Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional

WHO Kritik Vaksinasi Berbayar di Indonesia: Program yang Hanya Menimbulkan Masalah selama Pandemi

World Health Organization (WHO) melontarkan kritik mengenai program vaksinasi berbayar di Indonesia.

Editor: Frandi Piring
Notif.id
Kepala Unit Program Imunisasi WHO Ann Lindstrand mengkritik kebijakan vaksinasi berbayar di Indonesia. Dianggap hanya akan menimbulkan masalah selama pandemi Covid-19. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Program vaksinasi berbayar di Indonesia kini disorot Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

Kepala Unit Program Imunisasi WHO Ann Lindstrand mengkritik kebijakan vaksinasi gotong royong individu berbayar di Indonesia.

WHO menanggapi hal tersebut lewat situs resminya.

Tanda Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diambil pada akhir 29 Mei 2020 di kantor pusat WHO, di Jenewa, Swiss, tampak kotor. Kini WHO kritik program vaksinasi berbayar di Indonesia.
Tanda Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diambil pada akhir 29 Mei 2020 di kantor pusat WHO, di Jenewa, Swiss, tampak kotor. Kini WHO kritik program vaksinasi berbayar di Indonesia. (FABRICE COFFRINI / AFP via KOMPAS.COM)

Ann Lindstrand menyatakan setiap orang harus memiliki hak yang sama untuk bisa mengakses vaksin Covid-19.

"Pembayaran (dalam bentuk) apapun (untuk memperoleh vaksin) akan menimbulkan problem (masalah) akses dan etika selama pandemi.

Padahal di saat yang sama kita membutuhkan cakupan vaksinasi yang luas

yang bisa menjangkau semua pihak yang rentan," kata Lindstrand dikutip dari situs resmi WHO, Kamis (15/7/2021).

Ia menilai program vaksinasi Covid-19 berbayar tidaklah tepat.

Menurutnya, jika anggaran yang menjadi masalah,

saat ini banyak lembaga yang memberikan bantuan untuk pengadaan vaksin.

Lindstrand mengatakan kerja sama internasional seperti COVAX Facility yang berada di bawah WHO juga sudah memberikan jatah vaksin gratis kepada negara yang membutuhkan.

Ia menuturkan, meskipun pengiriman dan logistik penyimpanan vaksin membutuhkan dana,

hal tersebut bisa diperoleh lewat bantuan berbagai lembaga internasional seperti Bank Dunia.

"Ada pasokan vaksin dari COVAX melalui kolaborasi UNICEF, WHO, dan lain-lain.

Tentunya mereka memiliki akses vaksin yang gratis hingga 20 persen dari populasi yang didanai para penyandang kerja sama COVAX.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved