Kapal Selam Nanggala Hilang Kontak
Kisah Mistis dan Keramat Laut Bali Utara, Lokasi Tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402
"Selat Bali merupakan teritorial Bali Utara yang diyakini merupakan tempat yang mistis atau angker.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Rakyat Indonesia berduka saat diumumkannya bahwa kapal selam KRI Nanggala 402 tenggelam.
Sehingga setiap orang yang ada didalamnya dinyatakan telah gugur.
Seperti diketahui, Kapal selam ini hilang kontak di laut Bali pada Rabu 21 April 2021 tepatnya di laut wilayah utara.
Kini, pencarian masih terus dilakukan dan bagian-bagian pesawat mulia ditemukan.
Berbicara laut dan samudera, khususnya di Bali ternyata memang mengandung banyak misteri.
Cerita rakyat dan mitos ihwal mistisnya laut Bali Utara pun masih melegenda hingga saat ini.
Dimana laut Bali Utara, dikenal juga sebagai batas pemisah Pulau Jawa dan Bali.
"Pada awalnya dalam cerita rakyat, disebutkan bahwa Pulau Jawa dengan Pulau Bali merupakan teritorial satu- kesatuan dan tidak terpisah seperti saat ini," kata Jero Mangku Ketut Maliarsa, kepada Tribun Bali, Senin 26 April 2021.
Dengan terpisahnya antara kedua pulau ini, maka diantara pemisahan itu disebut selat Bali.
"Selat Bali merupakan teritorial Bali Utara yang diyakini merupakan tempat yang mistis atau angker.
Bahasa kerennya bahwa daerah selat Bali itu keramat, karena merupakan tatanan daerah tempat suci yaitu adanya Pura Segara Rupek," sebutnya. Pura Segara Rupek berada tepat di ujung hidung Pulau Bali, yang merupakan daerah teritorial kabupaten Buleleng.
Menurut Babad Arya Bang Pinatih, Mpu Siddhi Mantra beryoga semadi memohon kemuliaan dan kerahayuan jagat kepada Bhatara Siwa dan Sang Hyang Baruna Geni.
"Beliau (Mpu Siddhi Mantra) dititahkan untuk menorehkan tongkat saktinya sebanyak tiga kali, dan terjadilah keajaiban yaitu air laut pasang yang mengakibatkan pulau Jawa dan pulau Bali menjadi terpisah seperti sekarang ini," jelas pemangku asli Bon Dalem ini.
Cerita mistisnya ini, kata dia, yang menjadikan daerah selat Bali ditakdirkan menjadi daerah perairan yang angker.
"Makanya secara spiritual, di daerah ini setiap tahun diadakan upacara dan upakara pakelem yang disebut dengan sarana banten dirgayusa bumi dan tawur gentuh pada hari suci Anggara(Selasa), Umanis, Wuku Uye," katanya.
