Zaskia Adya Mecca
5 Fakta Pro Kontra Komentar Zaskia Adya Mecca soal Bangunkan Sahur Pakai Toa Masjid
Zaskia Adya Mecca menilai cara bangunkan sahur dengan banyolan adalah hal yang tidak lucu dan tidak etis.
Penulis: Yeshinta Sumampouw | Editor: Yeshinta Sumampouw
Keluarganya telah melewati ramadhan tahun 2020 di Kota Yogyakarta.
Namun, pada saat dirinya berada di Jogja, Hanung tak mendengar cara orang membangunkan sahur dengan berteriak di toa masjid.
Sehingga ia tidak melakukan protes pada saat itu.
"Tradisi ramadhan dengan bedug, keliling kampung, karena kemarin pas pandemi kami tinggal di Jogja kami juga menghadapi hal yang sama, dan kami tidak melakukan protes apapun," ungkap Hanung.
"Pada pagi itu kami begitu kaget karena pengucapan lafaz membangunkan sahur betul-betul di luar kebiasaan yang kami dengar," timpal Hanung.
Tanggapan Pakar
Menanggapi hal ini, DR Syamsul Bakri, Wakil Rektor IAIN Surakarta sekaligus Dosen Tasawuf IAIN Surakarta menyebut orang-orang yang mengkritik Zaskia Mecca adalah berlebihan.
Sebab, menurutnya, niat baik untuk membangunkan sahur seharusnya dilakukan dengan cara yang baik juga.
"Yang mengkritik Zaskia Mecca itu berlebihan, apalagi kalau alasannya tradisi. Semua yang membangunkan sahur niatnya baik, seperti ronda itu baik,"
"Tapi niat baik harus dilakukan dengan cara-cara yang baik juga," kata Syamsul saat mengutip Tribunnews, Jumat (23/3/2021).
Syamsul menuturkan, dalam beragama, perlu adanya sikap rasional dan bijak. Masyarakat harus bisa membedakan, mana hal-hal yang baik dan rasional untuk dilakukan dan mana yang tidak.
"Tidak bisa beragama itu dengan nafsu, masyarakat harus bisa membedakan mana inti dari ajaran agama dan mana yang sifatnya aksidental atau sebenarnya bukan sebuah keharusan,"
"Sehingga bisa dibedakan antara sahur, membangunkan sahur dan membangunkan sahur menggunakan toa masjid," ujar Syamsul.
"Masyarakat perlu bijak memahami hal-hal prinsip dalam agama dan hal-hal yang sebenarnya bukan prinsip tetapi menjadi tradisi keagamaan di masyarakat, itu dua hal yang sifatnya berbeda," ujar Syamsul.
Untuk itu, ia pun mengusulkan agar kedepannya pemerintah melalui Kementerian Agama, bisa membuat regulasi mengenai penggunaan toa masjid untuk fungsi dan kewajibannya.