Pembunuhan Marsela Sulu
Tine Istrinya Ferry Kalesaran Tak Mau Terima Mayat yang Ditemukan Membusuk: Mau Dibuat Apa Kek
Tribun menjumpai Tine lewat bantuan tetangga. Kata - kata itu diulangnya kepada Tribun Manado. Dengan tegas.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Warga Sulawesi Utara ( Sulut ) kembali dibuat heboh dengan penemuan mayat dalam hutan.
Diduga jika mayat tersebut adalah jasad dari Ferry Kalesaran (FK), kepala lingkungan ( pala ) yang tengah dicari karena diduga sebagai pelaku pembunuh bocah 12 tahun bernama Marsela.
Mayat dalam hutan dengan kondisi tubuh menghitam dan sudah mengeluarkan bau itu kemudian di evakuasi untuk di autpsi guna mengungkap identitas dan penyebab kematian.

Tribun Manado kemudian menjumpai Tine lewat bantuan tetangga.
Tine adalah istri dari Ferry Kalesaran (FK).
Dengan tegas Tine mengatakan jika dirinnya tidak mau menerima mayat yang diduga suaminya.
Mayat tersebut ditemukan di perkebunan Desa Koha 1, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulut, Jumat (28/5/2021) pagi.
Kondisi mayat menghitam.
Ferry Kalesaran diduga sebagai pelaku pembunuhan Marsela Sulu, bocah berusia 12 tahun asal Desa Koha, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Cerita yang beredar di masyarakat, ia diduga bunuh diri dengan menggantung diri di pohon.
"Saya sudah tak mau terima, mau dibuat apa kek, saya tak mau terima," kata dia.
Kata - kata itu diulangnya kepada Tribun Manado. Dengan tegas.
Menurut Tine, hubungan ia dan FK selama ini akur-akur saja.
Tak ada pertengkaran antara keduanya.
Tine mengatakan, ia dan FK sudah punya tiga cucu.
"Ada anak saya di sini dan lainnya di daerah lain," kata dia.
Amatan Tribun Manado, rumah FK dalam keadaan tertutup.
Kepada Tribun, Tine hanya menyebut bahwa ia tak mau terima jenazah tersebut.
Selebihnya ia bungkam. (art)
Diketahui, Ferry Kalesaran (50) oleh warga dituding sebagai pelaku yang menyebabkan gadis 12 tahun bernama Marsela Sulu meninggal dunia.
Diketahui terduga pelaku diburu sejak pekan lalu.
Selain polisi banyak pula relawan dari ormas yang turut memburu terduga pelaku.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Manado Kompol Taufiq Arifin ketika dikonfirmasi tribunmanado.co.id, tak menampik adanya penemuan mayat Ferry.
"Kita ke TKP," terang Kompol Taufiq.
7 fakta pembunuhan Marsela hingga Pala Ferry diduga sebagai pelaku
1. Awal mula Ferry sampai diduga sebagai pembunuh Marsela
Informasi yang dihimpun Tribun Manado, saat Marsela hilang terduga sempat kepergok membawa sebuah mobil Bumdes.
Gayanya mencurigakan.
Tangan satu memegang setir.
Tangan lainnya seperti tengah menekan sesuatu.
Diduga itu Marsela.
Warga menduga Marsela ia sekap.
Edi Sulu, ayah Marsela menuturkan, seorang saksi sempat melihat orang itu berpapasan dengan anaknya pada hari kejadian hilangnya Marsela.
"Ia datang dari arah bawah sedang anak saya dari arah atas," tuturnya.
Mereka berpapasan kemudian pria itu terus berjalan dan membalik lalu menuju ke arah anaknya.
Ia mengaku menyerahkan masalah anaknya pada hukum.
"Saya tak mau menghakimi. Biarlah aparat yang menyelidiki. Saya serahkan pada aparat," katanya.
2. Ada Tali Melingkar di Leher Pala Ferry
Pelaku pembunuhan bocah 12 tahun bernama Marsela sudah ditemukan oleh pihak Kepolisian.
Mayat Pelaku yang disebut-sebut bernama Ferry Kalesaran ditemukan di Perkebunan Desa Koha Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Jumat (28/5/2021
Berdasarkan video yang beredar di Media Sosial, nampak mayat Ferry sudah dalam keadaan membusuk.
Dia terlihat memakai baju dan celana panjang dengan perut yang sudah membesar.
Terlihat di lehernya terlihat ada sebuah tali yang mengikat.
Dicurigai dia mati karena gantung diri.

3. Pendoa Sudah Sebut Hendak Meninggalkan Dunia
Perihal kematian pelaku sudah jadi wacana warga Koha semenjak beberapa hari terakhir.
Beberapa pendoa sudah menyebut kemungkinan pelaku tewas.
"Ada pendoa yang sebut ia sudah hendak meninggalkan dunia ini," kata seorang warga Koha.
Sebut dia, saat korban (Marsela) hilang, pendoa tersebut mengatakan korban disekap pelaku.
Dan hal itu benar.
4. Marsela Hilang dari hari Selasa 18 Mei 2021
Sebelum Marsela ditemukan tak bernyawa dalam karung, dirinya dinyatakan hilang pada tanggal 18 Mei 2021.
Sebelum akhirnya ditemukan oleh Tim pencari pada hari ini Jumat 21 Mei 2021 sekitar jam 01: 00 Wita.
5. Pengakuan orangtua dan kakak korban
Orangtua korban MS, Eddy Sulu (51) yang sehari-harinya bekerja sebagai petani mengatakan, bahwa korban turun dari rumah sejak hari selasa tanggal 18 Mei 2021 sekitar pukul 18:00 Wita.
Kemudian kakak korban Arlando Sulu (17) menemukan korban di jalan sedang bermain dengan temanya.
MS pun diajak kakaknya untuk pulang.
Namun MS mengatakan sedikit lagi karna belum terlalu malam.
Setelah sudah larut malam, korban tidak kunjung pulang ke rumah sampai besok paginya hari Rabu tanggal 19 Mei 2021.
“Setelah itu kami adakan pencarian bersama saudaranya, namun tidak menemukan sampai hari Kamis tanggal 20 Mei 2021 dan akhirnya kami lanjut melakukan pencarian di bantu oleh masyarakat Koha,” terang Eddy Sulu.
Kapolsek Pineleng Iptu Marudut Pasaribu mengatakan saat ini jenazah masih berada dirumah Sakit Bayangkara untuk diotopsi.
“Jenazah sudah dibawah ke RS Bhayangkara untuk diotopsi guna penyidikan lebih lanjut, sedagkan pelaku sudah dikantongi,” katanya.
6. Kronologi penemuan mayat dalam karung
Berdasarkan keterangan saksi Andi Tumewu mengatakan kejadian sekitar pukul 23:30 Wita Kamis 20 Mei 2021, ada 9 orang mengadakan pencarian terhadap korban MS.
Setelah pencarian di lokasi perkebunan mereka berpencar dan memasuki perkebunan.
Tim pencari juga masuk ke rumah-rumah dengan maksud pencarian korban, namun setelah beberapa menit kemudian di lokasi perkebunan saksi melihat karung berwarnah putih ditutupi dengan karung warna tua tepatnya di bawah pohon pala.
Kemudian saksi mendekati karung dan berteriak dengan maksud memanggil teman lain agar teman lain mendekat dan melihat sama-sama.
Selanjutnya tim pencari yang bernama Rijel Runtulalo membuka karung tersebut karna penasaran apa isi karung itu.
Setelah mendekati dan membuka karung saksi melihat kaki korban diduga kaki milik MS.
Begitu melihat ada kaki dalam karung saksi langsung berteriak dan maksud untuk memanggil rekan lain.
Mendengar teriakan, tim pencari lainnya kemudian memanggil pemerintah setempat yaitu Hukum Tua Desa Koha Barat Antonius Sulu.
Sekitar pukul 05:00 Wita Tim Dokpol Polda Sulut tiba di lokasi TKP penemuan mayat di Desa Koha Jaga Satu, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.

7. Viral di Medsos
Jumat 21 Mei 2021 pagi warganet Sulawesi Utara ( Sulut ) dihebohkan dengan postingan penemuan mayat dalam karung.
Cek par cek, saat di buka, jenazah yang ada di karung putih itu adalah jasad seorang anak perempuan berinisial MS (12), yang sempat dinyatakan hilang beberapa hari sebelumnya.
Dari postingan akun Facebook Pelangi Senja, sekitar 2 jam lalu Jumat pagi.
Dijelaskan jika korban yang sempat hilang pada Selasa 18 Mei 2021 sekitar pukul 20.00 Wita sudah ditemukan.
Sayangnya adik MS ditemukan dalam karung dan sudah tak bernyawa.
Pelangi Senja dalam postingannya menuliskan sungguh tragis nasib anak ini.
Setelah 3 hari dinyatakan hilang, akhirnya anak perempuan yang bernama MS di temukan sudah tidak bernyawa lagi dengan cara yang sangat mengenaskan.
Anak ini di temukan di sebelah Barat Desa Koha Raya dan sudah di masukkan dalam karung.
Sungguh perbuatan yang sangat biadab.
Kiranya pihak berwajib dapat moenyelidiki secara tuntas peristiwa yang tenntu saja menggegerkan masyarakat Desa Koha Raya.
Dari hasil penelusuran tribunmanado.co.id, memang sejak beberapa hari lalu, wajah dan identitas korban suda beredar di media sosial.
Namun yang beredar itu soal info orang hilang.
Dalam narasi yang beredar tertulis jika korban adalah anak usia 12 tahun (direvisi ternyata 13 tahun)
Tingginya 1 meter, dan tanggal hilang yakni pada 18 (diduga kuat 18 Mei 2021) jam 8 atau pukul 20.00 Wita.
Tempat hilang Desa Koha.
Sekedar diketahui Desa Koha merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Sulut yang tentunya Desa ini tak jauh dari Ibu Kota Sulut, Manado.
Kasat Reskrim Polresta Manado Kompol Taufiq Arifin saat dikonfirmasi tribunmanado.co.id via WhatsApp Jumat pagi membenarkan informasi tersebut.
"Iya. Nanti saya kirim laporannya," jawab singkat mantan Kasat Reskrim Polres Bitung itu.
Tribun Manado juga mengucapkan turut berdukacita untuk keluarga yang ditinggalkan. (tribunmanado.co.id/Indri Fransiska Panigoro/Eas/fis/Ren/Art)