Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa Bumi Terkini

Gempa Tadi Malam Jumat 23 Juli 2021, Berikut ini Info BMKG Titik Koordinat dan Magnitudonya

Info gempa bumi dari BMKG terjadi pada hari ini Jumat 23 Juli 2021, gempa tersebut mengguncang wilayah di Jawa Barat pada pukul 00:14 WIB.

Penulis: Glendi Manengal | Editor: Glendi Manengal
Istimewa/Tribunmanado
Ilustrasi: Gempa terkini Jumat 23 Juli 2021, guncang wilayah di Jawa Barat 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Info gempa bumi dari BMKG terjadi pada hari ini Jumat 23 Juli 2021.

Gempa tersebut mengguncang wilayah di Jawa Barat pada pukul 00:14 WIB.

Berikut informasi dari BMKG terkait gempa yang terjadi di Wilayah Jawa Barat.

Baca juga: Kondisi Ustaz Yusuf Mansur, Sambil Tahan Tangis Istri Ungkap Keadaan Sang Suami Sempat Alami Hal Ini

Baca juga: Istri Ustaz Yusuf Mansur Menangis Ketika Ungkap Kondisi Sang Suami, Minta Didoakan: Sekian Koma Aja

 

Gempa bumi melanda Kota Banjar, Jawa Barat, Jumat (23/7/2021) dini hari.

Berdasarkan informasi dari twitter BMKG gempa bumi ini terjadi di Kota Banjar, Jawa Barat pukul 00:14 WIB, Jumat (23/7/2021).

Informasinya gempa bumi terkini berkekuatan magnitudo 3.7 SR.

BMKG menambahkan lokasi gempa bumi berada di  Titik Koordinat: 7.26 LS-108.67 BT.

Pusat gempa berada di darat 19 km TimurLaut Kota Banjar, Jawa Barat.

Diketahui gempa bumi ini berada di kedalaman 4 kilometer.

Arahan Gempa ini dirasakan untuk diteruskan pada masyarakat.

Saran BMKG Hati-hati terhadap gempabumi susulan yang mungkin terjadi.

Wilayah Dirasakan (Skala MMI) II Kota Banjar.

"#Gempa Dirasakan Magnitudo: 3.7, Kedalaman: 4 km, 23 Jul 2021 00:14:52 WIB, Koordinat: 7.26 LS-108.67 BT (Pusat gempa berada di darat 19 km TimurLaut Kota Banjar), Dirasakan (MMI): II Kota Banjar #BMKG" tulis akun Twitter BMKG.

Potensi terjadinya Tsunami di Pacitan

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta jajaran Kementerian Sosial (Kemensos) menyiapkan langkah strategis terkait potensi gempa dan tsunami di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, yang diprakirakan bisa mencapai 25-28 meter.

Langkah strategis diperlukan untuk meminimalisasi dampak terburuk dari terjadinya potensi gempa dan tsunami tersebut.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, potensi tsunami tinggi di Kabupaten Pacitan lantaran dalam peta wilayah itu dekat dengan teluk yang mengumpulkan tenaga gelombang tinggi dan relatif dekat dengan letak episentrum gempa, sehingga dapat dikatakan menjadi zona merah.

“Misalnya peta daerah Pacitan, Jawa Timur, warna merah menunjukkan gelombang tinggi 10-14 meter, semakin merah semakin tinggi pula gelombang, warna kuning gelombang 2-3 meter, serta warna hijau gelombang setengah meter,” papar Dwikorita saat Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan arahan atas kesiapsiagaan bencana secara daring di Jakarta, Rabu (21/7/2021).

Dwikorita menyebutkan ada 10 kajian ilmiah terkait prediksi bencana yang dijabarkan dalam sebuah peta untuk memudahkan memahami dengan tiga warna yakni merah, kuning dan hijau.

Pada kasus Kabupaten Pacitan, akses zona merah menuju zona hijau kemungkinan tercepat melalui sungai yang mengalir. Namun, jika terjadi tsunami, sungai tersebut menurut Dwikorita berpotensi menambah dampak kerusakan wilayah.

Sehingga, diperlukan jalur yang dapat mengintegrasikan penduduk di zona merah agar dapat mengevakuasi diri ke jalur hijau. Dwikorita meminta agar seluruh jajaran di daerah dapat membangun infrastruktur tahan gempa sebagai jalur evakuasi warga.

Ilustrasi Gempa Bumi.
Ilustrasi Gempa Bumi. (Kompas.com)

Dwikorita mengingatkan agar jangan sampai infrastruktur evakuasi tidak kuat menghadapi bencana seperti yang terjadi di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Dia mengatakan infrastruktur evakuasi warga di Palu sebenarnya sudah dipersiapkan sejak 2009-2015 dan semua elemen masyarakat bersiap menghadapi situasi bencana alam, mulai dari Wali kota, Bapeda, Dinas Tata Ruang, pihak sekolah dan pihak-pihak terkait lainnya.

Namun lantaran tidak kuat menahan guncangan gempa, sehingga infrastruktur seperti jembatan, roboh. Akibatnya, banyak di antara anak-anak dan dewasa yang telah mempelajari cara evakuasi diri menjadi korban, karena tak tahu harus berbuat apa di kala infrastruktur evakuasi rusak parah.

Oleh karenanya, menurut Dwikorita, empat langkah strategis kesiapsiagaan bencana yang dipaparkan Menteri Sosial Tri Rismaharini perlu diterapkan sesegera mungkin.

Empat langkah tersebut adalah mempelajari kearifan lokal penduduk untuk mempermudah evakuasi, menggandeng pihak terkait komunikasi publik di saat putus komunikasi, tidak meremehkan prakiraan BMKG, dan agar jajaran Kementerian Sosial dan Dinas Sosial memahami kebutuhan warga setempat yang riskan terhadap dampak bencana untuk mengurangi korban anak-anak, lansia, hingga penyandang disabilitas.

“Saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh Bu Mensos terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana yang begitu strategis, serta juga perlu mempersiapkan bangunan yang dirancang tahan guncangan gempa hingga magnitudo 8,7,” kata dia

(Tribunmanado)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved