Sulut United
Wawancara Khusus Persiapan Tim Sepak Bola PON Sulut Menuju Papua
Tim sepak bola PON asal Sulawesi Utara menjadi salah satu yang berkesempatan mengikuti pertandingan ini.
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan diselenggarakan di Papua sudah semakin dekat.
Jika tidak ada halangan, ajang pertandingan olah raga bergengsi ini akan diadakan pada Oktober 2021.
Tim sepak bola PON asal Sulawesi Utara menjadi salah satu yang berkesempatan mengikuti pertandingan ini.
Lalu bagaimana persiapan tim sepak bola PON Sulut?
Apa saja kendala yang dihadapi di masa pandemi Covid-19 ini?
Simak wawancara khusus Tribun Manado (TM) bersama Pelatih Kepala Tim Sepak Bola PON Sulut, Rudi Manumpil (RM) berikut ini.
TM: Sekitar bulan Oktober PON Papua akan berlangsung, bagaimana terbentuknya tim PON Sulawesi Utara ini?
RM: Awalnya tahun 2019 kami melaksanakan seleksi lalu mengadakan pertandingan pra-PON antara Sulut, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah. Lalu dari tiga tim tersebut kami berhasil menang dan mewakili tiga provinsi tersebut.
TM: Lalu bagaimana proses latihannya? Apakah pemainnya sudah paten atau ada tambal sulam?
RM: Kami tetap mengutamakan dari tim Sulut yang memenangkan pra-PON karena pemain yang mewakili Sulut di pertandingan pra-PON adalah pemain yang diseleksi dari liga 3 di Sulut.
TM: Saya dengar ada 12 tim yang lolos ke PON Papua, tim Sulut nanti masuk ke grup mana? Atau bagaimana pola permainan nanti?
RM: Sampai saat ini belum ada pembagian pool. Jadi semua masih dalam tahap persiapan, tinggal menunggu pelaksanaan dari PSSI dan panitia PON Papua pembagiannya apakah kami akan dibagi menjadi tiga atau empat pool.
TM: Tapi Sulut tetap siap ya menghadapi tim mana pun?
RM: Kami sudah mempersiapkan diri, tetap siapapun lawannya harus kita hadapi karena nanti di sana pasti akan cabut undi untuk pembagian pool.
TM: Masyarakat Sulut berharap tim sepak bola Sulut ini memiliki prestasi yang sama dengan tim sepak bola PON Sulut pada 1996 meskipun suasananya berbeda karena Covid-19. Bagaimana try out yang sudah dilakukan tim sepak bola PON Sulut lalu bagaimana latihannya sekarang?
RM: Tahun 2020 ada dua negara yang rencananya menjadi tempat try out tim sepak bola PON Sulut yaitu Korea Selatan dan Vietnam. Tapi karena Covid-19 maka hal tersebut tidak bisa dilaksanakan. Maka setelah masuk tahun 2021 kami melakukan latihan fisik di Kepulauan Sangihe tepatnya di Kota Tahuna.
TM: Kenapa memilih Tahuna?
RM: Karena kebetulan manajer kami dari Tahuna dan ia sudah berbicara dengan pemda, dan Pemda Tahuna juga sangat welcome terhadap kami. Kami juga dibantu banyak hal di sana, jadi masalah biaya sudah ditanggung oleh Pemda Tahuna.
TM: Sekarang sedang fokus latihan di bidang apa?
RM: Kami beberapa kali mengadakan pertandingan persahabatan di Manado, waktu itu kami melawan Sulut United. Kemudian ada pertandingan-pertandingan lokal yang kami ikuti.
TM: Bagaimana progress para pemain dan apa yang menjadi kendala?
RM: Progressnya, jadi sebelum latihan fisik di Sangihe kami melakukan tes fisik pertama yang dinilai oleh pihak KONI. Waktu itu nilai kami sangat kurang, yang paling bagus nilainya berada di level cukup, mungkin cuma 1 orang dari 25 orang. Setelah pulang dari Sangihe kami dites lagi dan nilainya tidak ada lagi yang kurang, semuanya baik dan baik sekali. Kemudian dari seluruh cabang olahraga yang ikut PON, tim sepak bola adalah yang terbaik latihan fisiknya. Kendalanya adalah biaya, tapi saya sampaikan ke tim jangan menjadi halangan untuk kita berprestasi. Kita tetap berupaya bagaimana caranya kekurangan biaya ini kita tutupi menggunakan semangat.
TM: Ada berapa orang yang menjadi personel kepelatihan dan bagaimana Coach membagi tugasnya?
RM: Pemain kami tinggal 20 orang, memang sudah ditentukan oleh KONI. Kemudian official-nya empat orang. Kami berempat ini harus bersama-sama mengumpulkan perlengkapan, memikirkan strategi.
TM: Tipikal tim sepak bola PON Sulut ini seperti apa? Menyerang atau bertahan?
RM: Kami tipikal tim menyerang, seperti yang sudah menjadi program PSSI. Kami harus ikuti juga untuk bagaimana caranya kita mencetak gol.
TM: Biasanya pelatda (pelatihan daerah, -red) diadakan di satu tempat tertentu. Nah saat ini apakah para pemain sudah diasramakan atau masih di rumah masing-masing?
RM: Beberapa minggu lalu kami beristirahat latihan, jadi kembali ke daerah masing-masing. Pemain sepak bola kami berasal dari berbagai daerah seperti Kotamobagu, Bolaang Mongondow, Kepulauan Talaud, Sangihe, Sitaro, Minsel, Mitra, Bitung, Minut, dan Minahasa. Saat ini mereka sudah berada di mess sehingga kami berharap dari pimpinan mungkin bisa berbicara dengan manajer karena kami sudah tidak memiliki waktu beristirahat, pertandingan sudah dekat.
TM: Dari 20 orang spesifiknya mereka memegang peran apa saja?
RM: Tim utamanya dari pemain pertandingan pra-PON. Dari 20 orang ini kipernya ada dua, pemain belakang ada enam, pemain depan ada lima, sisanya pemain tengah.
TM: Kalau untuk PON ini pemain kelahiran tahun berapa?
RM: Rata-rata 1997.
TM: Apakah ada pemain senior?
RM: Untuk saat ini tidak ada pemain senior, tapi sebelumnya dari pemain liga tiga orang bisa masuk. Namun karena tuan rumah mengatakan tidak perlu ada pemain senior, semuanya pemain amatir, maka tidak ada pemain senior dan pemain liga.
TM: Saat ini kan ada pertandingan-pertandingan persahabata, seperti sekarang ini akan bertanding dengan tim dari Papua. Siapa yang menginisiasi pertandingan ini?
RM: Ini adalah inisiatif dari ASPROP (Asosiasi Speak Bola Provinsi, -red) Sulut supaya kami ada lawan tanding. Kalau mau keluar agak susah karena terkendala biaya dan situasi pandemi Covid-19.
TM: Ini tim-tim muda yang bisa menjadi prospek sepak bola di Sulut. Kalau Coach lihat dari pemain-pemain apa yang perlu dibenahi?
RM: Sampai saat ini kami sebenarnya memerlukan sekali try out karena kalau hanya bermain di Sulut pasti kurang. Terus terang saja pemain terbaik di klub sudah ada di tim sepak bola PON Sulut. Kalau melawan tim dari daerah lain mungkin bisa mengimbangi. Mungkin akan kami kumpulkan pemain-pemain senior liga supaya bisa berimbang.
TM: Kalau dengan tim yang ada di Sulut sendiri bagaimana?
RM: Dengan Sulut United kami sudah bisa draw, kalau dengan Persmin Minahasa kemarin kami menang 2-0. Dengan tim lainnya di sini kami juga sudah bisa menang.
TM: Kalau dengan tim se-Sulawesi ini bagaimana?
RM: Sudah ada program latihannya. Sebenarnya bulan Juni ini kami sudah bisa try out tetapi karena biaya dan pandemi Covid-19 kami hanya try out di tempat masing-masing.
TM: Bagaimana Coach dan tim memastikan pemain-pemain bebas dari Covid-19?
RM: Sebelum try out kami sudah melakukan rapid test antigen, hasilnya semua negatif.
TM: Jadi ada tim dokter khusus?
RM: Ada. Begitu juga tim lawan sudah rapid test antigen, jika ada yang positif tidak diperbolehkan ikut bermain. Ketika TC kami juga melarang para pemain untuk keluyuran. Jika ada yang keluyuran langsung kami suruh mandi lalu kami berikan rapid test antigen lagi sebelum masuk ke mess. Ke manapun harus pakai masker, cuci tangan, dan menjaga jarak, begitu pun saat latihan. Sebelum latihan semua harus memakai masker, nanti masker dilepas hanya saat latihan. Usai latihan masker harus dipakai kembali.
TM: Bagaimana Coach melihat respon pemerintah daerah?
RM: Respon pemerintah langsung disampaikan melalui KONI. Informasi dari KONI, mulai bulan Juli semua cabang olahraga ditangani langsung oleh pihak KONI. Tapi saat ini kami masih ditangani dan dibiayai oleh manajer mulai dari makan hingga latihan. Hari Rabu minggu depan kami sudah masuk TC dan semua cabang olahraga dibiayai oleh KONI.
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL: