News
Kakak Ungkap Kata Terakhir Briptu Mario Sebelum Gugur Dibunuh OTK di Papua: 'Tenang Saja, Saya Aman'
Sang kakak, Maria sempat terima telepon dari Briptu Mario untuk terakhir kalinya. Dijawab Mario : 'tenang saja, saya aman, mau makan ikan'.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pihak keluarga kenang perkataan-perkataan Briptu Mario Sanoy saat berkomunikasi terakhir kali sebelum gugur dibunuh OTK di Papua pada Jumat (27/05) kemarin.
Sang kakak, Maria sempat terima telepon dari Briptu Mario untuk terakhir kalinya.
Berbincang dan tanya situasi di tempatnya, Briptu Mario Sanoy membalas kepada kakaknya dirinya masih dalam kondisi aman.
(Foto: Maria, kakak almarhum Briptu Mario Sanoy yang tewas diserang OTK di Pegunungan Bintang, Papua menangis kenang kebersamaan dengan sang adik./Kompas.com/Dhias Suwandi)
Briptu Mario Sanoy yang bertugas di Polres Pegunungan Bintang sejak 2013.
Tidak ada yang menduga jabatan sebagai Kepala Kantor Polisi Sub Sektor Oksamol akan menjadi ujung karir Briptu Mario Sanoy (29).
Anak kedua dari lima bersaudara tersebut gugur diserang enam orang tidak dikenal (OTK) di posnya pada Jumat (28/5/2021) pukul 01.30 WIT.
Kabar gugurnya Briptu Mario Sanoy pun mengagetkan seluruh keluarga dan kerabatnya.
Seperti yang diakui Maria Sanoy, kakak dari almarhum Briptu Mario Sanoy.
Maria mengaku sempat berkomunikasi dengan Mario sekitar dua hari sebelum insiden yang menyebabkan adiknya itu gugur.
"Terakhir Mario telepon hari Rabu (26/5/2021) jam sembilan malam, saya tanya di sana aman kah?
Karena belum lama ada kejadian, tapi Mario bilang tenang saja, saya aman," kata Maria saat berada di luar Kamar Jenazah RS Bhayangkara Jayapura, Sabtu (29/5/2021).
Maria menyebut, Mario memang terkenal sebagai sosok yang tertutup sejak dulu. Polisi itu tak ingin membuat keluarga khawatir.
Saat berbicara di telepon dengan Mario, almarhum sempat mengatakan ingin makan ikan.
"Mario bilang saya mau makan ikan, saya bilang cari pesawat sudah, tapi Mario diam saja," kata Maria.
Mario terakhir pulang ke rumah keluarganya di Argapura, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, pada Desember 2020.
"Desember Mario pulang Natal di rumah," kata Maria yang tidak menduga tahun lalu menjadi momen terakhirnya merayakan natal bersama adik tercintanya.
(Foto: Tempat tugas Briptu Mario Sanoy, anggota Polri yang gugur di Pegunungan Bintang, Papua, Jumat 27 Mei 2021 kemarin. (via Sindonews)
Ia pun berharap para pelaku pembunuhan Mario bisa segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya.
Briptu Mario Sanoy bertugas sebagai Kepala Kapolsubsektor Oksamol sejak 2018.
Kapolres Pegunungan Bintang, AKBP Cahyo Sukarnito mengakui, pihaknya kekurangan personel sehingga hanya empat personel yang berjaga di Kapolsubsektor.
Padahal, wilayah tersebut merupakan kawasan perbatasan RI - Papua Nugini.
"Kita di seluruh Indonesia kekurangan personel, kami cuma ada 148 personel untuk menjaga 15.863 km persegi," kata dia.
Sebelumnya, Kapolsubsektor Oksamol, Polres Pegunungan Bintang, diserang oleh orang tidak dikenal (OTK), Jumat (28/5/2021) sekitar pukul 01.30 WIT.
Akibat penyerangan tersebut, Kepala Kapolsubsektor Oksamol, Briptu Mario Sanoy gugur.
Selain itu, dari komunikasi antara Aipda Elias Sokaro dengan masyarakat Oksamol, diketahui tiga senjata api yang ada di lokasi sudah tidak ada.
"Senjata Polsubsektor dirampas oleh para pelaku," ujar Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri, melalui pesan singkat, Jumat.
Kabar Briptu Mario Sanoy pertama kali dtemukan dalam kondisi tewas
Dikabarkan satu anggota Polri, Briptu Mario Sanoy tewas ditembak enam orang tak dikenal ( OTK) saat berjaga seorang diri di Polsubsektor Oksamol di Pegunungan Bintang, Papua, Jumat (28/5/2021) pukul 01.30 WIT.
Laporan dari Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal, korban merupakan sosok yang dikenal baik di masyarakat sekitar.
"Almarhum dikenal baik dengan masyarakat, bahkan almarhum sebelum kejadian masih berkumpul dengan masyarakat.
Tapi, pada pagi hari, masyarakat yang diperbantukan di pos tersebut melihat almarhum sudah meninggal
dengan ada darah di bagian dadanya," kata Kamal, di Jayapura, Jumat (28/5/2021).
Seperti diberitakan sebelumnya, saat penyerangan itu korban seorang diri di kantor polisi tersebut.
Untuk dua anggota lainnya tengah berada di Oksibil untuk belanja logistik dan satu personel lainnya tengah izin sakit ke Jayapura.
