Cerita Alkitab
Kisah Anak Sulung Mati di Mesir, Hanya yang Ada Tanda Darah di Pintu Tidak Dibunuh Malaikat Maut
Tulah yang kesepuluh, dan yang terakhir, adalah tulah yang akan menyebabkan semua anak sulung di negeri Mesir mati.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID - Peristiwa anak sulung mati, adalah salah kisah yang diceritakan dalam Alkitab.
Disitu dijelaskan bahwa Tuhan menghukum Mesir atas tindakan Firaun yang tidak mengizinkan Israel keluar dari Mesir.
Tulah yang kesepuluh, dan yang terakhir, adalah tulah yang akan menyebabkan semua anak sulung di negeri Mesir mati.
Pada sembilan tulah yang sebelumnya, tulah-tulah tersebut hanya mengenai tanah Mesir, sementara lokasi tempat orang Israel tinggal (di Gosyen), sekalipun juga berada di dalam bagian tanah Mesir, luput dari tulah tersebut.
Sebab Tuhan memberikan suatu pembatas yang tidak membenarkan tulah-tulah itu melewati pembatas itu.
Namun, pada tulah yang kesepuluh, yang juga adalah tulah penghabisan karena setelah itu bangsa Mesir melepaskan orang Israel, tulah tersebut juga dapat mengenai anak-anak sulung Israel.
Maka dari itu, Tuhan menyuruh Musa mengadakan suatu acara bagi tiap keluarga Israel, yaitu menyembelih, memanggang dan memakan seekor anak domba jantan atau anak kambing jantan berumur setahun pada suatu waktu senja yang ditentukan.
Kemudian dari darah tersebut dibubuhkan sedikit pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas pintu pada tiap-tiap rumah keluarga yang memakannya.
Maka saat malaikat maut lewat untuk mencabut nyawa para anak sulung di tiap-tiap keluarga, malaikat maut tersebut akan melewatkan setiap rumah yang pada ambang pintu itu telah ada darah anak domba, yaitu korban pengganti bagi setiap anak sulung pada keluarga di rumah itu.
Itulah Paskah yang pertama.
Demikianlah Paskah diperingati oleh orang Israel mula-mula sebagai tanda peringatan pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir, yaitu Tuhan telah menyediakan bagi bangsa Israel anak domba sebagai ganti setiap anak sulung di Israel.
Setelah tulah yang kesepuluh diberlakukan, kedengaranlah jerit tangis dan ratap di seluruh negeri Mesir, sebab tidak ada satupun dari rumah orang Mesir yang anak sulungnya tidak mati.
Maka orang-orang Mesir itu segera memanggil Musa dan Harun, dan mendesak mereka untuk segera pergi dari tanah Mesir, karena mereka takut "nanti kami mati semuanya" (Keluaran 12:33).
Orang-orang Mesir itu bahkan bermurah hati kepada mereka dan memberikan kepada orang Israel barang-barang yang orang Israel minta dari orang Mesir.
Kemudian, berangkatlah orang-orang Israel dengan berjalan kaki, kira-kira enam ratus ribu orang berjalan kaki, tidak termasuk anak-anak.
Rute perjalanan mereka adalah dari Raamses ke Sukot.
Setelah mengambil tulang-tulang Yusuf dari situ (Yusuf pernah mengamanatkan agar tulang-tulangnya tidak dikubur di Mesir, tetapi di tanah kelahirannya, di Kanaan), kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke Etam.
Kemudian mereka balik lagi ke Pi-Harihot, antara Midgol dan laut, tepat di depan Baal-Zefon.
Di sanalah mujizat penyeberangan Laut Merah yang terkenal terjadi, yaitu Tuhan melalui Musa membelah Laut Merah, sehingga bangsa Israel dapat menyeberang laut itu di tanah kering.
BERITA TERKINI TRIBUNMANADO:
Baca juga: Masih Ingat Derek Chauvin? Polisi Pembunuh Pria Kulit Hitam George Floyd Divonis 22,5 Tahun Penjara
Baca juga: HASIL Italia vs Austria Euro 2020, Chiesa dan Pessina Cetak Gol Kemenangan Gli Azzurri di Extra Time
Baca juga: Ahok dan Puput Nastiti Devi Diramal Bisa Bercerai, Roy: Mereka jadi Sedikit Stres Gara-gara Itu
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL: