dapat melakukan zoom digital 4x.

Kamera DJI Mini SE juga dapat menangkap foto dengan resolusi 12Mp dalam format jpeg dan memiliki pengaturan gimbal 3 sumbu.

Meski fiturnya lumayan lengkap, sayangnya DJI Mini SE tidak memiliki dukungan untuk Ocusync, yang merupakan teknologi transmisi milik perusahaan.

Teknologi tersebut memungkinkan produk untuk menggunakan pita radio 2.4GHz dan 5.8GHz, yang memungkinkan pengguna mendapatkan lebih banyak fleksibilitas ketika ada banyak gangguan dalam transmisi.

Drone ini memiliki sensor omnidirectional yang dapat meningkatkan keselamatan produk saat melakukan penerbangan.

Sensor ini dapat menghindarkan benturan dari perangkat.

Kemudian, drone ini juga dilengkapi GPS dan sensor mengarah ke bawah, yang memungkinkan drone untuk melayang dengan stabil.

DJI Mini SE memiliki bobot 249 gram yang terbilang cukup ringan dibanding drone lainnya.

DJI Mini SE diklaim memiliki masa penggunaan baterai maksimal 30 menit dengan sekali pengisian daya penuh.

Rusia Rilis Orion-E, Drone Maut Penghancur Tank dan Ranpur Lapis Baja

Rusia Rilis Orion-E, Drone Maut Penghancur Tank dan Ranpur Lapis Baja

Industri militer Rusia mengumumkan pesawat nirawak (drone) baru yang diklaim memiliki kemampuan mematikan di medan tempur.

Wujud fisik dan detil kendaraan udara tak berawak itu akan dirilis di rangkaian pameran dirgantara di Moskow pekan ini.  Demikian diwartakan Russia Today, Selasa (20/7/2021).

Drone anyar itu dilengkapi bom dan roket yang akan memungkinkannya menghancurkan instalasi musuh, formasi pasukan dan kendaraan yang sedang bergerak.

 
Berbicara kepada RIA Novosti, Dmitry Shugaev, Direktur Layanan Federal Rusia untuk Kerjasama Teknis-Militer, mengatakan penjelasan lengkap versi tempur drone Orion-E akan segera dilakukan produsennya.

Pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh ini menggendong bom presisi yang memungkinkannya menghancurkan emplasemen stasioner, serta tank dan pengangkut personel lapis baja.

Orion mampu terbang tujuh kilometer di atas tanah, memiliki lebar sayap 16 meter, dan muatan bom maksimum 200 kilogram.

Drone Orion versi awal digunakan militer Rusia, dan telah dikerahkan untuk ikut operasi udara di Suriah terhadap kelompok ISIS.

“Sebelumnya, sistem tak berawak hanya tersedia untuk dijual dalam versi pengawasan, dan tanpa persenjataan,” kata Shugaev. Sembilan unit Orion-E telah dipesan pelanggan asing sejak 2019.

Dalam hal pangsa pasar pesawat tak berawak Rusia, pejabat ekspor senjata mengatakan dalam jangka menengah,Rusia siap mengambil 10 persen pasar internasional.

Mereka akan mendorong produksi drone pengintaian dan penyerang. Selain itu, sejumlah drone baru, termasuk versi bersenjata lengkap, saat ini sedang dalam pengembangan.

Pada bulan April, perusahaan senjata Grup Kronshtadt Rusia, yang mengembangkan Orion, mengungkapkan telah menghabiskan $ 52 juta untuk pembangunan pabrik baru.

Proyek mereka disebut pabrik manufaktur pertama di Rusia yang khusus memproduksi drone. Tahun lalu, kantor berita TASS mengungkapkan lebih dari 900 kendaraan udara tak berawak Rusia telah memasuki layanan aktif sejak 2012.

Pabrik seluas 45.000 meter persegi, dibangun di kota Dubna, dekat Moskow. Ia menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 1.500 orang.

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, pabrik itu akan meluncurkan produk perdananya November 2021.

Kronshtadt Group mengembangkan drone atau UAV Inokhodets, nama lain Orion. Drone kelas menengah ini mampu terbang sepanjang hari.

Di Suriah, Inokhodets telah digunakan untuk menyerang target teroris dari Negara Islam. Rusia telah terlibat perang sejak 2015, ketika diundang Presiden Bashar Assad.

Pada tahun-tahun sejak keterlibatan Moskow, pasukan pro-pemerintah mendapatkan kembali banyak wilayah yang pernah diduduki teroris.

Selain Kronshtadt, banyak perusahaan Rusia lainnya di kompleks industri militer sedang mengembangkan drone untuk ditempatkan di garis depan.

Misalnya, produsen pesawat Sukhoi telah bekerja sama dengan perusahaan pertahanan Mikoyan untuk membangun Okhotnik-B, yang akan memiliki kecepatan tertinggi 1.000 km/jam.

Perusahaan kedirgantaraan lain, yang disebut OKB Sokol, telah mengembangkan UAV bernama Altius, yang akan dikirim ke Angkatan Darat Rusia tahun ini.

Pada 21 Februari, dilaporkan Inokhodets telah digunakan dalam 38 misi di Suriah, termasuk 17 serangan terhadap sasaran militan.

Kota yang dipilih untuk menjadi tuan rumah pabrik drone, Dubna, terkenal di Rusia sebagai rumah bagi institut riset nuklir negara itu.

Dubna jadi lokasi MKB Raduga, sebuah perusahaan dirgantara yang terutama berfokus pada produksi rudal.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rusia Rilis Orion-E, Drone Maut Penghancur Tank dan Ranpur Lapis Baja

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Drone Mini DJI Mulai Dipasarkan di China untuk Pemula, Seperti Apa Kecanggihannya?

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved