Kisah Mantan Paspampres
Kisah Mantan Paspampres Sempat Hilang Semangat Hidup Usai Kakinya Diamputasi, Kini Bangkit Kembali
Kisah yang menginspirasi dari seorang mantan paspampres. Sempat kehilangan semangat hidup setelah alami kecelakaan.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kisah yang menginspirasi dari seorang mantan paspampres.
Sempat kehilangan semangat hidup setelah alami kecelakaan.
yang membuatnya harus rela kehilangan kaki kanannya.
Baca juga: Kehidupan Awak Kapal Selam, Berbulan-bulan Dalam Laut dan di Ruangan Sempit, Tes Masuknya Tak Mudah
Baca juga: Penghormatan Susi Pudjiastuti Untuk 53 Awak KRI Nanggala 402, Ucap Terima Kasih Kepada Kolonel Harry
Baca juga: KISAH Anak-anak Yatim yang Baru Pertama Kali ke Mall, Momen Haru Pecah Saat Karyawan Mau Lakukan ini
Foto : Mantan anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) sekaligus atlet tenis paralimpik internasional Puji Sumartono saat berlatih untuk persiapan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) Papua 2021.(DOK. Puji Sumartono)
Puji Sumartono (44) mengalami momen paling memilukan di 2007.
Dia mengalami kecelakaan berat yang menyebabkan kaki kanannya harus diamputasi.
Mantan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dari Komando Daerah Militer (Kodam) II/Sriwijaya tersebut bercerita, kondisi yang dialaminya saat itu bahkan membuat dirinya mengalami tekanan mental yang kuat.
“Waktu dibawa ke ruang operasi, saya masih biasa saja. Tapi ketika selesai diamputasi, mental saya langsung down. Bahkan ketika dipindah ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, saya sudah tidak punya semangat hidup,” kenangnya.
Kecelakaan nahas yang menimpa Puji berawal pada September 2007 sekitar pukul 08.30 Waktu Indonesia Barat (WIB). Waktu itu, setelah selesai mengantar Wakil Presiden Jusuf Kalla ke kantor dinas, ia mengalami kecelakaan hebat.
Sepeda motor yang dikendarai Puji ditabrak bus dari belakang. Ia sempat terpental dan mendarat dengan kondisi kaki kanan yang langsung terlindas ban bus.
Meski tulang dan dagingnya remuk, ia mengaku masih dalam kondisi sadar sepenuhnya. Sontak, pihak kepolisian dan orang-orang di sekitar datang menolong.
“Saya langsung dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dengan posisi masih sadar. Sempat masuk ke kolong bus sebelum akhirnya kaki saya dilindas. Pada saat kejadian ada Pak Polisi yang sungguh baik menolong saya,” ujar dia.
Sadar bahwa tidak ada harapan untuk menyelamatkan kaki kanannya, Puji pun dipindah ke RSPAD Gatot Subroto untuk menjalani proses amputasi. Tepat saat dipindah itulah ia menemukan titik terendah dalam hidup.