Cerita Alkitab
Kisah Rehabeam, Anak Salomo yang jadi Raja Yehuda, Kesombongan Buat Israel Pecah jadi 2 Kerajaan
Rehabeam adalah seorang raja di Kerajaan Yehuda menurut Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID - Rehabeam adalah seorang di Kerajaan Yehuda menurut Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.
Ia menggantikan ayahnya, Salomo. Kakeknya adalah Daud.
Rehabeam adalah raja ketiga dari Dinasti Daud, raja keempat dari Kerajaan Israel Bersatu dan raja pertama dari Kerajaan Yehuda setelah pecahnya Kerajaan Israel yang diwarisinya dari raja Salomo.
Ibunya bernama Naama, orang Amon.
Rehabeam berusia 41 tahun ketika ia naik takhta. Ia memerintah selama 17 tahun.
Di bawah ayahnya, Salomo, orang-orang dikenai pajak yang sangat besar untuk membayar semua proyek pembangunan yang dilaksanakan pada masa pemerintahannya.
Proyek pembangunan sebuah tempat di Milo oleh Salomo, yang sebelumnya sebuah daerah terbuka yang menjadi akses yang mudah untuk ke Bait Allah dari mereka yang datang dari utara, mungkin dianggap menyusahkan oleh suku-suku di utara.
Karenanya, setelah kematian Salomo segera muncul kegelisahan rakyat khawatir bahwa Rehabeam akan mengambil kebijakan memungut pajak yang besar, suatu kebijakan yang (dianggap) pro selatan seperti ayahnya.
Para penasihat tua yang sebelumnya dari pemerintahan Salomo menasihatinya agar ia menurunkan pajak agar disukai oleh rakyatnya, sementara para penasihat muda, para kroni raja yang baru, menyuruhnya agar ia meningkatkan pajak guna meningkatkan kewibawaannya.
Rehabeam berpihak dengan para penasihat muda dan berkata kepada rakyatnya,
Suku-suku di utara menarik pengakuan mereka terhadap keabsahan pemerintahan keluarga Daud dan menyatakan kemerdekaannya.
Yerobeam bin Nebat ditunjuk sebagai raja atas mereka, dan negara pecahan mereka dikenal sebagai Kerajaan Israel Utara atau Kerajaan Israel.
Kesombongan Rehabeam
Kesombongannya membuat Kerajaan Israel pecah menjadi dua kerajaan.
Kerajaan Israel bagian Utara yang terdiri dari sepuluh suku, yaitu keturunan Yusuf yang dihitung sebagai dua suku ditambah dengan delapan suku lain yang berada di bawah pimpinan Raja Yerobeam.
Kerajaan Israel bagian Selatan (selanjutnya disebut sebagai Kerajaan Yehuda) terdiri dari Suku Yehuda (suku yang menurunkan raja-raja Yehuda), Suku Benyamin, dan Suku Lewi (Sebagai catatan, suku ini tidak ikut diperhitungkan dalam hal pemetaan wilayah karena seharusnya Suku Lewi mendiami kota-kota perlindungan yang letaknya tersebar di seluruh Israel.
Oleh karena itu, Kerajaan Yehuda umumnya disebut sebagai terdiri dari dua suku saja, yaitu suku Yehuda dan suku Benyamin).
Nubuat tentang pecahnya Kerajaan Israel ini telah disampaikan sebelumnya kepada Yerobeam oleh Nabi Ahia (1 Raja-raja 11:29-37).
Saat menyampaikan nubuat tersebut, Nabi Ahia telah mengingatkan bahwa kesuksesan Raja Yerobeam bergantung pada ketaatannya kepada perintah Tuhan (1 Raja-raja 11:38). Sayangnya, Raja Yerobeam tidak mengindahkan peringatan tersebut (2 Tawarikh 11:13-15).
Lebih menyedihkan, Raja Rehabeam tidak belajar dari kesalahannya. Sesudah menjadi kuat, ia kembali bersikap sombong sehingga ia bukan hanya kehilangan wilayah kekuasaannya, tetapi ia juga kehilangan kekayaannya (2 Tawarikh 12:9-10).
Ketaatan kepada Tuhan harus dilakukan seumur hidup, sehingga ketaatan menuntut ketekunan.
Sangat menyedihkan bahwa Raja Salomo dan Raja Rehabeam hanya taat dengan setengah hati, padahal ketaatan setengah hati sama dengan ketidakpastian.
Kisah Raja Salomo dan Raja Rehabeam ini mengingatkan orang-orang Yahudi di pembuangan dan kita pada masa kini untuk bertekun dalam ketaatan! (*)
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL: