Sosok Tokoh
Masih Ingat Mathieu Flamini? Dulu Disebut Pesepak Bola Tajir, Kekayaannya Kalahkan Ronaldo dan Messi
Status Flamini sebagai pengusaha kaya raya tiba-tiba terungkap ke permukaan. Flamini ternyata merupakan co-founder dari perusahaan biokimia, GF Bioch
Penulis: Gryfid Talumedun | Editor: Gryfid Talumedun
TRIBUNMANADO.CO.ID - Siapkah pesepak bola terkaya di dunia?
Memiliki bayaran selangit ternyata bukan dua megabintang dunia, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Namun yang merupakan pesepakbola terkaya sejagat adalah sosok ini.
Mathieu Flamini, eks gelandang Arsenal ini kerap dicap sebagai pesepak bola terkaya di dunia.'
Apa kabar Mathieu Flamini kini?
Musim panas 2004, Mathieu Flamini mendapat sebuah kesempatan emas dalam karier sepak bolanya.
Mathieu Flamini dibeli raksasa Liga Inggris, Arsenal, dari klub Prancis, Olympique Marseille.
Sejak gabung Arsenal, reputasi Mathieu Flamini kian meroket.
Bahkan sekitar tahun 2007 hingga 2008, Mathieu Flamini beberapa kali mendapat panggilan dari negaranya, Timnas Prancis.
12 tahun membela Arsenal, Flamini tampil dalam 246 laga, dengan total torehan 13 gol dan 10 assists.
Meski tenar bersama Arsenal, Flamini baru benar-benar membuat kehebohan pada 2018.
Status Flamini sebagai pengusaha kaya raya tiba-tiba terungkap ke permukaan.
Flamini ternyata merupakan co-founder dari perusahaan biokimia, GF Biochemicals.
Ia memegang jabatan itu sejak tahun 2008 silam.
Majalah Forbes pun menyebut kekayaan Flamini jauh melebihi bintang top seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Flamini punya kekayaan yang menyentuh angka Rp206 triliun, beda dengan Ronaldo yang Rp8,4 triliun, serta Messi Rp3,1 triliun.
Terlepas dari segala kekayaannya, apa kabar Flamini kini?
Apakah masih aktif sebagai pesepakbola? Berdasarkan data Transfermarkt, Flamini sampai sekarang belum juga gantung sepatu.
Artinya, Flamini tetap aktif sebagai pemain sepak bola profesional.
Namun, Flamini kini sedang tidak memiliki klub.
Ia terakhir kali tercatat bermain untuk klub LaLiga Spanyol, Getafe, dan dilepas pada 1 Juli 2019.
Mengingat usia Flamini yang sudah menginjak 36 tahun, mungkin sulit baginya untuk mendapatkan klub top Eropa lagi.
Flamini pun sepertinya lebih baik tetap berfokus kepada profesinya sebagai pengusaha.
Akuisisi Mantan Klubnya
Beberapa tahun lalu, Muncul kabar yang cukup menggegerkan bahwa mantan gelandang Arsenal, Mathieu Flamini siap mengakusisi kepemilikan alias membeli mantan klubnya itu dari pemilik asal Amerika Serikat, Stan Kroenke.
Memang bisa, pasalnya Flamini dikenal punya kekayaan yang berlimpah. Di luar sepakbola, pria 36 tahun asal Prancis yang kini telah gantung sepatu itu memang sudah punya penghasilan yang wah.
Menurut data Forbes pada 2018, Flamini, yang memperkuat Arsenal dalam dua periode pada 2004-2008 dan 2013-2016, merupakan pesepakbola terkaya di jagat raya saat itu.
Hal ini tentu mengagetkan, pasalnya eks gelandang jangkar Timnas Prancis itu rasanya tidak memiliki karier yang begitu mentereng di dunia sepakbola.
Meski demikian, hal tersebut adalah fakta. Forbes menyebut Flamini merupakan pesepakbola terkaya alias pesepakbola dengan aset tertinggi di dunia.
Ya, perhitungan tersebut bukan hanya berdasarkan gaji dan sponsor semata, melainkan usaha lainnya yang dimiliki oleh yang bersangkutan.
Hal ini pasti bisa membuat Anda mengernyitkan dahi. Bagaimana tidak, Flamini bisa dibilang tak memiliki karier yang cemerlang.
Flamini memang pernah membela Olympique Marseille, Arsenal dan AC Milan, tapi bisa dibilang pengoleksi hanya 3 caps bersama Timnas Senior Prancis itu tak pernah benar-benar jadi pilar utama di klub-klub tersebut.
Flamini sendiri menutup kariernya sebagai pesepakbola pada musim panas 2019 lalu bersama tim Spanyol, Getafe setelah musim sebelumnya gagal total di Crystal Palace.
Lantas bagaimana sosok Flamini bisa mempunyai aset fantastis tersebut? Seperti diungkap BBC, kekayaan melimpah didapat Flamini bukan dari kariernya sebagai pesepakbola professional, melainkan dari usaha sampingannya.
Bukan sembarang usaha sampingan, Flamini ternyata adalah seorang pengusaha yang mempunyai perusahaan bio-ekonomi bernama GF Biochemicals.
Usahanya tersebut bergerak di bidang energi alternatif untuk menghasilkan minyak. Bertahun-tahun Flamini memilih untuk merahasiakan status prestisenya itu hingga kekinian akhirnya terungkap ke publik.
Bisnis tersebut bisa dibilang ramah lingkungan dan berperan aktif dalam mengurangi kerusakan akibat ulah manusia
GF Biochemicals merupakan perusahaan bio-kimia yang memproduksi levulinic acid (LA). Bahan kimia ini merupakan satu dari 12 molekul yang bisa membuat bumi jadi lebih hijau.
Singkatnya, GF Bichemicals mengolah sampah menjadi bahan bakar, yang bisa menggantikan minyak dalam segala bentuk.
Bisnis ini bermula pada 2008 silam, saat Flamini masih memperkuat AC Milan. Pria kelahiran Marseille itu bertemu dengan Pasquale Granata, yang lantas jadi rekan bisnisnya. GF sendiri singkatan dari Granata-Flamini.
Berjalan dengan sangat baik, Flamini benar-benar memetik kesuksesannya pada 2016, di mana GF Biochemicals berkembang semakin pesat dan diminati.
Perusahaan yang laboratorium-nya terletak di Naples, Italia itu bahkan mampu mempekerjakan 80 orang secara langsung dan 400 orang secara tak langsung.
Tajir melintir, bahkan total kekayaannya kini ditengarai mencapai 27 miliar pounds (sekira Rp 505 triliun), lantas muncul kabar jika Flamini siap mengambil alih kepemilikan Arsenal dan menjadi owner baru klub berjuluk The Gunners tersebut.
Terkait rumor yang menyeruak secara tiba-tiba ini, Flamini pun akhirnya memberikan responsnya. Juara Liga Italia 2010/2011 bersama AC Milan itu cuma bisa tertawa.
"Saya melepas penawaran dan membeli Arsenal? Tidak, itu takkan terjadi," tutur Flamini sambil tertawa kepada The Athletic, Kamis (19/11/2020).
"Saya tidak berpikir untuk terlibat dalam sepakbola lagi setelah saya pensiun sebagai pemain. Setidaknya untuk saat ini," sambung sang miliarder.
"Namun, sepakbola memang selamanya akan menjadi bagian hidup saya. Saya ingin dan saya juga selalu senang menjadi bagian dari komunitas ini, sebagai pelaku sepakbola," tandas bos GF Biochemicals itu.