Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terkini Nasional

Yasonna Sangat Kehilangan Istrinya, Ungkap Penyesalan 51 Hari Terakhir: Kamu Sudah Punya Firasat

Dalam postingan Yasonna mengungkapkan rasa penyesalannya tidak sempat menemani mendiang istrinya, Elisye Widya Kateren

Editor: Rhendi Umar
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Laoly didampingi empat orang anaknya saat prosesi pemakaman sang istri Elisye Widya Ketaren, di Pemakaman San Diego Hills Memorial Park, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (12/6/2021). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebuah postingan baru-baru ini ditulis Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Dia menulis postingan yanga mengarah kepada Alharmhum istrinya.

Dalam postingan tersebut Yasonna mengungkapkan rasa penyesalannya tidak sempat menemani mendiang istrinya, Elisye Widya Kateren di saat-saat terakhir.

Awalnya Yasonna mengungkapkan telah membangun bahtera rumah tangga bersama almarhum Elisye selama lebih dari 42 tahun.

"Lebih dari 42 tahun kita lalui bersama. Penuh suka dan duka, canda dan tawa, dan bunga-bunga hidup lainnya. Kita besarkan anak-anak bersama dengan segala dinamikanya. Tentu waktumu yang lebih banyak mengurus mereka dari aku, For that I am forever grateful," kata Yasonna, dikutip Tribunnews.com dari postingan Instagram pribadinya.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly. (KOMPAS.COM)

Yasonna pun dalam postingannya mengungkap bila dirinya merasa sangat kehilangan atas kepergian Elisye.

"Kita mulai dari nol sampai kita mencapai puncak, then all of a sudden you leave me. Kehilangan itu terasa sangat berat sekali," ujar Yasonna.

Yasonna menceritakan, mendiang Elisye telah 51 hari berjuang melawan penyakit ganas.

Selama 51 hari tersebut, Elisye menjalani perawatan di RS Penang, Malaysia dan di RS Medistra, Jakarta.

Namun, hal yang membuat Yasonna sangat menyesal adalah dia tidak sempat menemani almarhum Elisye di saat-saat terakhir.

"Hanya satu hari saja aku tidak menemanimu tidur di rumah sakit. Untuk itu aku mohon maaf. Karena kamu bilang: "kalau aku meninggal tiba-tiba, nanti kamu tidak lihat aku saat menghembuskan nafas terakhir." Oh God! perkataanmu itu menghujam dan mengecutkan hatiku," kata Yasonna.

"Ternyata baru aku sadar, kamu sudah punya firasat, waktu mu menghadap Tuhan tidak lama lagi dan kamu ingin agar aku selalu ada di samping mu untuk waktu pendek yang sangat berharga itu," tutur Yasonna.

Berikut caption lengkap Yasonna Laoly dalam postingan Instagram pribadinya, @yasonna.laoly, yang dibuat pada Sabtu (12/6/2021) malam;

Goodbye my sweetheart. Lebih dari 42 tahun kita lalui bersama. Penuh suka dan duka, canda dan tawa, dan bunga-bunga hidup lainnya. Kita besarkan anak-anak bersama dengan segala dinamikanya. Tentu waktumu yang lebih banyak mengurus mereka dari aku, For that I am forever grateful. Kita mulai dari NOL sampai kita mencapai puncak, then all of a sudden you leave me. Kehilangan itu terasa sangat berat sekali.

Lima puluh satu (51) hari kamu berjuang melawan penyakit ganas itu di rumah sakit, mulai dari RS Penang, sampai di RS Medistra Jakarta. Hanya satu (1) hari saja aku tidak menemanimu tidur di rumah sakit. Untuk itu aku mohon maaf. Karena kamu bilang: "kalau aku meninggal tiba-tiba, nanti kamu tidak lihat aku saat menghembuskan nafas terakhir." Oh God! perkataanmu itu menghujam dan mengecutkan hatiku.

Kalau aku pergi kerja, selalu kamu tanya anak-anak: "mana daddy? Panggil daddy, panggil daddy..! Itu pertanyaan dan perintah rutinmu ke anak-anak. Secara bercanda aku bilang: "bilang ke mommy, daddy kerja. Daddy kan bukan pengangguran?" Aku minta maaf atas candaan itu. Ternyata baru aku sadar, kamu sudah punya firasat, waktumu menghadap Tuhan tidak lama lagi dan kamu ingin agar aku selalu ada di sampingmu untuk waktu pendek yang sangat berharga itu.