Setelah mendengar informasi tersebut, Kamal mengaku segera melakukan konfirmasi.
"Telah dilakukan telepon langsung melalui Aipda Elias Sokaro ke masyarakat Oksamol dan mendapat informasi bahwa sekira pukul 01.30 WIT telah terjadi penyerangan oleh enam OTK bersenjata di Polsubsektor Oksamol,
dan mengakibatkan gugurnya Kapolsubsektor Oksamol Briptu Mario Sanoy," ujarnya.
Evakuasi terkendala
Sementara itu, menurut Kamal, evakuasi jenazah terkendala medan yang cukup jauh dan cuaca ekstrem.
Pihaknya berjanji akan segera melakukan evakuasi terhadap jasad Briptu Mario Sanoy.
"Kami tahu kondisi di Pegunungan Bintang cepat berubah sehingga pesawat
yang disewa harus memastikan betul kondisi cuaca aman untuk penerbangan," kata dia.

Menurutnya, dari Oksibil ke Oksamol belum ada akses jalan darat untuk kendaraan roda empat,
sedangkan masyarakat setempat biasa berjalan kaki selama satu minggu.
Sebelumnya, pada 18 Mei lalu, dua prajurit TNI gugur setelah dikeroyok puluhan orang tak dikenal ( OTK ) di Yahukimo, Papua.
Prajurit Dua (Prada) Aryudi dan Prajurit Kepala (Praka) M Alif Nur tewas setelah terkena bajokan kelompok OTK tersebut.
Hingga kini, kelompok OTK tersebut dalam pengejaran aparat.
Diberitakan Kompas.com, Sebanyak 20 orang yang tak dikenal (OTK) mendatangi area Bandara Nop Goliat Dekai, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua, Selasa (18/5/2021) pukul 11.00 WIT.
Di sekitar lokasi tersebut, sedang dilangsungkan pembangunan pagar bandara.
Saat itu, anggota TNI berpangkat Prajurit Dua (Prada) Aryudi dan Prajurit Kepala (Praka) M Alif Nur sedang melangsungkan pengamanan pengerjaan pagar bandara tersebut.
Tanpa basa-basi, 20 OTK itu melakukan penyerangan kepada Prada Aryudi dan Praka M Alif Nur.
Gerombolan OTK tersebut membacok kedua anggota TNI itu hingga korban gugur. Kejadian berlangsung cepat.
"Mereka sedang mengamankan pembangunan pagar bandara, kemudian mereka didatangi oleh 20 orang tidak dikenal dan langsung dilakukan penyerangan,
mereka dibacok," kata Komandan Resor Militer (Danrem) 172/PWY Brigadir Jenderal (Brigjen) Izak Pangemanan, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa.
Serangan yang dilakukan gerombolan OTK itu melukai bagian kepala kedua korban.
TNI belum bisa memastikan siapa yang bertangung jawab atas penyerangan tersebut.
Namun, tidak menutup kemungkinan kelompok kriminal bersenjata (KKB) berada di balik aksi tersebut.
"Sementara sedang dilakukan pengejaran oleh Batalyoan 432 dan Brimob.
Bisa saja mereka (KKB) karena kami sedang mendalami ini siapa pelakunya," kata Izak.
Rampas senjata jenis SS2
Pasca-gugurnya dua prajurit TNI tersebut, aparat keamanan meningkatkan kewaspadaan.
Sebab, tidak hanya membunuh dua prajurit TNI, gerombolan OTK tersebut turut merampas dan membawa lari senjata kedua korban.
Senjata yang dirampas dan dibawa para pelaku berjenis SS2.
"Tingkat kewaspadaan harus ditingkatkan karena sudah punya senjata api akan muncul kelompok baru lagi yang mengatasnamankan Kodap apa.
Jadi, perampasan senjata api ini menjustifikasi bahwa dirinya ada di situ," kata Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal (Irjen) Mathius D Fakhiri, di Jayapura, Selasa.
Untuk mengejar pelaku, Fakhiri segera berkoordinasi dengan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Ignatius Yogo Triyono.
Aparat keamanan tidak akan gegabah dalam mengejar pelaku. Ia tak ingin personel yang melakukan pengejaran lengah.
"Kejadian ini cukup cepat di ujung Bandara Dekai, cukup jauh dari titik kota.
Dengan kejadian di situ saya sudah minta harus diwaspadai, sehingga semua teman-teman (personel) di titik rawan harus ekstra hati-hati dalam membawa senjata apikarena itulah yang dicari oleh kelompok ini," kata Fakhiri.
Pihak berwenang menyebut para gerombolan OTK itu masuk ke hutan setelah menyerang dua personel TNI tersebut.
"Kami sedang melakukan pengejaran, mereka masuk ke dalam hutan," kata Kapolres Yahukimo, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Deni Herdiana.
Adapun kedua jenazah prajurit TNI yang gugur sudah berada di RSUD Dekai dan segera dievakuasi ke Jayapura.
(KOMPAS.COM)
Baca juga: Nama 9 KKB di Papua yang Masih Tebar Teror, Termasuk yang Paling Keji
Baca juga: Jubir OPM Lekagak Tunggu TNI-Polri di Muara tapi Belum Datang, Tantangan Perang KKB di Papua
Baca juga: Kapolda Papua Terima Tantangan Perang KKB Lekagak Telenggen, Jubir OPM: Mereka Tunggu TNI-Polri
Tautan: