Berita Sulut
Pemerintah Dorong Kaum Milenial Sulut Terjun ke Dunia Pertanian
Petani milenial di Sulut memang masih kalah jumlahnya dengan petani lanjut usia
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pertanian merupakan salah satu sektor yang masih bisa tumbuh subur di masa pandemi virus corona (Covid-19).
Sektor ini berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara sebanyak 20 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa pertanian memiliki peran penting dalam menggerakkan perekonomian Sulut.
Terkait hal tersebut Tribun Manado menggelar diskusi terkait "Bertani di Era Digital, Peluang dan Tantangan Milenial".
Dalam diskusi tersebut, Kepala Dinas Pertanian Sulut Novly Wowiling menyatakan ada banyak petani milenial bermunculan di Sulut.
"Petani milenial di Sulut memang masih kalah jumlahnya dengan petani lanjut usia. Namun tentu prestasi petani milenial tidak perlu diragukan lagi karena banyak yang berhasil ekspor sampai ke luar negeri," terang Novly, Rabu (30/6/2021).
Kemudian Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdik) Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) Idha Widi Arsanti mengungkapkan bahwa di era digital ini pemuda Indonesia akan lebih mudah memajukan sektor pertanian.
"Sektor pertanian di masa pandemi ini tentu tidak boleh berhenti karena kita harus menyediakan pangan bagi 267 juta masyarakat Indonesia agar krisis kesehatan saat ini tidak semakin buruk," ujar Idha.
Kementan hingga kini terus mendorong anak muda di Indonesia agar mau terlibat dalam sektor pertanian.
Beberapa contoh anak muda Indonesia yang bergerak di sektor pertanian adalah Sandi Octa Susila, Husni Thamrin, Kadek Surya, Pak Slamet, dan Riza yang sudah memiliki banyak prestasi.
"Harapannya mereka bisa menginspirasi anak-anak muda di sektor pertanian dan lebih adaptif terhadap teknologi pertanian modern,"
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut Arbonas Hutabarat kemudian memaparkan bahwa hingga 2020 ada sekitar 33,4 juta petani di Indonesia.
"Komposisi petani milenial hanya delapan persen atau 2,7 juta orang. Sedangkan dari komposisi tersebut hanya tiga persen yang merupakan lulus perguruan tinggi," jelas Arbonas.
Meski presentasenya masih kecil, hal tersebut sudah menjadi potensi kekuatan pertanian dari sisi sumber daya manusia (SDM).
Kecilnya presentase anak muda yang mau terlibat dalam sektor pertanian harus didorong dengan penggunaan teknologi pertanian modern dan pendalaman ilmu pertanian.