Berita Minsel
Keuntungan Arang Tempurung Menggiurkan, Petani Hingga Anggota DPRD Minsel Berlomba Memburu
Di Amurang, Kabupaten Minsel misalnya. Petani kelapa langsung memroses tempurung yang merupakan "sampah" dari produk kopra.
Penulis: Rul Mantik | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Produk arang tempurung dari Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) laris di luar negeri.
Tak heran, harga arang tempurung terus naik. Petani kepala Kabupaten Minsel pun ramai-ramai membuat industri arang tempurung.
Di Amurang, Kabupaten Minsel misalnya. Petani kelapa langsung memroses tempurung yang merupakan "sampah" dari produk kopra.
"Semua petani yang mengolah kelapanya menjadi kopra, langsung memrores tempurungnya menjadi arang," aku Dolfie Mangindaan, salah satu pembeli tempurung dan mengolahnya menjadi arang tempurung, Kamis (3/6/2021).
Tidak hanya petani, namun anggota Dewan perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Minsel pun ikut bisnis tersebut.
"Sudah lama saya berkecimpung di dunia bisnis arang tempurung," aku Salman Katili.
Salman mengaku, keuntungan yang dia peroleh dalam sekali olah mencapai puluhan juta rupiah.
"Dalam sekali olah, hasilnya bisa mencapai 50 juta rupiah," ujar Salman.
Namun, untuk mendapatkan harga tinggi, Salman harus membuat arang tempurung kualitas ekspor. Sebab, jika pembuatannya masih seperti petani pada umumnya, produk arang dibeli dengan harga murah.
"Agar mendapatkan harga tinggi, pengolahan arang tempurung harus modern. Jangan dibakar di dalam lobang tanah. Hasilnya akan tidak baik karena arang akan bercampur dengan tanah," terang Salman.
Salman menggunakan sistem pembakaran menggunakan drum bekas. Hasilnya pun berkualitas ekspor.
"Produk arang tempurung yang saya buat berkualitas ekspor. Harganya di atas 5 ribu rupiah per kilogram. Kalau proses pembuatannya tradisional, harganya hanya 2.500 rupiah per kilogram," papar Salman.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindusterian dan Perdagangan (Disperindag) Minsel, Adrian Sumuweng mengajak seluruh petani pembuat arang tempurung untuk mengubah sistem pengolahannya.
"Ubah sistem pengolahan arang tempurung agar bisa berkualitas ekspor. Supaya harga beli akan naik, kesejahteraan masyarakatpun akan meningkat," kata Sumuweng.
Nanti, kata dia, Disperindag Minsel akan membuat pelatihan pembuatan arang tempurung berkualitas ekspor.