Atta Halilintar
Bunga Edelweiss untuk Aurel Hermansyah Jadi Sorotan, Ini Penjelasan Atta Halilintar
Atta Halilintar mmeberikan klarifikasi soal tudingan yang menyebut bahwa ia mencabut bunga Edelweis secara ilegal.
Penulis: Yeshinta Sumampouw | Editor: Yeshinta Sumampouw
TRIBUNMANADO.CO.ID - Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar menjadi sorotan setelah pamer foto bunga Edelweis.
Kritikan pedas ramai dialamatkan ke Atta Halilintar saat memberikan seikat bunga Edelweis untuk Aurel.
Pasalnya, banyak yang tahu jika bunga Edelweis termasuk jenis bunga yang dilindungi.
Ramai jadi perbincangan, Atta Halilintar pun akhirnya buka suara.
Suami Aurel Hermansyah tersebut mengaku membeli bunga tersebut karena iba pada penjualnya.
"Jadi ada orang jual bunga, 'Pak, tolong bantu saya, bantu saya.' Saya tanya berapa, dia bilang Rp 40.000, ya sudah saya beli dua, nih saya kasih," jelas Atta Halilintar.
Atta mengaku tersentuh saat seorang bapak penjual bunga itu mendatanginya.
Apalagi si Bapak saat itu mengaku belum makan.
Atta pun akhirnya membeli bunga yang dijual itu dan memberikannya kepada Aurel.
"Karena dia bilang tolong bantu saya, saya mau makan, belum makan segala macam, ya sudah saya beli," katra Atta Halilintar.
Atta tak menyangka kejadian tersebut akan menjadi viral.
Tak Peduli Lagi
Atta mengaku kini sudah tak kaget lagi jika ia ramai jadi perbincangan.
Karena semua hal yang dilakukannya terus saja menjadi viral di media sosial.
"Waduh, aku tuh udah enggak kaget karena apa aja viral. Tiap minggu viral, jadi enggak tahu mana yang benar. Aku bukan manusia sempurna, banyak salah, jadi kalau ada salah mohon dimaafkan," kata menantu Anang dan Ashanty tersebut.
Jadi Viral
Atta dan istrinya ramai jadi perbincangan saat Aurel Hermansyah mengunggah foto pada akun Instagramnya, @aurelie.hermansyah.
Aurel tampak tersenyum lebar dan terlihat menggenggam seikat bunga edelwies dalam foto tersebut.
"Selamat pagiii semuaa.. pas kemarin di Bromo di kasih Bunga Edelweiss sama suami.. katanya ini bunga keabadian," tulis Aurel di akun @aurelie.hermansyah.
Meski mendapat banyak pujian, unggahan Aurel tersebut pun menuai kecaman.
Bunga abadi
Dilansir dari Kompas.com, bunga Edelweis adalah tumbuhan liar yang sering terlihat di sejumlah gunung di Indonesia.
Bunga Edelweis dianggap melambangkan keabadian cinta.
Bunga tersebut bisa mekar hingga 10 tahun lamanya.
Karena keistimewaan bunga itu, banyak orang memburu Edelweis/
Akhirnya, dibuatlah peraturan untuk melindungi kelestarian bunga Edelweis.
Larangan memetik edelweis tercantum dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 pasal 33 ayat (1) dan (2) tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem.
Melansir Kompas.com, Rabu (2/9/2020), bunga Edelweis sudah ada di Indonesia sejak 200 tahun yang lalu.
Jenis tersebut pertama kali ditemukan oleh naturalis Jerman bernama Georg Carl Reinwardt.
Meski indah dan pesonanya kerap membuat para pendaki terpana, bunga tersebut dilarang untuk dipetik. Bahkan, mereka yang nekat memetiknya bisa dikenakan sanksi.
Saat ini, bunga Edelweiss dilindungi dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Pasal 33 ayat (1) dan (2) tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistem.
Bunga Edelweis Bisa Dibeli
Meski ada larangan mencabut bunga Edelweis di hutan lindung, namun wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo tetap bisa membawanya pulang kok.
Melansir Kompas.com, Rabu (16/9/2020), wisatawan bisa langsung menuju ke sebuah desa di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur bernama Desa Wisata Edelweiss atau Desa Wonokitri.
Desa ini merupakan tempat untuk membeli Edelweiss secara resmi. Lokasinya berada di kawasan penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Ketua Kelompok Tani Edelweiss Hulun Hyang, Teguh Wibowo, mengatakan bahwa awalnya desa tersebut dibangun untuk melestarikan kebudayaan masyarakat Desa Wonokitri.
Dia menceritakan, dalam pemberitaan Kompas.com pada Rabu (2/9/2020), bunga tersebut bukan hanya sekadar bunga bagi warga setempat.
“Tapi lebih pada bunga sakral yang memang ini diperuntukkan untuk beberapa upacara adat yang ada di kawasan Tengger khususnya di Desa Wonokitri,” ungkap Teguh.
Dahulu, masyarakat Desa Wonokitri kerap mengambil Edelweiss dari kawasan pegunungan. Namun, seiring berjalannya waktu dan ada larangan memetik bunga, Kelompok Tani bernama Hulun Hyang pun muncul.
Pada 2018, muncul juga SK Bupati yang menyatakan bahwa Desa Wonokitri adalah Desa Wisata Edelweiss.
Jika ingin berkunjung ke sana, wisatawan tidak hanya bisa menikmati indahnya hamparan bunga Edelweiss namun juga mempelajari cara budidaya bunga tersebut.
Tidak hanya itu, wisatawan juga bisa berswafoto ria di tengah hamparan bunga abadi di Taman Edelweiss. Latar belakangnya adalah Gunung Bromo.
Untuk pembelian bunga Edelweiss, kamu tidak perlu khawatir karena bunga yang ada di desa tersebut legal atau diizinkan oleh pihak Kelompok Tani Hulun Hyang dan TNBTS.
“Kalau kepingin metik bunga Edelweiss bisa, kalau kepingin beli suvenirnya juga bisa secara legal di sini,” jelas Teguh.
Adapun, suvenir bunga Edelweiss yang ditawarkan cukup beragam. Mulai dari gantungan kunci, boneka, kalung, dan lain-lain.
Harganya dimulai dari Rp 20.000-Rp 50.000. Untuk gantungan kunci, hargnya Rp 20.000 Sementara harga kalung adalah Rp 50.000, dan boneka Rp 50.000.
Ada juga suvenir yang biasa dipakai untuk pernikahan yang dijual dengan harga mulai dari Rp 150.000-Rp 250.000.
Untuk menuju ke Desa Wisata Edelweiss Wonokitri, lokasinya berada sekitar 500 meter ke arah utara dari Desa Sedaeng jika kamu dari pintu masuk Bromo. (Tribunmanado.co.id/Kompas.com)