Thank you sweetheart for all the good times we had, sweet memories, and happiness we shared together. Aku mohon maaf atas semua kesalahan, kekhilafanku, dan hal-hal lain yang mungkin mengecewakanmu. Rest In Peace Honey!!! Daddy, Isabella, Fransisca, Tema, Romy, and our grandchildren, Nadya, Jacob, Matthew, Hana, Nathan, and Jeremy, juga menantu kita Julius dan Stevi, we all love you more than you can imagine! Isabella, Julius, serta cucu-cucu kita hanya bisa menyaksikan upacara pemakamanmu melalui Zoom. Sebab Isabella tidak bisa kembali ke Jakarta karena sedang dikarantina di Perth. Good bless you my sweetheart. Beristirahatlah dalam damai menuju tempat bapa di surga.

Profil Yasonna Laoly 

Yasonna Laoly merupakan politisi dari PDIP sekaligus Menteri Hukum dan HAM periode 2014-2019.

Yasonna Hamonangan Laoly atau Yasonna Laoly lahir di Sorkam, Tapanuli Tengah pada 27 Mei 1953.

Yasonna Laoly merupakan anak pertama dari enam bersaudara yang lahir dari pasangan Faogὀ’aro Laoly yang bersuku Nias dan Resiana Sihite yang bersuku Batak.

Ayah Yasonna Laoly memiliki latar belakang seorang polisi dengan pangkat terakhir mayor yang kemudian menjadi anggota DPRD Kota Sibolga dan anggota DPRD Tapanuli Tengah dari Fraksi ABRI.

Yasonna Laoly menghabiskan masa kecilnya di Sibolga dan bersekolah di SD Katholik Sibolga, SMP Negeri 1 Sibolga, dan SMA Katolik Sibolga.

Ketika masih SMA, Yasonna Laoly pernah berkeinginan untuk menjadi pendeta atas permintaan ayahnya.

Namun keinginan itu berubah ketika menjelang tamat SMA Yasonna Laoly diajak saudara sepupunya untuk berkeliling kampus Universitas Sumatera Utara (USU).

Pada saat itu Yasonna Laoly tiba-tiba ingin berkuliah di jurusan hukum.

Awalnya keinginan yasonna Laoly itu ditentang oleh sang ayah, namun akhirnya sang ayah pun mengalah dan Yasonna Laoly mendaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU). 

Karier

Yasonna Laoly mengawali kariernya sebagai pengacara independen bahkan ketika dirinya masih menjadi mahasiswa di tahun keempat.

Lulus kuliah pada 1978, Yasonna Laoly melamar sebagai dosen di USU namun tidak diterima.

Yasonna Laoly pun memutuskan untuk tetap menjadi seorang pengacara independen hingga suatu ketika dirinya ditawari untuk menjadi seorang penasehat hukum. (1) 

Tujuh tahun menjadi pengacara dan penasehat hukum, Yasonna Laoly kemudian kembali melamar sebagai dosen.

Yasonna Laoly pernah menjadi pembantu dekan FH Universitas Nommensen Medan pada 1980 hingga 1983.

Yasonna Laoly juga pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Hukum Perdata serta Dekan Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen Medan.

Yasonna terjun ke dunia politik ketika awal-awal masa Reformasi di Indonesia dan mendaftar sebagai anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Pada 1999, Yasonna Laoly terpilih sebagai Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara mewakili Kepulauan Nias.

Pada Pemilu 2004, Yasonna Laoly terpilih menjadi Anggota DPR RI dari PDIP yang bertugas di Komisi II yang membidangi Pemerintahan Dalam Negeri, Aparatur Negara, Otonomi Daerah dan Agraria.

Yasonna Laoly kembali terpilih sebagai anggota DPR RI 2009-2014.

Puncak kariernya adalah ketika Yasonna Laoly menjabat sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Kabinet Kerja 2014-2019. 

Penghargaan

Outstanding Graduate Student Award Virgina Commwealth University, 1986

Alpha Kappa Delta International Sosiology Honor Society, 1987

Sigma Iota International Honor Society, 1993 (2)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Penyesalan Yasonna Laoly Tidak Sempat Temani Sang Istri di Saat-saat Terakhir: Aku Mohon Maaf

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved