Cerita Alkitab
Kisah Yohanes, Murid Yesus yang Menulis Kitab Wahyu, Alami Derita Masa Tua Namun Tetap Hidup
Yohanes adalah saudara dari rasul Yakobus yang juga termasuk keduabelas rasul. Dalam Injil, Yohanes dan Yakobus disebut Boanerges
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID - Yohanes adalah salah satu dari keduabelas rasul Yesus Kristus.
Ia adalah putra dari Zebedeus.
Ibunya diyakini bernama Salome.
Yohanes adalah saudara dari rasul Yakobus yang juga termasuk keduabelas rasul.
Dalam Injil, Yohanes dan Yakobus disebut Boanerges yang berarti "anak-anak guruh".
Tradisi mempercayai dia adalah penulis dari beberapa buku dalam Alkitab: Injil Yohanes, tiga surat.
Yohanes mungkin yang paling terkenal dari Dua Belas Rasul pertama Yesus.

Dia dan saudaranya, Yakobus, ada bersama Petrus dalam beberapa momen paling penting dari pelayanan fana Juruselamat, dan dia secara tradisional telah dikaitkan dengan lima kitab yang berbeda dalam Perjanjian Baru.
Kedekatan pribadinya dengan Tuhan disarankan oleh Yohanes 13:23: “Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya.
”Di sepanjang zaman, karya seni Kristiani telah mencerminkan gambar ini, yang melukiskan Yohanes sebagai seorang pemuda, sering kali bersandar pada lengan Juruselamat. Ini adalah asal mula dari gelar uniknya, Yohanes Terkasih, namun kesaksian dan misinya mengungkapkan aspek-aspek kemuridan yang kita semua dapat miliki.
Yohanes dan saudaranya, Yakobus, juga menjalin kemitraan dengan saudara Petrus dan Andreas, dan keempatnya meninggalkan pekerjaan mereka menjala ikan ketika Yesus memanggil mereka untuk mengikuti Dia dalam kemuridan penuh waktu.
Sementara kitab Injil tidak menyebutkan Zebedeus lagi, ibu Yakobus dan Yohanes menjadi pengikut Yesus, menjadi perantara dengan Yesus mewakili para putranya dan hadir pada saat Penyaliban.
Biasanya diidentifikasi dengan nama Salome, ibu Yakobus dan Yohanes mungkin juga adalah saudara perempuan Maria, ibu Yesus, yang menjadikan mereka sepupu pertama dari Yesus dan kerabat dari Yohanes Pembaptis.
Segera setelah pemanggilan pertamanya, Yohanes menyaksikan banyak dari mukjizat dan ajaran awal Tuhan.
Melihat mukjizat-mukjizat ini dan mendengarkan ceramah-ceramah seperti Khotbah di Bukit tak pelak mempersiapkan Yohanes bagi momen ketika Yesus memanggilnya untuk menjadi salah satu dari Dua Belas-Nya.
Dari para saksi khusus ini, Petrus, Yakobus, dan Yohanes menjalin ikatan batin para murid terdekat yang hadir pada momen-momen penting dari pelayanan fana Yesus:
Pada saat membangkitkan anak perempuan Yairus, melihat langsung kuasa Tuhan atas kematian.
Di Gunung Perubahan Rupa, di mana mereka melihat Yesus menyatakan diri-Nya dalam kemuliaan-Nya dan mendengar suara Bapa bersaksi bahwa Yesus adalah Putra-Nya yang kepada-Nya Dia sangat berkenan.
Di Bukit Zaitun untuk nubuat terakhir-Nya mengenai zaman terakhir.
Di Taman Getsemani, di mana mereka berada di sekitar situ sewaktu Juruselamat memulai pekerjaan besar-Nya akan Pendamaian.
Dalam kemunculan Yohanes dalam kitab Kisah Para Rasul, dia digambarkan sebagai rekan yang kuat dan teguh bagi Petrus. Yohanes berada bersama Petrus ketika dia menyembuhkan orang yang timpang di bait suci, dan bersama-sama mereka dengan gagah berani berkhotbah di hadapan para pemimpin Yahudi di Yerusalem.
Bersama-sama, dua Rasul itu melakukan perjalanan ke Samaria untuk menganugerahkan karunia Roh Kudus kepada orang-orang Samaria yang telah diajar dan dibaptiskan oleh Filipus.13
Namun dalam tulisan-tulisan yang dikaitkan dengan Yohanes itulah dia paling baik dilihat sebagai saksi kuat akan keilahian Tuhan dan sahabatnya, Yesus Kristus. Kitab-kitab Perjanjian Baru ini menyajikan Yohanes sebagai guru dan teladan bagi kita dalam kemuridan kita.
Murid Terkasih
Yohanes tidak pernah disebutkan dalam Injil yang secara tradisional dikaitkan dengannya.
Injil Yohanes menyebutkan dua anak Zebedeus hanya sekali, di pasal terakhir, di mana mereka adalah dua dari tujuh murid yang bertemu dengan Tuhan yang telah bangkit di Sungai Galilea.
Akan tetapi, bahkan di sana, nama mereka tidak disebutkan. Alih-alih, tradisi, didukung oleh rujukan-rujukan dalam tulisan suci Pemulihan, telah mengidentifikasi Yohanes sebagai orang anonim “murid yang Yesus kasihi” yang hadir pada Perjamuan Malam Terakhir, Penyaliban, makam yang kosong, dan dalam penampakan terakhir Yesus di Danau Galilea.
Dalam Injil Yohanes, murid terkasih digambarkan sebagai sahabat dekat, pribadi Tuhan. Bersama Marta, Lazarus, dan Maria, Yohanes digambarkan secara jelas dalam Injil ini sebagai orang yang Yesus kasihi.
Posisinya di meja selama Perjamuan Malam Terakhir mencerminkan tidak saja kehormatan namun juga kekariban.
Selain persahabatannya dengan Juruselamat, petikan-petikan lain mengungkapkan dirinya sebagai saksi yang kuat akan peristiwa-peristiwa paling penting dari misi Yesus dia berdiri di bawah kayu salib untuk menyaksikan kematian Tuhan sebagai kurban bagi dosa, berlari ke makam setelah Kebangkitan untuk menegaskan bahwa makam telah kosong, dan melihat Juruselamat yang telah bangkit.
Dua kali Injil Yohanes menyebutkan bahwa itu didasarkan pada kesaksian dari murid terkasih dan menekankan bahwa kesaksiannya benar adanya,16 sesuatu yang diindikasikan oleh Joseph Smith dalam pemberian judul terhadap Injil sebagai “Kesaksian Yohanes.
Sementara para cendekiawan masih memperdebatkan identitas dari murid terkasih, jika dia adalah Rasul Yohanes, maka dia adalah sumber materi dalam Injil, jika bukan penulis aslinya.
Lalu mengapa dia tetap tidak disebutkan namanya, tidak pernah diidentifikasi langsung sebagai Rasul Yohanes? Jawabannya mungkin sebagian karena niatnya adalah agar pengalamannya sendiri menjadi simbol bagi orang-orang percaya dan murid di setiap zaman.
Dengan tetap sebagai anonim, dia dapat mengizinkan kita untuk memproyeksikan diri kita dalam pengalamannya, belajar bagaimana mengasihi dan dikasihi oleh Tuhan dan kemudian memperoleh kesaksian kita sendiri, di mana kita kemudian diminta untuk membagikannya kepada orang lain.
Masa tua Yohanes
Yohanes digoreng di dalam bak minyak mendidih di Roma, tetapi karena Tuhan masih ingin memakai Yohanes lebih lanjut, maka keajaiban terjadi sehingga walaupun ia telah di goreng hidup-hidup, ia masih bisa hidup terus. Tetapi akhirnya ia dibuang dan diasingkan ke pulau Patmos untuk kerja paksa di tambang batubara.
Pada saat ia berada di sana, ia mendapatkan wahyu dari Allah sehingga ia bisa menulis kitab Wahyu. Kemudian ia dibebaskan dan akhirnya kembali menjadi uskup di Edessa.
Ia adalah satu-satunya Rasul yang mencapai usia lanjut dan meninggal dengan tenang.
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:
Cerita Alkitab Lainnya Tribun Manado