Berita Sulut
Gubernur Olly Dondokambey WhatsApp Menteri Kelautan Perikanan, Datang di Sulut Bahas Ekspor
Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey menghubungi langsung Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Suplai ekspor Tuna ke Jepang alami penurunan.
Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey langsung cari solusi, bahkan sampai menghubungi langsung Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono.
Menteri pun langsung merespons, dan berjanji menyambangi Sulut membahas ekspor ikan
"Saya sudah WA pak menteri, " ujar Olly sembari menunjukkan percakapan aplikasi Whatsup di smartphone miliknya.
Baca juga: Hendak Adakan Pesta Ulang Tahun, Sebuah Rumah di Mahawu Manado Ludes Terbakar
Dari percakapannya Menteri Kelautan dan Perikanan RI siap datang ke Sulut untuk membahas masalah ekspor perikanan.
“Dia bilang (menteri) akan ke Manado. Nanti kita diskusikan,” terang gubernur.
Olly pun menyinggung juga rencana pemanfaatan kapal tangkap ikan sitaan pemerintah.
“Kapal-kapal yang mangkrak akan kita operasionalkan kembali. Kami juga akan kerja sama Pemprov Sulut dengan Pemprov Maluku. Ini dilakukan supaya ikan tambah banyak, ekspor tambah banyak," ujar Mantan Anggota DPR RI ini
Ekspor Ikan ke Jepang Berkurang, Gubernur Olly Cari Solusi
Sebelumnya, Gubernur Olly didampingi Sekprov Edwin Silangen memimpin Rapat Evaluasi dalam rangka Peningkatan Volume Ekspor Sulut melalui Penerbangan Manado-Narita, Jepang, Selasa (29/6/2021) di Hotel Luwansa Manado.
Kegiatan ini dihadiri perwakilan maskapai penerbangan Garuda Indonesia, pelaku perikanan dan instansi terkait.
Rapat ini digelar karena ekspor khususnya ikan ke Negara Jepang sedikit mengalami penurunan.
Pasalnya, hasil tangkapan nelayan di Sulut berkurang.
Akibatnya pasokan terganggu. Dapat itu membahas solusi yang akan diambil
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut, Tienneke Adam membenarkan kondisi ini.
Basil tangkapan nelayan di Sulut berkurang. Sudah begitu, buyer juga permintaannya menurun.
"Buyer kurang permintaan ke Indonesia. Biasanya 2 ton kini kurang 200 kg. Tapi kami tetap jalin hubungan, tetap jalan,” ungkapnya.
Berkurangnya permintaan ekspor tersebut, membuat Pemerintah berusaha mencari buyer di kota lain selain Nagita
"Kami akan perluas jaringan, tingkatkan buyer," ungkap dia.
Upaya lainnya mengadakan misi dagang ke Jepang.
"Kan selama ini masih terbatas. Atase perdagangan di sana share market potensial lagi. Ini dibuat agar buyer eksportir bisa punya market banyak. Kalau banyak kan, kita tinggal pilih," ujarnya.(ryo)
Baca juga: Hasil Euro 2020 Ukraina vs Swedia, Gol Artem Docbyk Menit Akhir Extra Time Bawa Ukraina ke 8 Besar