Berita Populer
3 Populer: Kehidupan Awak Kapal Selam | Kepala BIN Ditembak di Papua | Sosok Letda Rhesa Sigar
Soal makanan dalam kapal selam, tentu makanan yang disiapkan adalah dari berbagai jenis makanan yang tidak mudah rusak.
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Berikut tiga berita nasional populer di laman ini, Senin (26/4/2021).
1. Kehidupan Awak Kapal Selam, Berbulan-bulan Dalam Laut dan di Ruangan Sempit, Tes Masuknya Tak Mudah
2. Pengakuan Polisi Soal Penembakan Jenderal TNI Gusti Danny Nugraha oleh KKB Papua, "Tak Ada Suara
3. Sosok Letda Rhesa Sigar, Gugur di KRI Nanggala, Sang Ayah TNI Jatuh dari Helikopter, Kerabat Prabowo
Berikut beritanya lebih lengkap:
1. Kehidupan Awak Kapal Selam, Berbulan-bulan Dalam Laut dan di Ruangan Sempit

Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 dan dipastikan semua awaknya yang berjumlah lebih 50 orang meninggal menjadi kabar duka mendalam bagi bangsa Indonesia.
Musibah ini mendorong banyak orang penasaran bagaimana kehidupan awak kapal selam?
Dilansir dari businessinsider.com pada Minggu (25/4/2021), waktu para pelaut berada di kapal selam berbeda-beda. Tergantung kondisi masing-masing kapal.
Di Amerika Serikat (AS), mereka memiliki 72 kapal selam di armadanya, termasuk kapal selam serang dan kapal selam rudal balistik.
Biasanya pelaut di tempatkan ditempatkan selama 90 hari di mesin perang ini.
Untuk pelaut Indonesia, mungkin kurang dari 90 hari.
Menurut seorang pelaut, kurangnya cahaya alami membuat waktu menjadi sulit di dalam kapal selam.
Lagi pula tidak semua kapal selam dilengkapi dengan tempat tidur yang cukup.
Terkadang, ranjang susun ditempatkan di ruang torpedo.
Soal makanan, tentu makanan yang disiapkan adalah dari berbagai jenis makanan yang tidak mudah rusak.
Yang jelas menjadi awak kapal selam itu bukan pekerjaan mudah.
Mereka bahkan memainkan perang penting dalam kekuatan Angkatan Laut setiap negara dan sulit dihindari.
Sangat sulit bagi prajurit TNI AL bisa menjadi anggotanya, atau yang disebut "hiu" julukan bagi anggota korps.
Mental mereka harus benar-benar kuat.
Pasalnya, mereka harus berada di dalam kapal selam berhari-hari, atau berada di dalam ruang tertutup berukuran kecil.
Tekanan juga ditambah dengan tugas harus berhasil diiringi risiko tinggi yang menyertainya.
Itulah sebanya Korps Hiu Kencana termasuk pasukan khusus, dan para prajurit TNI AL baru bisa mendaftar di korps ini setelah dua tahun berdinas di TNI AL.
Setelah mereka mendaftar, mereka akan dihadapkan dengan tes masuk Korps Hiu Kencana.
Mereka harus kuat hidup di dalam air, dan sabar menghadapi kejenuhan serta ruang tertutup.
Selain itu kru kapal selam harus tenang menghadapi tekanan.
Serta tidak lupa, hubungan sosial juga harus dijaga karena berinteraksi dengan orang yang sama dalam waktu lama di ruang sempit.
Maka ucapan KSAL Laksamana Yudo Margono yang menyatakan TNI AL telah kehilangan perwira-perwira terbaik bangsa yang punya potensi besar di masa depan sangat beralasan.
Sebab untuk menjadi awak kapal selam dibutuhkan kualifikasi yang benar-benar baik.
Alasannya, kehidupan di dalam kapal selam sama sekali jauh dari kata normal.
Di mana para pelaut harus memiliki pengetahuan teknis yang tepat serta tekad untuk menghabiskan waktu berbulan-bulan di bawah air.
Agar memenuhi syarat untuk menjadi awak kapal selam, pelamar harus lulus serangkaian tes yang melelahkan, evaluasi psikologis, dan kursus intensif.
Tentu saja, bahkan setelah memenuhi syarat, melayani di atas kapal selam bukanlah seperti berjalan-jalan di taman.
Setelah kapal benar-benar tenggelam, maka kehidupan berlangsung dalam jadwal 18 jam.
Jadwal ini dibagi menjadi tiga segmen enam jam untuk tidur, berjaga-jaga, dan menghabiskan waktu luang.
2. Pengakuan Polisi Soal Penembakan Kepala BIN Papua Gusti Danny Nugraha

Kepala BIN Daerah Papua Brigjen TNI Gusti Danny Nugraha tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua pada Minggu (25/4/2021) sore.
Kapolsek Beoga Ipda Ali Akbar menyebut, lokasi kejadian berada cukup jauh dari Polsek dan Koramil Beoga.
"Lokasi kejadian di Kampung Dambet, tiga kilometer dari Polsek dan Koramil," ujar Ali, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu malam.
Tepatnya di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.
Ali Akbar mengaku belum mengetahui persis kronologi kejadian, namun ia memastikan tidak ada suara tembakan yang terdengar dari Polsek Beoga.
"Tidak ada suara tembakan yang kami dengar, waktu kami mau oleh TKP kasus pembakaran sekolah dan rumah kepala suku, kami sempat dengar suara tembakan," kata dia.
Di Kampung Dambet sebelumnya sempat terjadi pembakaran fasilitas sekolah, rumah kepala suku dan dua rumah dinas guru yang dilakukan oleh KKB.
Mengenai keberadaan KKB, ia meyakini mereka masih berada di Beoga.
Menurut dia, usai melakukan pembakaran di Kampung Dambet pada 17 April 2021, sangat mungkin KKB hanya berpindah kampung.
"Kemungkinan mereka ada di Kampung Tinggelbet, itu di sebelahnya Kampung Dambet," kata dia.
Mengenai evakuasi jenazah Kabinda Papua, Brigjen TNI Gusti Putu Danny Nugraha, Ali Akbar menyebut hal tersebut akan dilakukan pada Senin (26/4/2021) pagi.
"Rencananya evakuasi besok pagi, sekarang jenazah ada di Puskesmas Beoga," kata dia.
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen Ignatius Yogo Triyono berencana besok akan berangkat ke Mimika untuk memonitor evakuasi jenazah Kepala BIN Daerah (Kabinda) Papua.
Dia menambahkan, kejadian penembakan itu belum diketahui secara detail.
Hingga berita ini diturunkan jenazah belum bisa dievakuasi dari Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.
Brigjen TNI Danny Nugraha belum satu tahun bertugas di Papua.
Berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/503/VI/2020 tanggal 18 Juni 2020 lalu, Danny ditunjuk sebagai Kabinda Papua menggantikan Brigjen TNI Abdul Haris Napoleon.
Sebelum bertugas di Papua, Danny merupakan Pamen Denma Markas Besar TNI AD (Mabesad) dengan pangkat kolonel.
Pengangkatannya sebagai Kabinda Papua otomatis menaikkan pangkatnya menjadi Brigjend (bintang satu).
Sejumlah jabatan yang pernah disandangnya ketika di TNI AD antara lain Asintel Kodam Jaya.
Selain itu pernah menjabat Kapok Sahli Pangdam Jaya.
3. Sosok Letda Rhesa Sigar, Gugur di KRI Nanggala, Ayah Jatuh dari Heli, Kerabat Prabowo Subianto

Inilah sosok Letda Laut (T) Rhesa Tri Utomo Sigar satu di antara 53 awak KRI Nanggala-402 yang gugur.
Ternyata Rhesa Sigar mengikuti jejak ayahnya gugur dalam tugas sebagai Prajurit TNI dan masih punya hubungan darah dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto
Sebanyak 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402 milik TNI AL dipastikan telah gugur pada Minggu (25/4/2021).
Dikutip dari berbagai sumber, Rhesa Sigar ini masih kerabat dekat dengan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dari trah Sigar Minahasa , Sulawesi Utara
Sosok ayah Rhesa Sigar adalah Letkol (Inf) Simson Godfried Sigar juga gugur di dalam misi di Timor Timur
Ayah Rhesa Tri Utomo Sigar gugur di Timor Timur pada 4 Juni 1998 dalam tugas negara.
Letkol Simson yang menjabat sebagai Kepala Seksi Operasi Korem 164/Wira Dharma Dili gugur dalam peristiwa helikopter jatuh.
Ayah Rhesa Sigar itu gugur bersama 11 TNI lainnya.
Termasuk Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Yudomo Sastrosoehardjo dan Danrem 164.Wira Dharma Kolonel (Inf) Salamat Sidabutar.
Hubungan keluarga Letda Laut (T) Rhesa Tri Utomo Sigar dengan Prabowo Subianto adalah sebagai keponakan Prabowo Subianto dari garis ibunya.
Kakek Rhesa Sigar merupakan sepupu ibu Prabowo Subianto, Dora Sigar yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. (*)