Bencana Alam
Kondisi Terkini di Jepang Pasca Hujan Deras, Penumpang Terpaksa Tidur di Dalam Kereta
Update kondisi terkini di Jepang pasca hujan deras lalu banjir. Penumpang terpaksa tidur di dalam kereta kecepatan tinggi.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Update kondisi terkini di Jepang pasca hujan deras lalu banjir.
Penumpang terpaksa tidur di dalam kereta kecepatan tinggi.
Akibat hujan deras banjir terjadi di daerah Shinzuoka.
Baca juga: Ingat Artis Cantik Tyas Mirasih? Kini Terlibat Cinta Beda Usia dengan Bastian Steel dalam Sinetron
Baca juga: Jane Shalimar Meninggal, Begini Kronologi Politikus Partai Demokrat Ini Terpapar Covid-19
Baca juga: Rumah dan Mobil Hanyut Terbawa Longsor, Jalan Rusak karena Hujan Lebat, Terjadi di Jepang
Para penumpang menantikan Shinkansen untuk berangkat di Stasiun Tokyo, Sabtu (3/7/2021) tengah malam. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)
Tokaido Shinkansen selama beberapa jam tak bisa diberangkatkan dari Stasiun Tokyo, Sabtu (3/7/2021) tengah malam.
Penumpang terpaksa tidur di dalam kereta kecepatan tinggi tersebut sambil menunggu banjir surut.
"Kereta Shinkansen jadi tempat penginapan sementara bagi penumpang tengah malam sampai dengan pagi ini dibuka sebagai "hotel kereta", dan sekitar 260 orang yang tidak dapat mencapai tujuan sedang beristirahat di kursi kereta peluru tersebut dini hari ini," papar seorang petugas kereta stasiun Tokyo kepada Tribunnews.com, Minggu (4/7/2021).
Hujan deras bahkan membuat longsor di banyak tempat kemarin membuat Tokaido Shinkansen dihentikan selama beberapa jam.
"Kami tidak dapat memastikan keamanan lintasan, jadi kami menangguhkan operasi antara Stasiun Tokyo dan Stasiun Shin-Osaka pada malam tanggal 3 Juli 2021. Demikian pula yang menuju Shizuoka," jelasnya.
Kereta api yang tidak dapat mencapai tujuannya kembali ke Stasiun Tokyo satu demi satu sebelum fajar pada tanggal 4 Juli dan JR Central merilis kereta sebagai "hotel kereta api" dan digunakan oleh sekitar 260 penumpang.
Mereka beristirahat di tempat duduk masing-masing.
"Kereta berhenti di Prefektur Kanagawa, yang jaraknya tidak jauh dari tujuan saya. Maaf saya tidak bisa bertemu teman saya. Saya ingin pergi pulang setelah istirahat di kereta. Jadi saya harap pagi ini sudah dapat berfungsi seperti biasa," kata seorang wanita berusia 25 tahun yang berencana pergi ke Shizuoka.
Hujan lebat dan longsor terutama di Atami Shizuoka mengakibatkan 20 orang hilang.
Namun 8 orang telah ditemukan pagi ini, tinggal sekitar 12 orang masih dalam pencarian dibantu pasukan beda diri Jepang (SDF) di samping petugas lainnya.
Rumah dan Mobil Hanyut di Tanah Longsor
Telah terjadi bencana alam di pagi hari. Dilaporkan bahwa sejumlah rumah dan mobil hanyut terbawa tanah longsor.
Kejadian ini terjadi karena pengaruh Musim Hujan Asia Timur menjadikan rekor hujan lebat dari tanggal 2 Juli hingga tanggal 3 Juli di sisi Pasifik wilayah Kanto dan Tokai, Jepang.
Sabtu (3/7/2021) pagi hujan lebat dan tanah longsor skala besar terjadi di Distrik Izusan Kota Atami, Prefektur Shizuoka,
"Beberapa rumah dan mobil hanyut terbawa tanah longsor. Tampaknya aliran puing-puing telah terjadi," ungkap sumber Tribunnews.com di Pemda Shizuoka, Sabtu (3/7/2021).
Menurut Prefektur Shizuoka, belum diketahui nasib sekitar 20 penduduk dan kemungkinan terkena dampak banjir besar dan longsor tersebut.
Polisi Prefektur Shizuoka dan pemadam kebakaran telah memulai operasi penyelamatan.
Sekitar pukul 10.30, pihak darurat telepon 119 menyatakan satu demi satu terjadi aliran puing-puing di Izusan, Kota Atami.
Lokasinya sekitar 1,5 km sebelah utara Stasiun JR Atami.
Prefektur mendirikan markas tanggap bencana darurat pada siang hari dan meminta Pasukan Bela Diri (SDF) untuk mengirimkan bantuan pasukan anti bencana.
Polisi dan petugas pemadam kebakaran telah membatasi lalu lintas di sekitarnya dan meminta mereka untuk menjauh.
Setelah pukul 11.00, beberapa warga dievakuasi ke Museum Seni MOA di dekat lokasi dengan diarahkan oleh petugas polisi.
Menurut pihak museum, warga kemudian dievakuasi ke SMP Atami.
Di sekitar Sungai Kaname di Kota Hiratsuka, Prefektur Kanagawa, di mana hujan lebat menyebabkan kerusakan jalan raya.
"Saya mendengar suara seperti bom.
Saya masih tidak bisa berhenti gemetar," seorang wanita berusia 50-an tahun yang tinggal di dekatnya mengatakan dalam sebuah wawancara.
Menurut Badan Meteorologi Jepang, curah hujan 24 jam di setiap wilayah mencapai 340 mm pada pukul 06.50 di Kota Mori, Prefektur Shizuoka, curah air yang tertinggi dalam sejarah pengamatan Tribunnews.com.
Di Kota Hiratsuka, Prefektur Kanagawa dan Kota Abiko, Prefektur Chiba, jumlah rekor tertinggi di bulan Juli telah ditetapkan.
Bahkan di Kota Hakone, Prefektur Kanagawa, curah hujan tercatat 543 mm pada jam 09.40.
Kota Hiratsuka mengatakan bahwa risiko banjir di enam sungai yang mengalir melalui kota, seperti Sungai Kaname, telah meningkat.
Menurut Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi, ini adalah pertama kalinya jaminan keselamatan darurat diumumkan sejak informasi evakuasi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah jika terjadi bencana telah diubah pada Mei tahun ini.
Di Kota Zushi, Prefektur Kanagawa, sekitar pukul 8 pagi, lereng runtuh di dekat pintu keluar persimpangan Zushi di Jalan Yokohama Yokosuka, dan setidaknya satu mobil terkena dampaknya.
Pria yang mengemudi dibawa ke rumah sakit, tetapi dia mengatakan tidak ada yang istimewa dalam hidupnya.
Di Kota Numazu, Prefektur Shizuoka, ada informasi bahwa rumah-rumah pribadi hanyut di sungai yang banjir.
Pada pukul 10:00 pagi, peringatan tingkat 4 "perintah evakuasi" yang menyerukan evakuasi dari tempat-tempat berbahaya telah dikeluarkan untuk total sekitar 238.000 rumah tangga di 19 kotamadya di Prefektur Shizuoka, dan setidaknya 30.802 rumah tangga di 18 kotamadya di Prefektur Chiba.
Bahkan di Prefektur Kanagawa, perintah evakuasi telah dikeluarkan oleh sebagian besar pemerintah daerah di wilayah pesisir.
Curah hujan 24 jam hingga pukul 6 pagi pada tanggal 4 diperkirakan 150 mm di wilayah Tokai dan 120 mm di wilayah Kanto Koshin.
Badan Meteorologi Jepang menyerukan kehati-hatian yang ketat terhadap banjir sungai dan terjadinya bencana terkait sedimen.
FOTO: Banjir dan longsoran di daerah Izusan Kota Atami, Prefektur Shizuoka, Jepang, Sabtu (3/7/2021). (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)
SUMBER: