Grmpa Bumi Terkini
Gempa di Darat Rabu 21 Juli 2021, Berikut Info BMKG Kekuatan Magnitudo dan Koordinatnya
Info gempa bumi dari BMKG terjadi pada hari ini Rabu 21 Juli 2021. Gempa tersebut mengguncang wilayah di Sulawesi Barat pada pukul 04:40 WIB.
Penulis: Glendi Manengal | Editor: Glendi Manengal
MANADO.TRIBUNNEWS.COM - Info gempa bumi dari BMKG terjadi pada hari ini Rabu 21 Juli 2021.
Gempa tersebut mengguncang wilayah di Sulawesi Barat pada pukul 04:40 WIB.
Berikut informasi dari BMKG terkait gempa yang terjadi di Wilayah Sulawesi Barat.
Baca juga: Masih Ingat Arya Wiguna? Dulu Artis Dadakan Usai Ribut dengan Eyang Subur, Kini Punya Profesi Baru
Baca juga: Ramalan Shio Besok Kamis 22 Juli 2021, 4 Shio Bakal Alami Nasib Sial, Mereka Perlu Berhati-hati

Berdasarkan informasi dari twitter BMKG gempa bumi ini terjadi di Mamasa, Sulawesi Barat pukul 04:40 WIB, Rabu (21/7/2021).
Informasi BMKG gempa bumi terkini berkekuatan magnitudo 4.0 SR.
BMKG menambahkan lokasi gempa bumi berada di Titik Koordinat: 2.89 LS-119.36 BT.
Pusat gempa berada di darat 9 km tenggara Mamasa, Sulawesi Barat
Diketahui gempa bumi ini berada di kedalaman 5 kilometer.
Arahan Gempa ini dirasakan untuk diteruskan pada masyarakat.
Saran BMKG Hati-hati terhadap gempabumi susulan yang mungkin terjadi.
Wilayah Dirasakan (Skala MMI) III Mamasa.
"#Gempa Dirasakan Magnitudo: 4.0, Kedalaman: 5 km, 21 Jul 2021 04:40:29 WIB, Koordinat: 2.89 LS-119.36 BT (Pusat gempa berada di darat 9 km tenggara Mamasa), Dirasakan (MMI): III Mamasa #BMKG" tulis twitter BMKG.
Sejarah Gempa di Sulawesi Barat
Sejarah mencatat wilayah tersebut atau dikenal dengan Mamuju Thrust acap kali digoyang gempa dan tsunami.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG) dalam catatannya menyebut gempa yang disusul tsunami pernah terjadi pada tahun 1967 dan 1969.
Bahkan pusat gempa kemarin dengan magnitudo 5,9 SR dan pagi tadi 6,2 SR nyaris berdekatan dengan gempa dan tsunami yang terjadi pada tahun 1967 dan tahun 1969.
"Apa yang terjadi di Majene sekarang adalah pengulangan yang sama. Pada tanggal 23 Februari 1969 gempa dengan kekuatan 6,9 SR dan kedalaman 13 km pernah terjadi di sana," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono saat jumpa pers webinar, Jumat(15/1/2021).
Daryono mengatakan gempa bumi 1969 tersebut menimbulkan gelombang tsunami dan puluhan orang tewas.
" Muncul tsunami 4 meter waktu itu di Pellatoang dan Pasarangan. Lalu tsunami 1,5 meter di Paili," katanya.
Sementara pada tahun 1967 tepatnya 11 April juga terjadi gempa bumi 6,3 SR di Polewali Mandar. Gempa juga mengakibatkan gelombang tsunami dan sebanyak 13 orang meninggal dunia.
BMKG juga mencatat pada 8 Januari 1984 juga terjadi di Mamuju, Sulawesi Barat dengan kekuatan 6,7 SR namun tidak memunculkan gelombang tsunami.

Prediksi BMKG, Masih Akan Ada Gempa Susulan di Majene dan Mamuju
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG) mempreduksi masih akan ada gempa bumi susulan di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat.
Gempa susulan tersebut bisa lebih besar dari sebelumnya dan berpotensi tsunami.
"Masih ada potensi gempa susulan yang masih kuat, bisa mencapai kekuatan gempa tadi pagi 6,2 SR atau bisa sedikit lebih tinggi,"ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat konferensi pers webinar, Jumat(15/1/2021).
"Karena kondisi batuan diguncang 28 kali sudah rapuh memungkinkan untuk terjadinya longsor di bawah laut dapat pula berpotensi tsunami jika ada gempa susulan berikutnya kalau pusat gempa di pantai atau pinggir laut," sambung Dwikorita.
Sementara itu Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan sejak Kamis hingga Jumat ada 28 kali gempa susulan.
Ada dua kekuatan gempa bumi yang besar terjadi hari Kamis 5,9 Skala richter dan Jumat dinihari 6,2 SR.
"Kemarin itu kita anggap sebagai gempa pembuka yang tadi pagi sudah maksimal, kita berharap tidak terjadi lagi," kata Daryono.
Menurut Daryono ada kesamaan gempa bumi yang terjadi sekarang dengan sebelumnya di Majene, Sulawesi Barat.
Kedua gempa bumi disebabkan oleh pergerakan sesar naik Mamuju.
"Sesar naik ini mirip gempa Lombok 2018,"katanya.
(Tribunnews/Tribunmanado)