Gunung Sinabung
Gunung Sinabung Erupsi Ketiga Kalinya, Terbesar Dalam Sepekan, Muntah Awan Panas Tinggi 3.000 Meter
Dengan kembali meningkatnya aktivitas dari gunung api tertinggi di Sumatera Utara ini pihaknya kembali mengimbau masyarakat
TRIBUNMANADO.CO.ID - Gunung Sinabung yang berada di Kabupaten Karo kembali mengalami peningkatan aktivitas yang cukup signifikan, Jumat (7/5/2021).
Sepanjang hari ini Sinabung tercatat sudah mengalami erupsi sebanyak tiga kali.
Ketua Tim Pengamat Gunung Sinabung Supriyati Dwi Andreastuti membenarkan hal tersebut saat dihubungi.
Supriyati Dwi Andreastuti juga menyebutkan erupsi ketiga pada hari ini terjadi sekira pukul 15.19 WIB.
"Untuk hari ini, sudah tiga kali erupsi, dan yang ketiga terjadi sekira pukul 15.19 WIB," ujar Supriyati, saat ditemui di pos PGA Sinabung, Jalan Kiras Bangun, Simpangempat.
Supriyati menjelaskan, untuk erupsi yang ketiga kali hari ini pihaknya melihat Gunung Sinabung kembali memuntahkan material berupa abu vulkanik setinggi kurang lebih 3000 meter dari puncak gunung.
Dirinya mengatakan, untuk kolom abu berwarna kelabu pekat ini terlihat condong mengarah ke arah timur laut dan timur.
"Untuk tinggi kolom abunya mencapai 3000 meter," ucapnya.
Amatan Tribun-medan.com, pada erupsi ketiga ini kolom abu yang membumbung tinggi ke atas puncak gunung tidak terlalu jelas terlihat.
Pasalnya, di sekitar puncak gunung saat itu ditutupi awan, sehingga abu vulkanik hanya terlihat di bagian atas saja.
Wanita berkacamata ini menjelaskan, pada erupsi kali ini pihaknya mencatat getaran yang ditimbulkan dari dalam perut Gunung Sinabung terekam di alat pendeteksi getaran atau seismogram dengan amplitudo maksimum 110 mm.
Dengan durasi kurang lebih selama lima menit 58 detik.
"Kalau berdasarkan catatan kita, jadi erupsi tadi terjadi beruntun sebanyak dua kali atau menyundul, sehingga kolom abunya jadi semakin tinggi," katanya.
Dengan kembali meningkatnya aktivitas dari gunung api tertinggi di Sumatera Utara ini pihaknya kembali mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan.
Kemudian, pihaknya juga meminta kepada masyarakat agar tidak memasuki zona merah yang telah ditentukan.
Sejarah Letusan

dari Waktu ke Waktu
Gunung Sinabung telah meletus berkali-kali sejak zaman dahulu.
Meski begitu, tidak banyak diketahui dan tidak terdapat dalam catatan sejarah dan literatur terkait sejarah kegiatan gunung ini.
Melansir situs resmi vsi.esdm.go.id, sebelum tahun 1600, aktivititas terakhir yang ditimbulkan oleh gunung api ini berupa muntahan batuan piroklastik dan aliran lahar yang mengalir ke arah selatan.
Gunung dengan ketinggian 2.460 meter dari permukaan laut ini pada tahun 1912 mengalami aktivitas solfatara di puncak dan lereng atas.
Sementara pada tahun 2010, terjadi beberapa kali letusan yang di antaranya merupakan letusan freatik.
Sejarah letusan
Setelah peningkatan aktivitas vulkanik gunung ini dari waspada menjadi siaga pada 3 November 2013, disebutkan bahwa aktivitas vulkanik meningkat secara fluktuatif hingga 22 November 2013 dan meningkat secara siginifikan pada 23-24 November 2013.
Sebab itu, tingkat aktivitas gunung sinabung dinaikkan dari level III atau siaga menjadi level IV atau awas pada tanggal 24 November 2013 pukul 10.00 WIB.
Namun, sejak 8 April 2014 pukul 17.00 WIB tingkat aktivitas Gunung Sinabung diturunkan dari level IV atau awas menjadi level III atau siaga.
Aktivitas gunung ini meningkat kembali secara visual dan instrumen, sehingga terhitung sejak 2 Juni 2015 Pukul 23.00 WIB dinaikkan dari level III atau siaga menjadi level IV atau awas.
Kemudian status aktivitas Gunungn Sinabung kembali diturunkan menjadi level III pada 20 Mei 2019 pukul 10.00
WIB.

2015
Pada 3 Januari 2015, sekitar pukul 08.30 WIB, Gunung Sinabung meletus dengan tinggi kolom mencapai 3 km, disertai awan panas sejauh 4 km ke arah selatan. Tercatat adanya 24 kali guguran awan panas dari puncak dan tinggi abu 500-3.000 meter.
Pada 2-3 April 2015, aktivitas gunung ini meningkat dan mengeluarkan awan panas. Guguran awan panas mengalir dalam radius 3,5-4 kilometer dari puncak.
Selanjutnya, pada 4 Agustus 2015, terjadi guguran lava pijar sejauh 700-1.500 meter dengan 35 kali guguran dan tremor terus menerus. Tinggi kolom abu vulkanik teramati setinggi 1.500 meter, disusul setinggi 2.000 meter pada sore harinya.
Pada 15 September 2015, Gunung Sinabung erupsi kembali dengan guguran awan panas mencapai 3.000 meter dan tinggi kolom abu erupsi 2.500 meter. Terdapat guguran awan panas susulan sejauh 4.000 meter dan tinggi kolom abu vulkanik 3.000 meter.
Gunung ini kembali mengeluarkan awan panas pada 17 November 2015, dengan jarak luncur mencapai 4.000 meter dan tinggi kolom abu mencapai 2.000 meter. Sehari sebelumnya, guguran awan panas terjadi empat kali dengan jarak luncur mencapai 3.500 meter.
2016
Pada 25 Februari 2016, gunung ini menyemburkan lava pijar sejauh 500 meter dengan tinggi kolom abu 2.000 meter.
Erupsi kembali terjadi pada 22 Mei 2016, di mana peristiwa ini memakan korban jiawa karena luncuran awan panas.
2017
Pada 21 Februari 2017, gunung ini mengalami tiga kali erupsi. Tinggi kolom letusan pertama tidak dapat diamati lantaran cuaca saat itu berkabut. Sementara, letusan kedua dan ketiga dengan semburan abu vulkanik setinggi 2.500 meter dan 1.000 meter.
Beberapa bulan kemudian, Sinabung erupsi kembali pada 2-3 Agustus 2017. Letusan tersebut menghancurkan kubah lava di puncak lebih dari 2,3 juta meter kubik.
Kubah lava ini dibangun sejak April 2017 oleh gunung yang berada dalam tingkat kegiatan awas atau level IV.
Erupsi tipe letusan menghasilkan kolom abu pekat mencapai ketinggian 4.200 m dan awan panas guguran yang meluncur ke arah tenggara dan timur sejauh 2.500-4.500 m mencapai Sungai Laborus.
Tidak ada korban jiwa dalam erupsi berlangsung. Namun, kerugian dialami oleh petani sayur-sayuran karena tanaman mati diguyur abu.
Selepas letusan 2-3 Agustus 2017 volume kubah lava yang diukur kembali pada 6 Agustus 2017 tersisa sedikit 23.700 meter kubik.

2018
Pada 19 Februari 2018, Sinabung erupsi kembali dengan tinggi kolom 5.000 meter, amplitudo 120 milimeter, dengan lama gempa 607 detik.
Dua bulan kemudian, pada 6 April 2018, Gunung Sinabung meletus dengan tinggi kolom abu lebih dari 5.000 meter.
Erupsi tersebut terjadi setelah hampir dua bulan terakhir, gunung api ini mengalami letusan-letusan kecil.
2019
Pada 7 Mei 2019 pukul 07.28 WIB, tinggi kolom abu letusan dari Gunung Sinabung teramati kurang lebih 2.000 meter di atas puncak atau 4.460 m di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah tenggara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi 42 menit 49 detik.
Pada 11 Mei 2019 pukul 20.39 WIB, gunung api ini kembali mengalami erupsi dengan amplitudo maksimum 9 mm dan durasi kurang lebih selama 33 menit.
2020
Gunung Sinabung erupsi pada 8 Agustus 2020 pukul 01.58 WIB dengan tinggi kolom abu kurang lebih 2.000 meter di atas puncak.
Setelah itu, terjadi erupsi susulan pukul 17.18 WIB dengan tinggi kolom abu yang teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah timur dan tenggara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 60 mm dan durasi 2183 detik.
Berselang dua hari, gunung api ini kembali erupsi, pada 10 Agustus 2020 pukul 10.16 WIB dengan kolom abu teramati sekitar 5.000 m di atas puncak.
Sejauh ini, tercatat erupsi susulan pukul 11.17 WIB dengan kolom abu setinggi 2.000 m di atas puncak.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Gunung Sinabung Hari Ini Erupsi Ketiga Kalinya, Muntahkah Guguran Awan Panas Setinggi 3.000 Meter, https://medan.tribunnews.com/2021/05/07/gunung-sinabung-hari-ini-erupsi-ketiga-kalinya-muntahkah-guguran-awan-panas-setinggi-3000-meter?page=all