Pandemi Covid 19
Update Covid-19 Dunia, India Lampaui 20 Juta Kasus, Kedua Setelah AS
Krisis Covid-19 India diperburuk oleh kurangnya oksigen yang diperlukan untuk merawat pasien yang kritis.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Gelombang kedua pandemi Covid-19 di India membawa negara tersebut mencapai 20 juta lebih kasus Covid-19 pada Selasa (4/5/2021).
Mengutip warta VOA Indonesia, kementerian kesehatan melaporkan 357.299 kasus baru virus Corona pada hari Selasa.
Ini merupakan hari ke-13 berturut-turut India mencatat sedikitnya 300 ribu kasus baru Covid-19.
Negara di Asia Selatan itu juga melaporkan 3.449 kematian selama 24 jam terakhir.
India kini mencatat lebih dari 20,2 juta kasus, menurut Johns Hopkins Coronavirus Resource Center, termasuk 222.408 kematian.
Negara itu menempati posisi kedua di bawah AS dalam jumlah kasus infeksi, dan masih di tempat ketiga dalam total kematian setelah AS dan Brazil.
Lonjakan ini disebut disebabkan oleh kemunculan varian virus yang lebih menular, ditambah dengan pelonggaran restriksi terhadap kerumunan orang dalam jumlah besar sewaktu pandemi tampaknya terkendali pada awal tahun ini.
Rahul Gandhi, ketua partai Kongres Nasional India yang beroposisi, Selasa, menulis di Twitter bahwa kelambanan PM Narendra Modi “membunuh banyak orang tak berdosa” dan menyerukan lockdown penuh di seluruh negara itu untuk menghentikan penyebaran virus.
Krisis Covid-19 India diperburuk oleh kurangnya oksigen yang diperlukan untuk merawat pasien yang kritis, selain bahan baku yang diperlukan untuk membuat vaksin.
Meskipun India merupakan lokasi Serum Institute of India, penghasil vaksin terbesar di dunia, hanya 2 persen dari 1,3 miliar penduduknya yang telah divaksinasi, menurut berbagai laporan setempat.
PBB, Senin (3/5/2021), menyatakan sedang bekerja di India untuk memerangi informasi keliru mengenai vaksin Covid-19 serta mengenai penyebaran penyakit itu.
Juru Bicara Stephane Dujarric mengatakan satu tim PBB sedang bekerja sama dengan stasiun-stasiun radio komunitas di berbagai penjuru India untuk menjangkau lebih dari 17 juta orang di kawasan pedesaan, guna menjelaskan tentang pentingnya vaksin dan cara mencegah penularan virus corona.
Departemen Pertahanan AS, Senin, menyatakan telah mengirim dua pesawat penuh pasokan terkait Covid-19 ke India dan bahwa dua pesawat tambahan akan diberangkatkan hari Rabu.
Sementara itu, perusahaan farmasi berbasis di AS Moderna berjanji akan memasok 500 juta dosis vaksin Covid-19-nya untuk COVAX, prakarsa berbagi vaksin global yang dibentuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Perusahaan itu menyatakan akan menyediakan 34 juta dosis pertama pada akhir tahun ini, dan selebihnya akan dikirim pada tahun 2022, semuanya dengan harga terendah yang ditetapkan perusahaan itu.
Swedia juga mengumumkan akan menyediakan 1 juta dosis vaksin AstraZeneca untuk COVAX guna mengatasi kelangkaan vaksin yang dihadapi dalam jangka pendek.
Denmark menyatakan tidak akan menggunakan vaksin Johnson & Johnson dalam program imunisasinya karena kemungkinan kaitannya dengan pembekuan darah yang jarang terjadi namun berbahaya. (*)
Baca juga: Nama-nama Korban Keracunan Makanan Tadi Malam, Lokasi Kejadian di Jawa Barat
Baca juga: 5 Tahun Berlalu, Saudari Kembar Mirna Salihin Korban Kopi Sianida Unggah Kenangan Mengharukan
Baca juga: Kejagung Periksa 2 Pegawai PT PLN Diperiksa Terkait Korupsi Pembangunan Jalur Transmisi di Medan
pandemi Covid-19
Johns Hopkins Coronavirus Resource Center
Rahul Gandhi
PM India Narendra Modi
Stephane Dujarric
vaksin COVAX
Kasus Covid-19 di AS Melonjak Tiga Kali Lipat, Dipicu Maraknya Salah Informasi soal Vaksin |
![]() |
---|
Kasus Covid-19 di India Mulai Menurun, Tetapi Krisis Belum Usai |
![]() |
---|
Warga AS Diperbolehkan Lepas Masker dan Tidak Jaga Jarak, Suasana Berbeda di Jepang dan India |
![]() |
---|
Amerika Siapkan Aturan Baru Memakai Masker bagi Orang yang Sudah Vaksinasi Lengkap |
![]() |
---|
Gelombang Ketiga Covid-19 Menghantui India, Permintaan Oksigen Medis Meningkat 7 Kali Lipat |
![]() |
---|