Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Nasional

Sosok Kamaruddin Askar, Ketua IDI Bekasi Meninggal Akibat Covid-19, Punya Komorbid Diabetes

Kamaruddin Askar sebagai seorang dokter panutan yang rajin bekerja, cepat dan sigap dalam menangani situasi apapun di dalam pemerintahan.

Editor: Rhendi Umar
Istimewa
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Kota Bekasi, Kamaruddin Askar, meninggal dunia pada Selasa (6/7/2021) pagi tadi, akibat terpapar Covid-19. 

Hal tersebut diungkapkan epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko dan Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman.

Baca juga: Vaksin AstraZeneca dan Pfizer Efektif Lawan Varian Delta dan Kappa

Tenaga kesehatan telah menerima vaksin Sinovac yang memiliki efikasi 65,3 persen berdasarkan data BPOM yang dimulai sejak Januari awal tahun ini.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, terkait wacana pemberian dosis ketiga belum ada publikasi ilmiah dan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia WHO. Sementara itu, pemerintah kini tengah melakukan studi mengenai kapan menurunnya efikasi vaksin Sinovac.

Ilustrasi Dokter - Aturan Dokter
Ilustrasi Dokter - Aturan Dokter (Warta Kota)

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), diketahui 949 tenaga kesehatan meninggal karena Covid-19.

Dari jumlah tersebut, terdapat 20 dokter dan 10 perawat yang meninggal walaupun telah menerima vaksin Sinovac - berdasarkan data Tim Mitigasi IDI dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

Dorongan untuk vaksinasi dosis ketiga, mengapa?

Berkaitan dengan nakes meninggal meski sudah vaksin, epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windhu Purnomo menilai perlu dilakukan penelitian lebih dahulu untuk melihat sumber virus yang menyerang nakes.

Jika berasal dari varian baru, seperti Delta, maka tidak akan ada gunanya jika dilakukan vaksinasi dosis ketiga.

Sementara itu, epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko mengatakan, pemberian vaksin ketiga perlu dilakukan, salah satunya, karena efikasi vaksin Sinovac yang rendah.

"Efikasi Sinovac itu kecil 65,3 persen dibanding vaksin lain yang di atas 70 persen. Efikasi itu terus akan menurun dan melemah seiring waktu, apalagi ini sekarang sudah enam bulan (sejak pemberian vaksin pertama bagi nakes pada Januari)," kata Yunis saat dihubungi BBC, Senin (28/06).

Untuk itu, tambah Yunis, tenaga kesehatan perlu mendapatkan imunisasi kembali, yaitu pemberian dosis ketiga.

Sehingga, mendorong antibodi dalam tubuh mereka tetap kuat atau bahkan meningkat.

"Tidak ada masalah (bagi kesehatan jika divaksin ketiga), malah antibodinya akan meningkat dan lebih melindungi tenaga kesehatan," kata Yunis.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved