Ramadhan 2021
Keutamaan Malam Nuzulul Quran, Lalu Apa Beda dengan Malam Lailatul Qadar?
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut perbedaan malam Nuzulul Quran dengan malam Lailatul Qadar.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Umat muslim di dunia saat ini tengah menjalankan ibadah puasa Ramadhan 2021.
Ramadhan tahun ini masih sama nuansanya dengan tahun lalu yakni di masa pandemi.
Pada bulan ini, terdapat dua kejadian yang sangat istimewa dan tidak ada pada bulan lainnya.
Kejadian istimewa pada bulan ramadhan adalah peristiwa turunnya Al-Quran.
Peristiwa turunnya Alquran ini seringkali disebut oleh umat islam sebagai malam Nuzulul Quran dan malam Lailatul Qadar.
Namun kedua peristiwa tersebut sebenarnya memiliki makna yang berbeda.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut perbedaan malam Nuzulul Quran dengan malam Lailatul Qadar.
Beberapa pakar tafsir menjelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan dua kali proses. Pertama, diturunkan secara keseluruhan dan yang kedua diturunkan secara bertahap.
Proses pertamanya adalah Al-Qur'an diturunkan oleh Allah SWT dari Lauhul Mahfuz ke Baitul 'Izzah di langit dunia.
Setelah itu, baru Allah menurunkan Al-Qur'an dari langit dunia kepada Rasulullah secara berangsur dan bertahap.
Peristiwa diturunkannya Al-Qur'an dari Lauhul Mahfuz ke Baitul 'Izzah inilah yang disebut sebagai malam Lailatul Qadar.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al Qadr:
1. اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Artinya : "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar."
2. وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ
Artinya : "Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?"
3. لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
Artinya : "Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan."
4. تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ
Artinya : "Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan."

5. سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Artinya : "Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar."
Pada peristiwa Lailatul Qadar ini Allah menurunkan Al-Qur'an secara utuh pada satu waktu.
Proses turunnya Al-Qur’an secara total ini terjadi tepatnya malam 24 Ramadhan.
Pendapat ini sebagaimana ditegaskan dalam riwayat Ibnu Abbas dan Watsilah bin al-Asqa’. Imamul Mufassirin (pemimpin para pakar tafsir), Syekh Abu Ja’far Muhammad bin Jarir al-Thabari menyampaikan riwayat tersebut dalam kitab tafsirnya sebagai berikut:
كَمَا حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ قَالَ ثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ حَسَّانَ بْنِ أَبِي الْأَشْرَسِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ أُنْزِلَ الْقُرْآنُ جُمْلَةً مِنَ الذِّكْرِ فِي لَيْلَةِ أَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ مِنْ رَمَضَانَ، فَجُعِلَ فِي بَيْتِ الْعِزَّةِ
Artinya : “Sebagaimana bercerita kepadaku Abu Kuraib, beliau berkata, bercerita kepadaku Abu Bakr bin ‘Ayyasy dari al-A’masy dari Hassan bin Abi al-Asyras dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas beliau berkata; Al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan pada malam 24 dari bulan Ramadhan, kemudian diletakan di Baitul Izzah.”
Kemudian, setelah turun ke Baitul 'Izzah, Allah SWT menunkan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap di Gua Hira, inilah yang disebut malam Nuzulul Quran.
Turunnya wahyu Al-Qur'an yang pertama kepada Nabi Muhammad ini terjadi saat Rasullah berada di Gua Hira.
Malaikat Jibril membawa wahyu pertama kali yakni Al Qur'an surat Al Alaq ayat 1-5.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al Alaq: 1-5).
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ، قَالَ: ثنا عَبْدُ اللهِ بْنُ رَجَاءٍ، قَالَ: ثنا عِمْرَانُ الْقَطَّانُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ ابْنِ أَبِي الْمَلِيحِ، عَنْ وَاثِلَةَ، " عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: نَزَلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الْإِنْجِيلُ لِثَلَاثَ عَشْرَةَ خَلَتْ، وَأُنْزِلَ الْقُرْآنُ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya : “Bercerita kepadaku Ahmad bin Manshur, ia berkata, bercerita kepadaku Abdullah bin Raja’, ia berkata, bercerita kepadaku Imran al-Qatthan dari Qatadah dari Ibnu Abil Malih dari Watsilah dari Nabi, beliau bersabda; lembaran-lembaran Nabi Ibrahim turun pada awal bulan Ramadhan, Taurat diturunkan pada 6 Ramadhan, Injil diturunkan pada 13 Ramadhan, Al-Qur’an diturunkan pada 24 Ramadhan.” (Syekh Abu Ja’far Muhammad bin Jarir al-Thabari, Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wili Ayil Quran/ Tafsir al-Thabari, juz 3, hal. 188).
Adapun masyarakat Indonesia hanya terbiasa merayakan malam Nuzulul Quran dengan malam 17 Ramadan.
(MG - Desi Tri Astuti)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Simak Keutamaan Malam Nuzulul Quran, https://jogja.tribunnews.com/2021/04/23/simak-keutamaan-malam-nuzulul-quran?page=all