Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

KKB di Papua

BIN Curigai Kelompok Separatis Papua Manfaatkan PON Ciptakan Instabilitas, 'Gangguan Dirancang'

Kelompok Separatis Papua (KSP) terdeteksi berniat memanfaatkan kegiatan Pekan Olaharga Nasional (PON) 2021

Editor: Alpen Martinus
AFP PHOTO/Marty MELVILLE
Kelompok Separatis Papua (KSP) menggelar aksi demo selama lawatan Presiden Joko Widodo ke Wellington, Selandia Baru. 

TRIBUNMANADO.CO.ID- Gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) bakal diselenggarakan dalam waktu dekat.

Di sisi lain, pemerintah tengah berupaya untuk menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Juga pergerakan untuk memerdekakan Papuua masih terus berlangsung.

Kelompok Separatis Papua (KSP) terdeteksi berniat memanfaatkan kegiatan Pekan Olaharga Nasional (PON) 2021

untuk menciptakan instabilitas di Papua.

Baca juga: Bukan KKB Papua, Kelompok Separatis Ini yang Paling Berbahaya Dihadapi Militer Indonesia

Milisi Fretilin yang merupakan milisi separatis yang jauh lebih terkoordinasi daripada KKB Papua
Milisi Fretilin yang merupakan milisi separatis yang jauh lebih terkoordinasi daripada KKB Papua (Istimewa)

Hal itu disampaikan oleh Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen Teddy Lhaksmana Widya Kusuma.

Teddy mengatakan, beberapa pihak yang diduga terlibat dalam mewujudkan hal itu adalah Veronica Koman dan Benny Wenda.

"Terdeteksi pula bahwa KSP bermaksud memanfaatkan pelaksanaan PON XX 2021 untuk ciptakan instabilitas,

untuk menarik perhatian dunia, antara lain Veronica Koman dan Benny Wenda di luar negeri," kata Teddy dalam rapat Pansus DPR RI terkait Otonomi Khusus Papua di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (27/5/2021).

Dalam kesempatan yang sama, BIN mendeteksi adanya kegiatan KSP front bersenjata

Baca juga: Kelompok Separatis NRFPB Pimpinan Alex Hamberi Kembali ke NKRI, Bertobat Bentangkan Saka Merah Putih

PENGEJARAN KKB Papua, KKB Gunakan Tentara Anak di Bawah Umur, Ini Dalih Juru Bicara Separatis OPM. Foto yang diambil West Papua Liberation Army dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada Mei 2019 di daerah Nduga di dataran tinggi Papua menunjukkan kelompok bersenjata ini terdiri atas atas pria dewasa dan anak di bawah umur.
PENGEJARAN KKB Papua, KKB Gunakan Tentara Anak di Bawah Umur, Ini Dalih Juru Bicara Separatis OPM. Foto yang diambil West Papua Liberation Army dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada Mei 2019 di daerah Nduga di dataran tinggi Papua menunjukkan kelompok bersenjata ini terdiri atas atas pria dewasa dan anak di bawah umur. (AP/OPM)

dalam beberapa waktu belakangan ini yang tersebar di delapan kabupaten di Papua.

Delapan kabupaten itu adalah Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Lani Jaya, Kabupaten Mimika atau Distrik Tembagapura,

Kabupaten Nduga, Kabupaten Paniai, Kabupaten Puncak, Kabupaten Puncak Jaya, dan Kabupaten Pegunungan Bintang.

Selain mendeteksi adanya kegiatan KSP kelompok bersenjata,

Teddy menyebutkan, ada dua front lain yang aktif menggalang pelaksanaan referendum di Papua, yakni front politik dan front klandestin.

Baca juga: KKB Kabur, Pasukan TNI Tembak 1 Anggota KKB, Kelompok Separatis Bertamburan di Serangan Kedua

Indonesia Kecam Penghargaan untuk Tokoh Separatis Benny Wenda Ketua Persatuan Gerakan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP), Benny Wenda.
Indonesia Kecam Penghargaan untuk Tokoh Separatis Benny Wenda Ketua Persatuan Gerakan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP), Benny Wenda. ((Dok. The Office of Benny Wenda))

Lebih lanjut, Teddy pun menyampaikan, sejak 21 hingga 24 Mei 2021,

terhitung ada 60 kali kejadian gangguan keamanan di Papua.

Kejadian tersebut juga memakan korban, yakni 8 aparat keamanan 8 orang gugur,

14 aparat keamanan luka-luka, 5 warga sipil meninggal dunia,

9 warga sipil luka-luka, sedangkan dari KSP ada 22 orang tewas, dan 1 orang luka-luka.

"Terhitung tanggal 21 sampai tanggal 24 Mei 2021, terdiri dari 13 insiden penembakan, 34 kali kontak tembak,

13 kali insiden gangguan keamanan lainnya," ucap dia.

Secara khusus, menurut Teddy, anggota KSP front bersenjata aktif melakukan teror sambil melakukan konsolidasi terkait aksi-aksi lanjutan.

Kemudian, Teddy juga menyebut BIN mendeteksi bahwa gangguan keamanan di wilayah Papua dirancang

untuk menutupi tindak penyalahgunaan dan penyelewengan dana otonomi khusus (otsus) Papua.

"BIN mendeteksi bahwa gangguan keamanan dirancang untuk menciptakan situasi

yang mencekam sebagai salah satu strategi menutupi tindak penyalahgunaan dan penyelewengan dana otsus selama ini," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul BIN: Kelompok Separatis Papua Terdeteksi Manfaatkan PON 2021 untuk Ciptakan Instablitas

Berita lain terkait KSP

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved