Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tribun Travel

Legenda Batu Ular yang Penuh dengan Cerita Mistis

Kabupaten yang masuk sebagai bagian dari provinsi Sulawesi Utara ini memiliki banyak tempat yang sarat dengan legenda, di antaranya Batu Ular Raksasa.

Penulis: Ivent Mamentiwalo | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Ivent Mamentiwalo
Pantai Batu Ular, tempat wisata yang terletak di Desa Pulutan, Kecamatan Pulutan, Kabupaten Talaud, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), yang lokasinya berada di bawah kaki Gunung Piapi. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Kabupaten Kepulauan Talaud adalah satu lepulauan yang berada di ujung utara NKRI dan berbatasan langsung dengan negara tetangga Filipina

Kepulauan Talaud sering dijuluki sebagai Bumi Porodisa yang berarti Surga.

Kabupaten yang masuk sebagai bagian dari provinsi Sulawesi Utara ini memiliki banyak tempat yang sarat dengan legenda, di antaranya Batu Ular Raksasa.

Lokasinya berada di Pantai Batu Ular. Pantai ini adalah tempat wisata yang terletak di Desa Pulutan, Kecamatan Pulutan, Kabupaten Talaud, lokasi pantai ini tepat berada di bawah kaki Gunung Piapi.

Diketahui Batu ular raksasa ini penuh dengan sejarah dan cerita mistis yang membuat hati pengunjung ketar-ketir mendengarnya.

Warga sekitar mempercayai bahwa tempat ini adalah keramat dan memiliki banyak cerita mistis.

Terletak kurang lebih 30 km dari Ibu Kota Kabupaten Talaud, Melonguane, Sulawesi Utara , akses menuju tempat wisata ini sangat mudah dijangkau dengan perjalanan hanya memakan waktu 30 menit saja kita akan sampai di lokasi batu ular . 

Menilik kembali sejarah di balik cerita batu yang berbentuk ular tersebut, diketahui bahwa batu tersebut sudah ada sejak ribuan tahun silam.

Meski belum ada penelitian pasti soal batu berbentuk ular yang memiliki panjang kurang lebih 100 meter tersebut, namun masyarakat setempat yakin batu tersebut adalah ular raksasa yang terbunuh oleh leluhur jaman dahulu.

Dari keterangan Evan Taarae salah seorang pemerhati Budaya Talaud saat di wawancarai Tribun Manado mengatakan, diketahui bahwa dari cerita turun temurun yang telah didengarnya sejak kecil, ular raksasa ini merupakan raja yang telah berkelana ke seantero dunia dan tak pernah bisa ditaklukkan.

Namun, kata dia, ketika datang di Talaud, ular raksasa tersebut berhasil dibunuh oleh tetua penghuni Gunung Piapi dan mati tergelinding ke pantai, yang kemudian jasadnya menjadi batu di tepi pantai.

Ceritanya, ular raksasa ini dibunuh dengan tiga buah batu panas, yang dibakar para tetua dahulu dan kemudian diberikan kepada ular.

"Ular tersebut ditipu bahwa batu panas tersebut adalah pinang, kapur dan sirih, sehingga ketika dia memakannya dia mati,”ujar Evan menceritakan sedikit sejarah tentang batu ular.

Di satu sisi di lokasi wisata, Evan menunjukkan salah satu genangan air yang diyakini adalah empendu dari ular yang mati tersebut.

Kata dia, genangan air tersebut dulunya berwarna biru pekat dan berbagai hewan air, seperti ikan dan udang hidup di sana.

Masyarakat percaya bahwa air tersebut bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Namun ada pantangan dan larangan yang harus ditaati pengunjung ketika datang ke tempat tersebut. 

Misalnya, pengunjung dilarang untuk berbuat semaunya ketika berada di pantai tersebut, seperti mengambil tanaman, bebatuan dan lain sebagainya.

“Korban sudah ada, mereka dulu mengambil pasir dan batu dari pantai ini untuk dijual. Kematian adalah akibat jika tak mematuhi larangan di sini. Dulu juga ada yang memecah batu pinang yang digunakan untuk membunuh ular, tak lama kemudian dengar kabar orang tersebut telah meninggal,” terang Evan Sambil menatap lokasi batu ular .

Tak jauh dari genangan empedu ular, dia juga menunjukkan salah satu tempat bersejarah berbentuk kursi dan meja.

Menurutnya, tempat tersebut adalah tempat duduk raja kala itu dan merupakan tempat pertemuan para tetua kampung, untuk mengatur pemerintahan tempo dulu.

Namun sayang, dia tak bisa menunjukkan batu yang berbentuk kepala ular. Menurut dia, ketika air pasang pengunjung tak bisa ke sana karena tertutup air. 

Berdasarkan Pantauan di lokasi wisata tersebut , telah dibangun satu terminal untuk pengunjung dan juga toilet umum. Namun sampai saat ini bangunan tersebut tak terawat dan terkesan Terabaikan. 

Tangan nakal manusia dan minimnya pengawasan pemerintah setempat, masih menjadi kendala utama dari pengrusakan dan tak terawatnya lokasi wisata bersejarah tersebut.

Sampah dan eklpoitasi sumber daya alam di tempat wisata tersebut juga masih menjadi ancaman tersendiri dari rusaknya keindahan wisata batu ular Desa Pulutan

Sangat diharapkan adanya perhatian pemerintah terutama dinas yang terkait untuk bisa memperhatikan kondisi tempat wisata batu ular demi pengembangan pariwisata di kabupaten kepulauan Talaud. (iv)

Tentang Talaud

Talaud adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia, dan merupakan kepulauan paling Utara di Indonsia Timur.

Kabupaten yang beribukota Melonguane ini berbatasan dengan daerah Davao del Sur, Negara Filipina di sebelah Utara.

Luas laut Kabupaten Talaud sekitar 37.800 km² dan luas wilayah daratan 1.251,02 km².

Dari Melonguane ke Kota Manado berjarak 350 km, sekitar 14 jam perjalanan lewat laut dan 1 jam lebih perjalanan dengan pesawat.

Terdapat tiga pulau utama di Kabupaten Kepulauan Talaud, yaitu Pulau Karakelang, Pulau Salibabu, dan Pulau Kabaruan.

Saat ini Kabupaten Talaud dipimpin oleh Bupati Elly Engelbert Lasut atau Elly Lasut dan Wakil Bupati Moktar Arunde Parapaga.

KABAR Terbaru Jessica Mila, Mengaku Punya Pacar Baru: Ketemunya Dimana, Ada Deh

4 Zodiak Dikenal Suka Ingkar Janji, Coba Cek Jangan-jangan Itu Malah Zodiakmu atau Zodiak Pasanganmu

Kecelakaan Maut Pukul 12.00 WIB, Seorang Kernet Tewas, Bus Ditabrak Truk saat Sedang Perbaikan Mesin

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved