Pembunuhan Marsela Sulu
PENGAKUAN Saksi Penemu Jenazah Ferry Kalesaran, Dua Barang Ini yang Pertama Kali Ditemukan
Sosok yang menemukan Ferry Kalesaran pertama kali adalah Sonny Rori dan James Moningkat
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ferry Kalesaran terduga pelaku terduga pembunuhan bocah Marsela Sulu sudah ditemukan tewas, pada Jumat (28/5/2021).
Sosok yang menemukan Ferry Kalesaran pertama kali adalah Sonny Rori Kepala Lingkungan Jaga 4 Desa Koha, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa dan seorang warga bernama James Moningka.
Menurut Sonny saat pertama kali ditemukan, kondisi jenazah sudah menghitam dengan rambut yang sudah jatuh.
"Saat ditemukan saya langsung menghubungi hukum tua, dan bersama polisi mereka langsung ke lokasi kejadiam,"ujarnya.

Dia pun meyakini bahwa itu adalah Ferry Kalesaran saat ditemukannya sebuah tas warna biru yang tergantung.
"Saya tau, karena tas itu selalu dibawanya kemana-mana,"ujarnya.
Sementara itu James Moningka ikut menjelaskan soal tali yang mengikat di leher jenazah
"Posisinya jenazah dalam kondisi duduk," ujarnya.
Dia pun bernama Sonny tak menyangka akan menemukan Jenazah Ferry Kalesaran.
Pasalnya tujuan mereka ke Sungai karena akan memperbaiki saluran air.
"Tiba-tiba saat kami turun, kami mencium bau busuk. Kami mendekat dan ditemukan tas dan sendal. Disitu kami yakin bahwa itu adalah Ferry Kalesaran," ujarnya.
Istri Pala Ferry Kalesaran Tak Mau Terima Jenazah Suaminya
Istri dari Ferry Kalesaran (FK) Tine, tidak mau menerima mayat yang diduga suaminya.
Mayat tersebut ditemukan di perkebunan Desa Koha 1, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, provinsi Sulut, Jumat (28/5/2021) pagi.
Kondisi mayat menghitam.
Ferry Kalesaran diduga sebagai pelaku pembunuhan Marsela Sulu, bocah berusia 12 tahun asal Desa Koha, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Cerita yang beredar di masyarakat, ia diduga bunuh diri dengan menggantung diri di pohon.
"Saya sudah tak mau terima, mau dibuat apa kek, saya tak mau terima," kata dia.
Kata-kata itu diulangnya kepada Tribun Manado. Dengan tegas.
Menurut Tine, hubungan ia dan FK selama ini akur-akur saja.
Tak ada pertengkaran antara keduanya.
Tine mengatakan, ia dan FK sudah punya tiga cucu.
"Ada anak saya di sini dan lainnya di daerah lain," kata dia.
Amatan Tribun Manado, rumah FK dalam keadaan tertutup.
Tribun menjumpai Tine lewat bantuan tetangga.
Kepada Tribun, Tine hanya menyebut bahwa ia tak mau terima jenazah tersebut.
Selebihnya ia bungkam.
Warga Meneriaki Jenazah Ferry Kalesaran Saat Dievakuasi Polda: Bakar Jo Pa Dia
Jenazah Ferry Kalesaran, terduga pelaku yang diduga membunuh Marsela Sulu Bocah 12 Tahun akhirnya dievakusi oleh pihak Kepolisian.
Evakuasi dilakukan di daerah perkebunan Koha Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Jumat (28/5/2021).
Dari rekaman langsung wartawan tribun manado, terlihat polisi bersama warga mengangkat mayat Ferry Kalesaran dari daerah sungai naik ke Mobil Tim Resmob Polda Sulut.
Warga terlihat berkumpul di lokasi, sambil menerikan jenazah Ferry Kalesaran yang disebut adalah kepala lingkungan ( Pala)
'Abis Pala, Ancor dia pe Kepala," ujar warga. (Habis pala, hancur kepalanya)
Sebagian warga lain pun meminta agar jenasahnya dibakar.
"Bakar jo pa dia, bakar,"teriak warga (Bakar dia). ( Rhendi Umar/Tribun Manado)
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:
Berita Penemuan Mayat Bocah Lainnya